Bab:4

Romance Series 1856

Cinta itu simpel, hanya ada aku dan kamu. Tapi cinta ini jadi rumit karena ada aku, kamu dan suamimu.

.

.

.

.

.

.

Annyeong...

Chapter 3 datang...

Terimakasih buat yang udah baca, terutama yang udah review...

Selamat membaca n review, ne^_^

.

.

.

Previous

"Sehun perkenalkan dia suamiku" Luhan memperkenalkan namja itu.

"N-NE?"

.

.

.

"SUAMI?"

.

.

.

AUTHOR POV

"N-NE?" mata Sehun membulat.

"Annyeong Sehun-ssi. Aku Wu Yifan, suami Luhan. Ah, tapi kamu bisa memanggilku Kris" namja itu, suami Luhan mengajukan tangannya pada Sehun.

Sehun masih belum pulih dari keterkejutannya. Bila orang biasa pasti sudah pingsan di tempat, tapi dia adalah Oh Sehun sang Ice Prince, sehingga dengan kontrol diri yang luar biasa dia membalas uluran tangan itu meski sebenarnya dia belum pulih dari keterkejutannya barusan.

"Ne, annyeong Kris-ssi. Oh Sehun imnida" kata Sehun tenang.

"Ah, aku senang karena kalian sudah saling kenal" kata Luhan.

"Kris, bisakah kita mengajak Sehun makan malam bersama?" tanya Luhan setelah melirik jam dinding.

"Ah, benar juga sudah jam segini. Baiklah kita akan makan malam bersama di sini. Tapi akan lebih baik kalau kamu mandi dulu, Lu" tutur Kris.

"Arraseo. Tunggu sebentar, ne" Luhan meninggalkan Sehun dan Kris berdua.

"Silahkan duduk Sehun-ssi" Kris mempersilahkan Sehun untuk duduk.

"Ne" Sehun mendudukkan pantatnya di sofa yang ada di hadapan Kris.

"Bagaimana jalan-jalannya tadi?" tanya Kris.

"Ah, menyenangkan" jawab Sehun singkat.

"Begitu" kata Kris.

Hening.

"Awal tinggal di sini Luhan merasa bosan karena tidak punya kegiatan. Karena itu dia minta izin untuk mengajar di TK untuk mengalihkan kebosanannya. Kebetulan dia juga sangat menyukai anak-anak. Lalu beberapa minggu terakhir dia bercerita tentang anak SMA yang sering berkunjung ke TK dan itu ternyata kamu" tutur Kris.

"Dia ternyata sering bercerita tentangku" kata Sehun.

"Begitulah. Saat aku di London dia meneleponku dan bilang akan pergi jalan-jalan denganmu" kata Kris.

"Kenapa anda mengizinkannya?" tanya Sehun.

"Wae? Tentu saja karena kamu temannya. Luhan sangat suka kalau mendapat teman baru karena dia hanya mempunyai sedikit teman.

"Teman? Andai anda tahu kalau aku menginginkan lebih?" batin Sehun.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Sehun lagi.

"Ya itu karena sejak menikah denganku dia juga ikut berpindah-pindah tempat tinggal karena pekerjaanku. Kebetulan dia tidak mudah beradaptasi dengan tempat baru makanya dia hanya tinggal di rumah saja. Aku juga terlalu sibuk dengan pekerjaanku sehingga tidak punya banyak waktu untuk menemaninya pergi keluar" jelas Kris.

"Aku sudah selesai" terdengar suara Luhan.

"Oke, kajja kita makan" ajak Kris.

Mereka berjalan menuju ruang makan. Mata Sehun sempat melirik sebuah bingkai foto besar pada dinding yang ternyata adalah foto pernikahan Luhan dan Kris.

"PYARRR" mungkin begitulah suara pecahan hati seorang Oh Sehun.

"Aigoo...ternyata menu malam ini adalah makanan kesukaanku" pekik Luhan girang.

"Ne. Mari silahkan Sehun" kata Kris.

Acara makan malam itu berlangsung lancar dan tenang. Sesekali Kris menyuapi Luhan yang tanpa diketahui ternyata hal itu membuat mata seorang Oh Sehun gatal melihatnya.

"Gamsahamnida atas makan malamnya" kata Sehun pada Luhan dan Kris.

"Seharusnya aku yang berterimakasih padamu karena telah mengajak Luhan jalan-jalan" balas Kris.

"Baiklah kalau begitu saya pamit. Lu, pulang dulu, ne" kata Sehun sebelum berjalan menuju mobilnya.

"Ne, hati-hati Sehunnie" balas Luhan.

Audi putih itu pun melaju meninggalkan kediaman Luhan dan Kris.

"Gomawo Kris" kata Luhan.

"Untuk apa?" tanya Kris.

"Karena mau mengajak Sehun makan malam" jawab Luhan.

"Kamu tidak perlu berterimakasih untuk itu baby" balas Kris.

"Terimakasih juga untuk boneka rusanya" kata Luhan.

"Kamu sudah melihatnya?" tanya Kris. Luhan hanya mengangguk.

"Apa kamu suka?" tanya Kris lagi.

"Sangat suka" jawab Luhan. Kris membawa sang istri dalam pelukannya.

"Gomawo" kata Luhan.

"Apapun untukmu baby" bisik Kris. Dia semakin mempererat pelukannya. Dalam pelukan hangat Kris terpancar tatapan sepasang mata rusa yang tak terbaca maknanya.

.

SEHUN POV

"HAH!" teriakku.

Rasanya ada beton yang menimpaku hari ini. Membuatku tersungkur ke tanah dan sulit bangkit. Menyisakan rasa nyeri yang hebat di sekujur tubuhku. Membuatku ingin menangis saking sakitnya.

"Luhan" gumamku.

Aku sungguh tak menyangka kalau dia sudah menikah. Rasanya seperti tersambar petir di siang bolong saat dia memperkenalkan suaminya tadi. Mungkin aku sudah pingsan di tempat kalau saja aku tidak bisa mengontrol diri tadi.

Apa sesakit ini rasanya patah hati itu? Aku baru saja merasakan jatuh cinta, tapi sekarang malah jadi begini. Apa Luhan memang begitu baik makanya mau ku ajak jalan? Atau dia begitu kesepian sehingga mau menerima ajakanku? Apa sebenarnya dia juga suka aku? Apa suaminya tidak bisa membahagiakannya? Kelihatannya bukan begitu. Suaminya terlihat baik. Sebenarnya kamu itu seperti apa, Lu? Begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku hingga membuat fokusku pada jalan pecah.

"Untung tadi aku tidak jadi menciumnya. Kalau itu terjadi bisa hancur imageku di matanya" monologku.

Terbersit satu pertanyaan di kepalaku. Terus atau berhenti?

.

AUTHOR POV

SM International High School

Seorang namja tampan berwajah datar tampak sedang menatap langit yang cerah siang ini. Meski begitu sebenarnya pikiran namja itu melayang entah kemana.

"YAK! OH SEHUN! KAU MENDENGARKU TIDAK?" teriak seorang namja tan yang menyadarkan namja tadi dari lamunannya.

"Bisakah kau tidak membuat telingaku berdengung karena suara mengerikanmu itu Kkamjong?" protes Sehun.

"Aku berteriak karena kau tak mempedulikanku pabbo" bela Kkamjong aka Jong In.

"Hah...ada apa?" Sehun mengalah.

"Bagaimana kencannya kemarin?" tanya Jong In sambil menaik turunkan alisnya.

"Biasa saja" jawab Sehun datar. Dia kembali memandangi langit.

"Kenapa reaksimu begitu? Seharusnya kau bersemangat dengan pertanyaanku ini" kata Jong In.

"Aku bukan kau Jong In. Sudah, tidak perlu dibahas" kata Sehun malas.

"OMO! Jangan-jangan kau kemarin menyatakan cinta pada Luhan dan dia menolakmu, ne?" tanya Jong In heboh dengan pemikirannya barusan.

"Pletak"

"Appo!"

"Singkirkan pikiran gilamu itu Kkamjong" kata Sehun datar.

"Seharusnya kau terlihat ceria karena kemarin kencan dengan bidadarimu itu. Tapi yang ku lihat hari ini malah begini. Katakan apa yang terjadi kemarin?" tanya Jong In penasaran.

"Jong In! Kim songsaenim sudah menunggumu di ruang dance" teriak seorang namja dari luar kelas.

"Aigoo...aku lupa kalau ada latihan dance" Jong In menepuk jidatnya sendiri.

"Kau berhutang cerita maknae. Setelah latihan aku akan menagihnya" kata Jong In sebelum berlalu.

"Dasar semaunya sendiri" kata Sehun. Tatapannya kembali sendu kala dia kembali teringat pada Luhan.

.

Other Side

"Luhannie~ kenapa kamu melamun saja?" tanya seorang yeoja berpipi chubby.

"Ah, ani" kata Luhan.

"Apa hari ini Sehun akan kesini?" tanya yeoja itu.

"Molla. Dia bilang akan ke sini" jawab Luhan lirih.

"Kamu kenapa, Lu?" tanya yeoja itu karena merasa aneh dengan tingkah Luhan yang tidak bersemangat hari ini.

"Aku tidak apa-apa" jawab Luhan.

"Tapi kamu terlihat tidak bersemangat" ujar yeoja itu.

"Aku hanya sedikit lelah. Percayalah aku baik-baik saja" kata Luhan dengan senyum malaikatnya.

"Aku tahu nanti kalau Sehun datang kamu akan kembali bersemangat. Tempo hari kamu bilang minggu ini dia tidak ada pelajarankan?" tanya yeoja itu.

"Ne. Minggu ini dia mempersiapkan diri untuk festival musim panas" jawab Luhan.

.

SM International High School

YAK! Berhenti menggodaku Jonginnie~" terdengar suara seorang yeoja dari dalam ruang ganti dance paractice room yang membuat semua orang diluar ruang ganti itu seketika menghentikan kegiatan mereka masing-masing. Mereka mengalihkan perhatian mereka pada pintu kayu ruang ganti yang tertutup rapat itu.

"Ada apa di dalam? Bukankah itu suara Kyungsoo?" tanya seorang yeoja imut bernama Byun Baekhyun sedikit penasaran. Begitu pun semua orang di sekelilingnya.

"Aku merasa sangat gerah disini Jonginnie~" suara lembut yeoja itu kembali terdengar.

"Jonginnie? Kim Jong In maksudnya?" tanya seorang namja bertelinga lebar bername tag Park Chanyeol.

"Apa yang mereka lakukan?" namja bername tag Rhim Teawan bertanya dengan dahi berkerut.

"Molla" jawab Chanyeol. Mereka kembali memfokuskan perhatian mereka pada pintu kayu yang tertutup rapat itu.

"Kau yang memulai semuanya, Kyungie chagi" kali ini suara Jong In yang terdengar.

"Mian. Tolong bantu aku untuk memasukkannya" terdengar suara Kyungsoo.

"Mendekatlah chagi. Biarkan namjamu ini beraksi" serempak semua orang yang ada di luar ruang ganti itu mengangga mendengar suara Jong In barusan. Mereka mendekat ke pintu ruang ganti.

"Beraksi?" tanya mereka bersamaan.

"Tanganmu jangan menghalangi begitu chagi. Bagaimana aku bisa memasukkannya dengan benar?" masih suara Jong In yang terdengar.

"Akh! Appo! Pelan-pelan Jonginnie" Kyungsoo berteriak kesakitan.

"Kamu terlalu banyak bergerak. Diam dan tenang saja chagi. Aku tidak bisa melihat lubangmu. Kenapa sempit begini?" terdengar suara Jong In yang mengerang frustasi.

"Coba pelan-pelan. Memang lubangku sempit Jonginnie" percakapan Kyungsoo dan Jong In di dalam ruang ganti itu membuat orang-orang di luar ruangan berimajinasi liar.

"Aku tidak tega chagi. Kamu terlihat kesakitan begini" suara Jong In kembali terdengar.

"Tidak apa-apa Jonginnie. Tinggal sedikit lagi. Paksa saja, sudah terlanjur masuk, aku juga sudah merasakan sakitnya" Kyungsoo terdengar menahan sakit.

"Benar tidak apa-apa? Kalau sampai berdarah bagaimana?" Jong In terdengar sedikit ragu.

"Tidak apa-apa. Aku sudah ingin keluar. Di sini sangat gerah" balas Kyungsoo.

"Baiklah, tahan sebentar lagi, ne. Ini akan sedikit sakit" kata Jong In.

"Ne" balas Kyungsoo.

"Akh! Appo~" terdengar pekikan tertahan Kyungsoo. Membuat semua orang di luar semakin tegang.

"Mianhae, apa sakit sekali?" nada khawatir terdengar dari suara Jong In.

"Ne, tapi tidak apa-apa. Sakitnya akan hilang nanti" terdengar suara Kyungsoo lagi.

"Apa kamu mau keluar sekarang?" tanya Jong In.

"Ne. Kamu bagaimana?" tanya Kyungsoo balik.

"Kita keluar sama-sama. Tunggu Sehun dulu, ne" suara Jong In barusan membuat mereka yang di luar semakin mengangga.

"Se-Sehun?" tanya Chanyeol terbata.

"Me-mereka tidak mungkin melakukan itu dengan tiga pemainkan?" tanya namja bername tag Ji Eun Sung.

"Ti-tidak mungkin" Rhim Taewan juga terbata.

"Bagaimana ini Chan?" Baekhyun tidak bisa membayangkan apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya di dalam sana.

.

SEHUN POV

Dasar si Kkamjong. Bagaimana bisa dia tidak membawa baju ganti kalau ada latihan dance. Dengan seenak jidat dia meminjam bajuku plus meminta untuk mengantarkannya. Kalau saja dia bukan sahabatku pasti aku tak akan sudi melakukannya. Kulangkahkan kakiku masuk ruang dance.

"Se-Sehun?"

"Me-mereka tidak mungkin melakukan itu dengan tiga pemainkan?"

"Ti-tidak mungkin"

"Bagaimana ini Chan?"

Kenapa mereka berkumpul di depan pintu ruang ganti begitu? Apa yang mereka bicarakan? Kenapa Kkamjong tidak terlihat?

.

AUTHOR POV

"Chogiyo" terdengar suara Sehun. Semua orang langsung menoleh ke arahnya.

"Jong In ada?" tanya Sehun.

"Kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu ada di dalam?" Rhim Taewan menunjuk pintu ruang ganti. Sehun tak mengerti maksud Taewan.

"Kamu sudah datang Sehun" terlihat kepala Jong In muncul dari pintu ruang ganti. Sebagian tubuhnya tertutupi daun pintu.

"Ne" Sehun menyerahkan baju yang dibawanya pada Jong In.

"Aku tahu kalau kau adalah sahabat Jong In. Tapi tak ku sangka kalau kau juga membantunya melakukan hal mesum di sekolah" kata Eun Sung tak percaya.

"Maksudmu?" Sehun semakin tak paham dengan situasi yang ada.

"Cklek"

Pintu ruang ganti itu terbuka dan menampakkan dua anak manusia dari dalamnya.

"Kenapa kalian masih berkumpul di depan pintu begini?" tanya Jong In.

Baekhyun langsung mengecek tubuh Kyungsoo, kalau-kalau ada yang lecet.

"Jong In, jelaskan apa yang sudah kau lakukan pada Kyungsoo di dalam" titah Baekhyun.

"Apa yang aku lakukan pada Kyungsoo?" Jong In tak paham.

"Kalian harus menjelaskan hal mesum yang baru saja kalian lakukan. Ini masih di sekolah. Sebaiknya kalau memang tidak tahan kalian pulang saja dulu" tutur Chanyeol.

"Mesum?" Jong In semakin bingung.

"Apa yang kau lakukan di dalam sana Kkamjong?" tanya Sehun. Dia tahu cara bertanya yang tidak akan membingungkan Jong In.

"Aku berniat melepas seragamku yang terkena tumpahan jus sekalian menunggu baju yang kau antar barusan" jawab Jong In.

"Lalu kenapa ada Kyungsoo?" tanya Baekhyun.

"Kyungie membantu membereskan seragamku" jawab Jong In.

"Tapi kenapa Kyungsoo menjerit kesakitan begitu? Apa yang kau lakukan padanya?" tanya Baekhyun lagi.

"Tadi anting Kyungie nyangkut di gorden dan terlepas. Aku membatunya untuk memasangkannya lagi. Tapi lubang telinganya sangat kecil jadi agak sulit masuknya" terang Jong In.

"Jadi jeritan tadi bukan karena kalian melakukan this and that, ne?" tanya Taewan memastikan.

"Mwo? Jangan-jangan kalian berpikir kami melakukan 'itu'?" tanya Jong In. Mereka kecuali Sehun mengangguk bersamaan.

"Aigoo...mana mungkin kami melakukan itu. Nikah saja belum" kata Jong In.

Akhirnya kesalah pahaman itu terselesaikan dengan baik.

.

Other Side

"Ternyata kamu tidak datang" gumam seorang yeoja dengan tatapan sendu.

.

AUTHOR POV

"Kau masih punya hutang cerita padaku maknae" kata Jong In sambil berjalan untuk membuka jendela kamar Sehun.

"Apa yang ingin kau tahu?" tanya Sehun sambil menatap gelapnya langit malam diikuti Jong In.

"Apa yang terjadi kemarin?" tanya Jong In.

"Kau tahu Kkamjong? Luhan itu, dia..." Sehun berhenti sejenak.

"Luhan kenapa?" tanya Jong In.

"Dia sudah ada yang punya" kata Sehun lirih tapi masih bisa didengar Jong In.

"Oh, dia sudah ada yang punya toh" kata Jong In.

"Dia sudah menikah" lanjut Sehun.

"Ah, sudah menikah ternyata" kata Jong In.

Hening

"MWO?"

Kelihatannya Jong In baru saja bisa menangkap ucapan Sehun dengan benar.

TBC

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience