AUTHOR POV
Pagi ini tak jauh beda dari hari-hari sebelumnya. Matahari bersinar, burung-burung berkicau dan angin masih setia berhembus menyapa tiap insan pagi ini. Salah satu dari jutaan orang yang menikmati suasana pagi ini adalah seorang namja tampan yang dijuluki Ice Prince, Oh Sehun.
Namja berwajah sedingin es itu menyusuri jalan ke tempat ia menuntut ilmu, SM Internasional High School.
Wajah Sehun memang terlihat dingin dan tenang, tapi percayalah saat ini hatinya sedang berbunga-bunga. Kenapa bisa begitu? Ya tentu saja karena tadi ia telah bertemu, atau lebih tepatnya melihat bidadarinya, yeoja yang telah mencuri hatinya. Meski demikian ia juga tak bisa memungkiri kalau saat ini hatinya sedikit gundah gulana karena,
"SEHUNNN OPPAAAA!"
"SEHUNAAAAAA!"
"PAGI OPPAAAA! SARANGHAE!"
"SEHUNNNN AKU HAMIL ANAKMUUUU!"
"SEHUNNNN MENIKAHLAH DENGANKU!"
"SEHUNNNN AYO KENCAN!"
"OPPAAAAAAA KAU TAMPAN SEKALI!"
"CIUM AKU SEHUNNNNN!"
Ya begitulah yang membuat dia gundah. Teriakan dan jeritan histeris yang membahana mewarnai pagi Sehun hari ini saat ia baru melangkahkan kakinya di SM Internasional High School.
Sebenarnya ia sudah berusaha menghindari kehebohan fansnya itu dengan beragkat lebih awal. Tapi karena profesi barunya sebagai stalker, ia jadi kesiangan. STALKER?! Yupz, Oh Sehun sang Ice Prince beralih profesi menjadi stalker.
FLASHBACK
Seminggu sebelumnya.
"Appa, bagaimana mungkin kau tak mengizinkanku naik mobil ke sekolah?!" Teriak frustasi seorang namja pada sang appa.
"Tenanglah chagi. Ini sudah menjadi keputusan appamu" seorang yeoja mencoba menenangkan namja tadi dengan mengelus punggungnya.
"Seandainya kamu tidak ikut balapan liar, appa pasti mengizinkanmu naik mobil kesayanganmu itu, Sehun" ucap namja yang dipanggil Sehun appa.
"Tapi aku hanya ikut balapan itu sekali appa" Sehun mencoba membela diri.
"Tetap saja kamu ikutkan" jawab appa Sehun.
"Itu tidak adil. Aku hanya ikut sekali dan tidak lebih dari 24 jam. Tapi appa melarangku naik mobil selama sebulan" jawab Sehun tidak mau kalah.
"Itu adil Oh Sehun. Kamu ikut balapan satu kali dan appa melarangmu naik mobil satu bulan" ujar appa Sehun dengan penuh penekanan pada kata 'satu'.
"Apa appa tidak kasihan padaku. Para penggemarku itu bisa sangat mengerikan. Aku naik mobil saja mereka bisa membuatku jadi tak berbentuk, apa lagi kalau aku jalan kaki" ucap Sehun memelas.
"Itu sudah jadi resikomu Sehun" jawab sang appa final.
Dan begitulah awal dari penderitaan Sehun. Hidup tanpa mobil kesayangannya. Dalam hati Sehun terus merutuki kebodohannya karena menuruti keinginan sahabatnya untuk ikut balapan.
"Lihat saja besok Kim Jong In. Aku tak akan membiarkanmu hidup tenang. Akan ku adukan semua hal memalukan yang pernah kau lakukan pada Kyungsoo noona" batin Sehun.
.
Atas keputusan sang appa, dengan berat hati Sehun berangkat sekolah jalan kaki. Biasanya ia berangkat jam 6 untuk menghindari fansnya. Tapi kini ia harus berangkat jam setengah enam.
"Menyebalkan!" gerutu Sehun sambil menendang kerikil kecil yang menghalangi langkahnya.
Wajahnya ditekuk, seolah ada gumpalan awan hitam dan petir di atas kepalanya.
Tapi tiba-tiba ia berhenti melangkah. Pandangannya terfokus pada objek yang jaraknya 100 meter dari tempatnya berdiri. Objek itu mendekat ke arahnya. Sayangnya objek itu berbelok ke sebuah Taman Kanak-kanak.
"DEG...DEG...DEG" kira-kira begitulah suara detak jantung Sehun kala melihat objek tadi.
"Aigoo. Itu tadi apa? Apa tadi itu bidadari? Neomu yeppeo!" batin Sehun.
"Jantungku berdetak seperti ini, wae? Seperti genderang mau perang saja?" ujarnya sambil memegangi dada kirinya yang serasa mau copot.
Sesampainya di sekolah, Sehun jadi seperti orang linglung. Saat diajak bicara ia memang memandang lawan bicaranya, tapi pikirannya melayang entah kemana. Bahkan niatnya untuk menghakimi Kim Jong In sebagai otak dari kemalangan yang menimpanya juga menguap bersama embun pagi.
"YAK! OH SEHUN! KAU MENDENGARKU TIDAK?!" Teriak seorang namja berkulit tan pada namja berwajah datar di sampingnya.
Karena teriakan itu Sehun kembali memijak bumi.
"Kenapa kau berteriak seperti orang kesurupan begitu Kim Jong In? Apa kau mau membuatku jadi tuli?" jawab Sehun.
"Salahmu sendiri mengacuhkanku" jawab Jong In tak mau kalah.
"Memangnya apa yang mau kau bicarakan?" kali ini Sehun mengalah.
"Itu, tentang mobilmu. Apa benar kau tidak boleh memakainya selama sebulan? Tadi kata anak-anak kau jalan kaki" jelas Jong In. Sehun mendelik tajam pada Jong In karena penuturan namja tan itu.
"Ne. Dan itu juga karenamu" Sehun menunjuk-nunjuk muka Jong In.
"Wae? Kenapa karenaku?" Jong In tak terima.
"Karena kau yang mengajakku ikut balapan itu Kkamjong!" jawab Sehun lalu ia melangkah ke tempat duduknya.
SEHUN POV
Moodku jadi jelek karena sahabatku si Kkamjong itu mengungkit masalah mobilku yang disita appa. Tapi niatku untuk menghakiminya hari ini hilang tak berbekas karena bidadari yang kulihat tadi.
"Aigoo. Kenapa aku jadi begini?" batin Sehun galau.
"Hun-ah, apa kau baik-baik saja? Kenapa kau diam saja dari tadi?" Jong In menghampiriku dan duduk di kursi yang ada di sebelahku. Aku diam saja.
"Ada apa? Apa karena mobilmu? Aku minta maaf soal itu chagi" tutur Jong In
"Kau menggelikan Kkamjong" kalimat Kkamjong barusan membuatku bergidig ngeri.
"Jadi kau memaafkanku?" tanya Jong In lagi.
"Ne. Dan kau tau sendirikan kalau aku memang pendiam, tidak sepertimu" ucapku malas.
"Tapi ini beda. Kau biasanya tidak begini. Ada apa, heum?" tanyanya lagi.
"Bukan urusanmu" jawabku final.
"YAK! OH SEHUN! Kau menyebalkan. Aish" teriaknya frustasi.
"Besok aku akan lewat jalan tadi ah. Mungkin saja bertemu dengannya lagi" batinku.
FLASH BACK OFF
.
AUTHOR POV
"Akhirnya sampai kelas juga" ucap Sehun penuh kelegaan karena bisa selamat dari fansnya.
"Maknae, bisakah kau membuat penggemarmu itu tidak histeris seperti itu? Telingaku sakit kalau setiap pagi mendengar mereka berteriak-teriak seperti itu" keluh Jong In pada Sehun.
"Kalau saja aku bisa pasti sudah kulakukan Kkamjong" balas Sehun sambil melangkah ke tempat duduknya.
"Aku yakin setelah ini kau akan dipanggil ke ruang BP lagi karena dianggap sebagai pemicu kehebohan yeoja-yeoja itu" ujar Jong In.
"Aku sudah biasa. Itu resiko jadi idola" jawab Sehun narsis.
"Pletek!"
"Appo" pekik Sehun.
"Yak! Kenapa kau memukulku?" Sehun tak terima.
"Agar otakmu itu kembali waras" sindir Jong In.
"Tapi itu tadi sakit Kkamjong" protes Sehun tapi tidak digubris Jong In.
"Kenapa kau jadi kesiangan begini? Seingatku awal kau tidak naik mobil kau datang lebih pagi" tanya Jong In.
Sehun menghentikan aktivitasnya karena pertanyaan dan pernyataan sahabatnya itu.
SEHUN POV
"Haruskah ku jawab?" batinku
Si Kkamjong itu bisa menertawakanku kalau ia tahu alasanku. Dia bisa mengejekku habis-habisan. Bagaimana tidak. Seorang Oh Sehun sang pangeran sekolah yang telah megikrarkan diri untuk tidak jatuh cinta pada siapapun selama SMA, mendadak jatuh hati pada guru TK yang diuntitnya selama seminggu terakhir. Aigoo! Pasti itu pertanda kiamat sudah dekat.
"Apa kau ada masalah? Mungkin saja aku bisa membantumu" Jong In angkat bicara lagi.
"Apa harus kuceritakan saja?" batinku menggalau.
Aku kan tidak ahli dalam masalah cinta. Ya bagaimana bisa orang yang tidak pernah jatuh cinta ahli dalam bidang itu. Mungkin aku perlu Jong In untuk ini. Mengingat dia adalah orang yang paling memalukan yang pernah kukenal dalam urusan cinta. Bagaimana tidak? Saat kami duduk di tingkat satu, si Kkamjong itu dengan tidak tau malu menyatakan cintanya pada kakak tingkat kami, Kyungsoo noona. Ya tentunya setelah insiden 'itu' terjadi.
.
FLASH BACK ON
AUTHOR POV
Setahun yang lalu.
"Sehun-ah, kau lihat yeoja bermata bulat disana?" Jong In menunjuk yeoja yang diketahui bernama Do Kyungsoo. Ia berbincang dengan seorang songsaenim.
"Ne. Wae?" tanya Sehun.
"Dia cantik ya" tutur Jong In.
"Kau tertarik padanya? Kelihatannya dia sunbae kita" kata Sehun.
"Ne. Aku yakin ini yang namanya love at the first sigh" jawab Jong In mantap.
"Kalian belum saling kenal. Lagian bagaimana kalau dia tidak menyukaimu?" tutur Sehun.
"Akan kubuat kami kenal dan akan kubuat dia menyukaiku!" seru Jong In.
"Caranya?" tanya Sehun. Jong In hanya memamerkan smirknya.
.
"Hun-ah, bantu aku,ne?" kata Jong In pada Sehun.
"Untuk apa?" tanya Sehun.
"Nanti kau juga tahu" jawab Jong In.
.
Jong In berdiri di dekat tikungan di ujung lorong lantai dua. Tepatnya dekat kelas Kyungsoo, yeoja incaran Jong In.
"Kau mau apa Kkamjong?" tanya Sehun melalui telepon genggamnya. Dia berada di depan kelas Kyungsoo, berjarak beberapa meter saja dari kelasnya.
"Diamlah dan amati kelas Kyungsoo sunbae. Kalau dia keluar dan menuju tikungan bilang, ne!" titah Jong In.
"Dia sudah keluar dan menuju ke arahmu Kkamjong" ucap Sehun.
"Hana, dul, set"
"CUPPP" bibir kedua insan itu bertemu dan langsung menjadi tontonan.
Yeoja bermata bulat itu membelalakkan matanya karena terkejut akan sensasi lembut pada bibirnya. Pipinya merona hebat. Sedangkan namja berkulit tan yang sengaja menabraknya sedang berbunga-bunga. Ia ber-smirk ria di sela ciuman itu.
"Mianhamnida" cicit yeoja itu—Kyungsoo seraya menunduk malu.
"Gwaenchanha sunbae" ucap Jong In.
"Ya jelas saja tidak apa-apa" batin Sehun. Sebenarnya ia juga kaget dengan tindakan nekat Jong In barusan.
Karena menyadari dirinya dan yeoja yang ia sukai menjadi tontonan gratis, Jong In mengajak Kyungsoo untuk pergi dari tempat itu. Ia sadar Kyungsoo pasti malu sekali jadi tontonan begitu. Dan begitulah cara perkenalan mereka.
FLASHBACK OFF
.
AUTHOR POV
"Kalau kau ingin tau, ikut aku nanti pulang sekolah" tutur Sehun.
"Arraseo" jawab Jong In.
.
Pulang sekolah
"Kenapa kau mengajakku ke sini?" tanya Jong In.
"Diam dan lihat saja" tukas Sehun.
Nampak seorang yeoja sedang bermain dengan beberapa anak kecil. Hal yang mereka lakukan tampak menyenangkan. Kelihatannya yeoja tadi seorang guru dan anak-anak itu adalah muridnya yang mungkin belum dijemput mengingat jam pulang sekolah sudah berlalu. Tanpa mereka sadari ada dua orang yang mengintai mereka dari balik tembok pembatas.
"Aigoo...dia cantik sekali!" seru Jong In.
"Ne. Senyumnya membuatku tak kuasa menahan diri" batin Sehun.
"Kau tak tertarik padanya kan?" tanya Sehun pada Jong In.
"Tentu saja aku tertarik. Kalau aku jadi kau, pasti aku langsung menghampirinya dan akan kuminta dia untuk menjadi istriku!" ujar Jong In membara.
"Pletak!"
"Nan michiseo!" seru Jong in sambil mengelus kepalanya yang dijitak Sehun barusan.
"Kau yang gila pabbo. Mana mungkin aku melakukannya. Kenal saja tidak" kata Sehun.
"Aku tahu kau menyukainya. Iya kan Sehun-ah. Oh Sehun sang Ice Prince yang telah menyatakan untuk tidak jatuh cinta..."
"Diam Kkamjong" ucap Sehun malas. Ia sudah tahu kalau sahabatnya itu akan mengejeknya.
"Aku akan membantumu" tawar Jong In.
"Bukankah kau bilang kau juga tertarik padanya?" tanya Sehun.
Jong In menepuk jidatnya sendiri mendengar pertanyaan bodoh sahabatnya itu.
"Aku memang tertarik padanya. Tapi aku tidak menyukainya. Hanya ada Kyungsoo noona di hatiku" ujar Jong In sambil memegang dada sebelah kirinya.
"Lalu bagaimana caramu membantuku?" tanya Sehun.
"Hmmm, besok kita ke sini lagi. Pasti ada caranya. Tenang saja" Jong In menepuk pundak Sehun.
"Tapi apa ini tidak salah?" tanya Sehun lagi.
"Apanya yang salah?" Jong In bingung.
"Aku masih kelas 2 SMA dan dia sudah bekerja. Aku yakin dia lebih tua dariku" tutur Sehun.
"Itu tidak masalah, maknae. Dalam cinta itu tidak mengenal umur. Kau lihat aku dan Kyungsoo noona. Dia juga lebih tua dariku. Perasaanmu ini juga tidak salah. Aku akan mengatakan kau salah kalau kau melakukan tiga hal ini. Pertama kau menikahi nenek-nenek yang sudah punya cucu. Kedua kau membawa kabur anak gadis orang. Dan yang ketiga kau meniduri istri orang" jelas Jong In panjang lebar.
"Jadi ini tidak salah?" Sehun memastikan.
"Tentu tidak" jawab Jong In mantap.
TBC
Share this novel