Namanya Melora , gadis SEKOLAH MENENGAH yang sedang beranjak remaja. Dia sangat percaya sama yang namanya keajaiban dalam mimpi. Sampai sampai dia berjuang untuk mewujudkan mimpi itu.
“pagi Mel?” sapa Pita Nurpitasari sahabatnya di sekolah ini.
“pagi juga.” jawabnya lemas.
“kenapa sih?, lemas banget?” tanya Rindha sahabatnya juga.
“aku tadi malam mimpi buruk, guys!” jawabnya.
“tentang apa?” tanya Rindha.
“Tomi.” jawabnya pelan.
Tak lama kemudian, mereka bertiga melihat Tomi kakak senior di sekolah itu jalan masuk ke kelas dan mengampiri mereka bertiga.
“aku denger, kalian nyebut nama aku?” tanyanya sambil mendekat ke arah Melora .
“oh.. tidak. Aku hanya… hanya…”
“memuji penampilan kalian di pagelaran kemarin” sahut pita berbohong.
“oh, gitu?, oke.. Thanks!” serunya percaya, Tomi yang diikuti oleh teman temannya pun pergi meninggalkan Melora , Rindha dan Pita
Melora pun membuang nafas lega, kehadiran Tomi tiba-tiba benar-benar membuat jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
Pagi ini, Dia datang lebih awal. Dia telusuri sekolahannya hingga Dia berhenti di lorong mading yang terdapat foto Tomi and the geng.
“Aku percaya, mimpi itu akan terwujud.” ucapnya sambil menatap ke foto itu.
“mimpi apa?” tanya seseorang yang bikin Melora terkejut .
“Kak… Tomi..” ucapnya gugup. ” emb.. mimpi… mimpi… jadi penyanyi.. ya.. kayak kak Tomi” jawabnya berbohong.
“oh, kirain. Anyway, kok datang pagi banget? ada piket kelas?”
“tidak. Cuma lagi pingin datang pagi aja.” jawabnya sedikit rama.
“emb… Oke. Aku ke kelas dulu ya?” pamitnya mulai rama.
“iya..”.
Setelah diam sejenak, Melora berlari menuju kelas. Kebetulan ia melihat Rindha dan Pita sudah duduk di bangkunya masing masing.
“Pagi.. guys..” sapanya bahagia.
“pagi..” jawab mereka heran.
“ada apa? kelihatannya seneng banget?” tanya Pita yang mungkin heran.
Diputar kursinya menghadap Rindha dan Pita yang duduk sebangku. “asal kalian tau, aku habis ngobrol sama kak Tomi.” jawab Melora pelan.
“oh…” reaksi Rindha datar.
“kok cuma oh?” tanyanya curiga melihat perubahan Rindha.
“terus aku harus gimana?” Tanyanya sinis.
“kamu kenapa sih?, kayak tak suka gitu?”
“udahlah, Mel!. Cuma masalah ini juga.” jawab Rindha dengan nada tinggi.
“Rin… kamu tau kan, sudah sejak lama aku pingin deket sama dia?, dan sekarang ini waktunya.” jelasnya.
“percuma tau tak , itu tak akan pernah terjadi.” Jawab Rindha sambil berdiri, lalu meninggalkan Pita dan Melora di kelas.
Melora ingin menjemputnya tetapi Pita melarangnya “Biar aku yang ngomong sama dia.” ucap Pita sambil sedikit berlari mengejar Rindha.
“ada apa sih?” tanya Melora penasaran.
Di dalam kamar mandi, Pita sedang ngobrol dengan Rindha. Sementara dari balik tembok, Melora mencuba menguping pembicaraan mereka.
“Rindha.. kamu kenapa sih?” tanya Pita sabar.
“Aku tak suka aja.” ucapnya kesal.
“tak suka kenapa?”
“tak suka ya tak suka.”
“kan pasti ada alasannya?” “oh.. apa kamu juga suka sama kak Tomi?” tanya Pita yang membuat Rindha dan Melora terkejut .
“tidak … tidak kok” jawab Rindha gagap.
“Terus kenapa setiap Melora cerita tentang Tomi kamu marah?”
“ya… karena tak suka aja, lebay tau tak !” jawab Rindha.
“Rin… Kamu teman aku, begitu juga Melora . Aku tak mau cuma karena satu cowok kamu berantem sama Melora .”
“huffft… Jujur ya, Pit. Aku juga suka sama kak Tomi.” aku Rindha yang benar benar membuat Melora syok. “aku tak suka lihat Melora dekat sama kak Tomi.”
“Tuh kan.. udah aku duga sebelumnya.”
“beneran deh, aku tak suka sama kelakuannya Melora terhadap kak Tomi.” ceritanya
“Tapi kan, Rin. Melora itu suka banget sama kak Tomi, kamu juga tau itu.”
Ridha hanya diam sambil merapikan rambutnya.
Share this novel