Story II

Family Series 454

Satu minggu…Dua minggu…Tiga minggu tlah berlalu, ku nantikan sambangan darimu, kau membawakan aku kue kesukaanku sembari tetap membawakan teh kesukaanku persis yang kau sajikan setiap pagi itu. Dan ketika itu kau pun berkata bahwa disini harus krasan, harus kuat, menjadi mandiri tanpa tapi, belajar masak, belajar agama, belajar ilmu umum. Insyaallah barakah selalu. Dan momen itupun menjadi sangat terharu ketika kau pun juga berpamitan kepadaku bahwa kau akan kembali bekerja di negeri seberang sana.

Satu bulan..dua bulan tlah berlalu, aku lemas dan tak mampu membendung air mataku. Semenjak kau kembali ke negeri seberang, kini tlah berubah semuanya. Tanpa lagi ada sambangan lengkap kini hanya dari sesosok ibu yang menyambangku di antara ber puluh-puluh orang yang menyambang anaknya. Dan seketika itu semuanya berubah. Ketika satu mingg dirumah dan akan kembali ke penjara suci kini yang mengantarknku hanya ibu. Ketika sampai di gerbang perpisahan pun kini semuanya seperti drama. Melihat teman-teman ku di antarkan oleh kedua orangtua mereka. Namun aku hanya harus kuat dan sabar bahwa tak semuanya harus sesuai dengan keinginanku.

Hari ku kini menjadi haru biru, seseringnya aku melamun mmebayangkan apa yang menjadi ekspetasiku. Kini akupun hanya bisa berbicra dengan sesosok ayah hanya dengan via telfun yang terkadang juga tak semestinya terkoneksi. Dalam hati memang sangat tersebesit kata rindu yang mendalam tentang perihal “ Temu “. Membuat diri semakin hancur akan harapan yang selalu menjadi ekspetasi belaka. Ketika hari raya pun harus tanpamu, walaupun itu adalah moment yang sangat special ketika semua keluarga bisa berkumpul saling memaaf maafan. Namun hanya berteriak sekencang-kencangnya pun aku tak sampai untuk mengubah ini semua.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience