Rate

02

Romance Series 468

Universitas Garuda

Di depan kelas Titah..

"Hadeh si Titah kemana sih, Sin teleponin Titah dong", keluh Ana.

"Sip An.., eh tapi kan biasanya jam segini Titah ada di taman kampus, nungguin Afgan", kata Sinta.

"Oh iya ya, biasanya juga kan kalau ada Afgan ada Renaldi juga, ke sana saja yuk", sambung Ana.

"Gak jadi telepon Titah nih An ?", tanya Sinta.

"Enggak usah Sinta", jawab Ana.

"Pagi Ana, pagi Sinta", kata Titah.

"Nah itu Titah, berarti gak jadi ke taman kampus ya ?", tanya Sinta lagi.

"Iya gak usah", jawab Ana lagi.

"Tah..", kata Ana.

"Iya An, kenapa ?", tanya Titah.

"Kok tumben sih elu cepat banget dateng ke kelasnya, emang Afgan, Fandi, dan abang sepupu lu gak ada di sana, diparkiran motor maksudnya ?", tanya Ana.

"Gak ada, sudah pada ke kelasnya masing-masing An", jawab Titah.

"Oh..", kata Ana lagi.

"Ya sudah yuk kita ke kelas, sebentar lagi kan mau mulai pelajarannya", sambung Titah.

"Iya sudah yuk", kata Ana lagi.

Dan mata kuliah pun sudah selesai, itu artinya sudah keluar kampus, aku dan teman-teman ku langsung menuju ke pangkalan geng motor Tiger.

Di perjalan kami melihat seseorang di hadang oleh geng motor Mortal Enemy, ternyata dia seorang perempuan dan anak geng motor juga.

Kami pun akhirnya membantunya, lalu aku pun berkenalan dengannya dan namanya ada Citra.

Dan keesokan harinya aku bertemu dengan Citra kembali ketika aku ingin berangkat ke kampus, dan Ana yang cemburu melihat aku yang berboncengan dengan Citra, Ana berniat ingin mengerjai Citra, tapi yang terkena malah Ana sendiri.

Sementara itu di rumah sudah ada pamanku yang baru saja pulang bekerja di luar kota, mengurusi bisnisnya di Yogyakarta bersama dengan istri barunya.

Pamanku pun memperkenalkannya padaku dan juga Titah, ternyata Titah tidak mau mempunyai ibu tiri, lalu kemudian Titah pergi ke taman depan rumah.

Aku sendiri tidak mengetahui kalau Fandi dan Afgan datang ke rumah untuk mengerjakan tugas kuliah, yang aku sendiri saja masih kaget, kalau ternyata ibu tirinya Titah adalah mantan pacar ku yang tega meninggalkanku demi laki-laki yang kaya raya, dia adalah Natasha.

Keesokan harinya..

Di rumah pak Nano

Di depan rumah pak Nano..

"Bi berangkat ya", kata Titah.

"Muhun neng", sambung Cengek.

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Cengek.

"Wa'alaikumussalam", Cengek menjawab salam dari Titah.

Di jalan kencana..

"Itu kan cewek yang kemarin", kata Renaldi.

"Assalamu'alaikum", Renaldi memberikan salam pada Citra.

"Wa'alaikumussalam", Citra menjawab salam dari Renaldi.

"Elu lagi, eh elu tau gak gara-gara elu tolong gue kemarin anak geng motor Mortal Enemy nyerang gue dan sekarang motor gue lecet tau", kata Citra.

Di mobil Titah..

"Lik.., lik jo", kata Titah.

"Inggih cah ayu, ngapa ?", tanya Paijo.

"Mandheg dhisik sedhela, kuwi sapa sing karo mas Renal ya lik ?", tanya Titah juga.

"Mboten mangertos cah ayu, bokmenawa pacar e den mas Renal atau anak montor uga kaya den mas Renal", jawab Paijo.

"Oh ngono ya, tunggu aku poto dhisik ya, wis dalan iseh ya marang kampus", kata Titah lagi.

"Jagi cah ayu", sambung Paijo.

Di jalan kencana lagi..

"Sorry, my friends and I only intend to help you, because you were the one who almost fell off the motorbike and was almost beaten, right, I also don't understand if the outcome turned out like this, just like this, as an apology, how can I take you today plus pick you up and add your motorbike to the workshop and I also bear the cost of the workshop, how about it, agree ?", tanya Renaldi.

"Okay agree, but right you all who are responsible, will you run away again ?", tanya Citra juga memastikan.

"If the problem is, you can calm down, my talk can you hold it, or you can find me on my campus", jawab Renaldi.

"Do you study at which university ?", tanya Citra lagi.

"I study at the University of Garuda", jawab Renaldi lagi.

"It's my campus too, yes already, but fast, because I'm afraid of late to campus, and today the management course is seven in the morning, today", kata Citra.

"Okay..", sambung Renaldi.

Setengah jam kemudian..

Universitas Garuda

Di depan kampus..

"Ternyata benar apa yang dibilang Titah, Renal boncengan dengan perempuan, ih siapa sih perempuan itu, hem..", kata Ana yang cemburu saat melihat Renaldi membonceng Citra.

"Kamu kenapa sih An ?", tanya Sinta.

"Ih elu bagaimana sih tah, kan tadi elu yang bilang ke gue, kalau elu lihat Renaldi berduaan dijalan sama cewek, sekarang elu tanya sama gue, Tit.. Tah.., loh kok elu sih Sin, Titah mana ?", tanya Ana juga.

"Kamu kaya gak tau kebiasaan Titah saja, pastinya Afgan lah", jawab Sinta.

"Ya sudah yuk sekarang ke parkiran", kata Ana lagi.

"Ngapain An ?", tanya Sinta lagi.

"Ketemu sama Titah", jawab Ana.

"Oh iya ya..", kata Sinta.

"Hadeh perasaan gue yang lemot dan manja itu Titah deh, eh kenapa sekarang jadi elu yang lemot sih, cukup satu saja gitu loh yang lemot, pusing gue ngadepinnya, kalau dua-duanya lemot", keluh Ana.

"He'em dah yuk ke parkiran, kita cari Titah", keluh Sinta juga.

"Ya sudah yuk, yuk", kata Sinta lagi.

Di kantin kampus..

"Yayang Afgan", kata Titah.

"Eh oncom tuh di cari yayang Titah nya, hehe", sambung Fandi.

"Ih Fandi, namanya itu Afgan Syah Reza tau bukan oncom, yayang Afgan sudah sarapan belum, kalau belum yuk sarapan sama Titah", kata Titah.

"Cie, cie oncom, sudah ikuti saja permintaan Titah daripada elu dikeluarin dari geng Tiger nanti sama Renaldi", sambung Fandi lagi.

"Ih di bilangin namanya itu bukan oncom, Fandi", keluh Titah.

"Oh iya, kalau begitu namanya siapa dong tah ?", tanya Fandi.

"My handsome Afgan", jawab Titah.

Di parkiran motor Universitas Garuda..

"Mana Sin, Titah gak ada", kata Ana.

"Ya mana gue tau An, kan biasanya kalau pagi disini", sambung Sinta.

"Ya sudah kita ke kantin saja yuk", kata Ana lagi.

"Oke..!!", seru Sinta.

Di kantin kampus lagi..

"Ci.. Ci.. Cie, ganti lagi nih ya panggilan sayang untuk si oncom, haha", kata Fandi.

"Ih Fandi berisik kamu, hus, hus, hus, jauh-jauh, aku mau berduaan dengan my handsome Afgan tau, hem..", sambung Titah.

"Em iya deh..", kata Fandi lagi.

"Ya sudah sana, ih Fandi sana..", sambung Titah lagi.

"Iya, iya, dah oncom", kata Fandi lagi.

"Ih, my handsome Afgan tau, bukan oncom", sambung Titah lagi.

"Em disini rupanya, Titah", kata Ana.

"Ana kesini, alhamdulillah", kata Afgan di dalam hati.

"Tuh dipanggil Ana", kata Fandi.

"Ih ngapain sih panggil Titah, ganggu sedang berduaan dengan my handsome Afgan saja, my handsome Afgan tunggu disini sebentar ya", keluh Titah.

"Em, he'e", sambung Afgan lagi.

"Titah, elu tuh ya gue cariin malah mojok", kata Ana lagi.

"Kenapa sih Ana ?", tanya Titah.

"Sekarang ikut gue, cepat", jawab Ana.

"Iya, tapi tunggu dulu ya", kata Titah lagi.

"Ya sudah buruan", sambung Ana.

"My handsome Afgan, Titah pergi dulu ya, dadah", kata Titah lagi.

"Iya..", sambung Afgan.

Bab 2 terbit ya kak ☺☺

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience