Rate

1

Romance Series 468

Sebelumnya perkenalkan namaku adalah Renaldi panggil saja Renal, dan ini adalah kisah ku.

Aku lahir di Jakarta, setelah ayah dan ibu ku meninggal dunia aku tinggal bersama pamanku di Bandung.

Aku mempunyai pacar yang sangat ku sayang bernama Natasha, kami berpacaran dua tahun, dan tepat di anniversary ke tiga tahun kami berpacaran, Natasha memutuskan hubungan kami dengan alasan Natasha sudah di jodohkan oleh orang tuanya, dengan duda satu anak yang kaya raya.

Di saat itu juga jujur hatiku sungguh sakit, perempuan yang ku sayang meninggalkan aku dan memilih menikah dengan pilihan orang tuanya.

Yang membuat aku kaget ternyata Natasha menikah dengan pamanku sendiri, ternyata perjodohan itu tidak benar-benar ada, Natasha hanya beralasan saja untuk memutuskan hubungannya denganku.

Setelah beberapa bulan aku pun bertemu dengan perempuan cantik yang rupanya dia adalah anak geng motor juga yang bernama Citra.

Citra adalah ketua dari geng motor Big Hook, aku, sepupuku, dan Citra ternyata satu kampus, tapi beda jurusan, aku jurusan akuntansi, sepupuku jurusan seni tari, sedangkan Citra jurusan ekonomi.

Inilah ceritanya..!!

Bandung

Di rumah pak Nano

Di ruang makan..

"Punten den kasep, neng geulis", kata Cengek.

"Muhun bi Cengek", sambung Titah dan Renaldi.

"Ieu susu na ulah poho di ngaleuet nya sebelum berangkat kuliah, oh nya ampir wae bibi poho, den ieu kunci motor na", kata Cengek lagi.

"Haturnuhun nya bi", sambung Renaldi lagi.

"Sami-sami den kasep", kata Cengek lagi.

"Kunaon bi tingali Titah kawas eta, aya nu salah atawa benten kitu tina Titah ?", tanya Renaldi.

"Iya den kasep, den kasep benar sekali, ada yang beda dari neng geulis, itu lihat manyun terus seperti itu, seperti orang yang tidak mempunyai semangat begitu", jawab Cengek.

"Iya sih bi, bi Cengek benar sekali, kasihan ya Titah yang baru saja orang tuanya bercerai, eh sekarang ayah nya malah mau menikah lagi dengan perempuan yang cantik, muda, dan kalau saya bilang sih ya lebih pantas jadi kakaknya Titah daripada jadi ibu tirinya", kata Renaldi.

"Kok bi Cengek dan aa Renal lihat Titah seperti itu dan ngapain kalian berdua bisik-bisik seperti itu, pasti bi Cengek dan aa Renal ngomongin aku ya ?", tanya Titah dengan curiga oleh Cengek dan Renaldi.

"Enggak kok dik, saya cuma heran saja kenapa akhir-akhir ini kamu sering manyun, diam, kenapa lagi galau ya gara-gara Afgan, atau Afgan pernah ngomong apa gitu ke kamu dik ?", tanya Renaldi juga.

"Bukan karena Afgan Syah Reza kok aa, tapi karena romo yang ingin menikah lagi, sudah itu saja, bukan karena Afgan", jawab Titah.

"Yang benar nih bukan karena Afgan ?, awas saja ya kalau Afgan yang membuat kamu galau seperti ini, aa kasih hukuman buat dia", tanya Renaldi lagi.

"Ih jangan aa, beneran deh bukan karena Afgan Syah Reza kok, tapi karena romo yang mau nikah lagi, jangan apa-apain Afgan ya aa", jawab Titah lagi.

"Em bisa dipertimbangkan, hehe", kata Renaldi.

"Ih aa.., oh ya bi pamit", sambung Titah.

"Muhun neng", sambung Cengek juga.

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Cengek.

"Wa'alaikumussalam", Cengek menjawab salam dari Titah.

Di depan rumah pak Nano..

"Mangga cah ayu", kata Paijo yang membukakan pintu mobil untuk Titah.

"Inggih, lik jo delok mas Renal mboten ?", tanya Titah.

"Sampun budhal cah ayu", jawab Paijo.

"Oh sudah berangkat, ya sudah yuk berangkat nanti takutnya Afgan diapa-apain lagi sama mas Renal", kata Titah.

"Inggih cah ayu", sambung Paijo.

Universitas Garuda

Di taman kampus..

"Ya Allah Fandi, ngaca mulu dari tadi, jangan sok ganteng deh", kata Afgan.

"Lah emang gue ganteng, eh asalkan elu tau ya Afgan Syah Reza", sambung Fandi.

"Tau apa ?", tanya Afgan.

"Gue itu ganteng sudah dari lahir, lihat saja kita", jawab Fandi.

"Kita, kenapa kita ?", tanya Afgan lagi.

"Ya lihat saja kita, walaupun kita berdua jomblo tapi buktinya banyak cewek yang mengejar-ngejar gue pasti mereka terpesona dengan kegantengan gue daripada elu tidak pernah dikejar-kejar banyak cewek, haha", jawab Fandi.

"Ya elu ada bener nya juga sih, elu lebih ganteng daripada gue", kata Afgan lagi.

"Akhirnya elu akui juga kalau gue ganteng hehe..", sambung Fandi lagi.

"Jangan senang dulu, belum selesai ngomong", kata Afgan lagi.

"Oh belum selesai, kirain sudah, ya sudah apa ?", tanya Fandi.

"Ya walaupun elu lebih ganteng daripada gue dan katanya selalu dikejar-kejar banyak cewek, tapi ada gak satu cewek yang ngejar-ngejar elu, kaya gue yang di kejar-kejar sama Titah, ada gak ?", tanya Afgan lagi.

"Ya enggak ada sih, tapi untuk saat ini saja loh ya belum adanya, siapa tahu habis ini ada", jawab Fandi lagi.

"Haha..", Afgan hanya tertawa.

"Widih.., ini dia teman sekaligus ketua geng motor Tiger, Renaldi", kata Fandi.

"Ya..", sambung Renaldi.

"Mas Afgan Syah Reza cari siapa ?", tanya Renaldi.

"Cari sepupu elu, Renaldi, kok gak ada, berangkat bareng gak kalian ?", tanya Afgan juga.

"Enggak kok, gue gak berangkat bareng dia, biasalah dia berangkat sama Paijo, kenapa, ada apa nih tumben cariin Titah, kangen lu ya, cie.., kayanya ada yang nyusul bapaknya nih, nikah, hehe..", jawab Renaldi lagi yang meledek Afgan.

"Gue sama Titah, ih ogah, maksud gue, kalau elu berangkat bareng Titah ke kampus otomatis..", kata Afgan yang di potong pembicaraan nya oleh Fandi.

"Otomatis dia nyamperin ke sini juga terus gangguin Afgan, sebelum Titah ke sini Afgan ngumpet gitu kan Afgan Syah Reza ?", tanya Fandi yang memotong pembicaraan dari Afgan.

"Nah iya betul, ibarat kata nih ya sedia payung sebelum hujan, gitu..", jawab Afgan.

"Nah itu dia, Titah ke sini tuh..", kata Renaldi yang menakut-nakuti Afgan.

"Haa.., yang benar lu ?", tanya Afgan lagi.

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Afgan, Fandi, dan Renaldi.

"Wa'alaikumussalam", Afgan, Fandi, dan Renaldi menjawab salam dari Titah.

"Yayang Afgan", kata Titah.

"Iya, Titah, huh..", kata Afgan sambil menghela nafas.

"Kamu tidak diapa-apain sama aa Renal kan ya ?", tanya Titah.

"Cie..", kata Renaldi yang meledek Afgan.

"Kalian berdua sweet banget", kata Fandi yang meledek Afgan juga.

"Cocok..", kata Fandi dan Renaldi bersamaan yang masih meledek Afgan.

"Awas minggir Fandi, hus, hus, hus sana, jangan dekat-dekat dengan yayang Afgan nya Titah nanti ketampanan dari yayang nya aku berkurang lagi gara-gara dia dekat-dekat kamu, hem..", kata Titah lagi.

"Hus.., kucing kali ah gue", keluh Fandi.

"Hem.., yayang Afgan", kata Titah.

"Oh iya gue lupa kan hari ini gue ada kelas, em Fandi, Renal, kita hari ini ada kelas kan ya ?", tanya Afgan lagi memberikan kode pada Fandi dan Renaldi.

"Oh iya benar ada, dik Titah, aa dan teman-teman aa pamit ke kelas ya, assalamu'alaikum", kata Renaldi yang mengerti apa yang Afgan maksud.

"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Renaldi.

"Ih Titah kan belum selesai ngomong, hem ditinggal sendiri lagi sih Titah nya, ih yayang Afgan Syah Reza jahat", keluh Titah.

qepisode 1 sudah up, selamat membaca

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience