Rate

1

Fanfiction Series 771

HANYA TERSISA INI

Semua pengorbanan yang aku berikan padanya ternyata tak berpengaruh sama sekali padanya. Mungkin ini memang sudah salahku sejak awal kami menjalani hubungan ini.

Aku memang tau dia itu adalah seorang laki-laki yang suka berganti pasangan, tapi karna dia juga aku terperangkap dalam pesonanya. Dan sekarang aku harus menanggung semua akibat yang telah dia tanam dalam rahimku.

Lelaki yang selama ini aku perjuangkan meninggalkanku begitu saja. Tak dapat diharapkan lagi, semua sudah terlanjur dan aku harus berjuang sendiri untuk merawat kandunganku seorang diri.

Keluargaku pun tak mau menerima keadaanku seperti ini dan mereka menyuruhku untuk tinggal sendiri di apartemen yang Ayah beri untukku.

Hanya ini yang tersisa, aku harus bekerja paruh waktu untuk menghidupi diriku dan calon anak yang aku kandung sekarang ini.

Pagi ini seperti biasa, aku merapikan tempat tidurku dan membersihkan apartemen. Setelahnya aku akan berdiam diri dengan menyibukkan diri dengan menonton acara tv, kemudian pukul 10 nanti aku harus berangkat kerja di cafe sebagai kasir.

#skip

Sekarang ini aku sudah berada didepan mesin kasir. Usia kandunganku saat ini sudah memasuki bulan 9 lebih satu hari.

Semasa aku hamil banyak sekali masalah yang aku alami seperti muntah-muntah dipagi hari, tak ada nafsu makan yang mengakibatkan aku selalu merepotkan satu-satunya sahabatku yaitu pemilik cafe tempatku bekerja. Dia Ahn Naeri yang selama ini selalu membantuku dalam kesusahan.

Saat aku sedang melayani pelanggan untuk pembayaran. Aku merasakan rasa sakit luar biasa di bagian perutku.

"Argghhh," Aku mengeram kesakitan saat merasakan sesuatu dalam perutku bergejolak dan itu sangat sakit.

"Nona apa kau baik-baik saja"

Pelanggan didepan bertanya padaku tapi aku tak sanggup untuk menjawabnya. Ini sangatlah sakit.

"Haera kau kenapa?!" Naeri datang menghampiri dengan wajah panik.

"Sakit ."

"Ya tuhan, ketubanmu sudah mengalir." Aku yang mendengar kata itu langsung membuatku lemas dan hampir merosot ke lantai.

Dan Naeri segara meminta bantuan para karyawannya untuk membawaku ke dalam mobilnya,

"Bertahan lah ra, kau masih mendangarku kan" Ku anggukan kepalaku.

*
* *

#AuthorPov

Naeri segera melajukan mobilnya ke arah rumah sakit. Dia sungguh benar-benar panik saat mengetahui air ketuban milik sahabatnya mengalir disela kakinya. Jarak rumah sakit tak jauh dari Cafe dan itu sangat melegakan untuknya.

Sesampainya di rumah sakit, Naeri segera memanggil perawat dan dokter untuk menangani Haera. Proses persalinannya berlangsung satu jam setengah.

"Oooekkk..." Diluar ruangan bersalin Naeri menangis bahagia mengetahui sahabatnya sudah melewati masa yang menyakitkan.

Setelah hampir menunggu 2 jam lebih akhirnya dia bisa menemui haera dan bayinya diruang rawat.

"Bagaimana kondisimu sekarang?" Tanya Naeri padanya.

"Sudah lumayan membaik, aku sangat berterimakasih padamu yang sudah membantuku."

"Kau sudah ku anggap sebagai saudara bagiku." Ucapnya lalu menghampiri box bayi disebelah Haera.

"Ya ampun tampan sekali keponakanku." Naeri mengangkat bayi laki-laki mungil itu dalam gendongannya.

"Sudah kau beri nama ra?"

"Jeon Minwoo."

"Kenapa tak pakai margamu saja, Ra?"

"Biarpun ayahnya tak menginginkanya tapi ada darahnya mengalir ditubuh anakku. Walaupun itu menyakitkan bagiku tapi aku tak bisa egois untuk anakku."

"Aku sangat bangga padamu, Ra. Tapi kau harus terbuang dari keluargamu karna dia."

"Itu sudah resiko yang harus aku tanggung, memang sulit awalnya tapi aku masih beruntung karna Ayah masih memberiku tempat tinggal. Dan aku sangat beruntung mempunyai sahabat sepertimu yang sudah menemaniku selama ini dan memberi pekerjaan padaku,"

Naeri berjalan mendekati Haera dan menyerahkan bayi laki-laki itu padanya. Kemudian dia memeluk sahabatnya yang sangat berarti baginya.

"Nae bagaimana hubunganmu dengan Taehyung oppa?"

Naeri adalah kekasih Taehyung,  mereka berdua menjalin kasih sudah setahun yang lalu. Dia selalu menanyakan kabar tentang hubungan mereka. Dan berdoa agar mereka tak pernah terpisah.

"Baik. Sebentar lagi dia akan datang, aku sudah menghubunginya tadi"

*Cklek

"Ah kau sudah datang." Taehyung menghampiri kekasihnya dan mencium pipi gadis itu.

"Bagaimana keadaanmu Haera?"

"Baik oppa."

"Aku ingin menggendong keponakanku boleh?"

"Tentu saja boleh." Taehyung segera mengambil alih bayi itu dalam dekapan Haera.

Taehyung memandang lamat wajah bayi laki-laki yang ada dalam gendongannya ini, anak ini memiliki wajah familiar seperti sahabatnya yang berengsek itu.

Bahkan hidung, bibirnya sangatlah mirip dengan Jungkook. Ya memang ayah biologis anak ini adalah Jeon Jungkook.

"Aku harus memanggilnya apa Ra?

"Panggil saja Minwoo."

'Kau akan menyesal Jeon. ' Ucapnya dalam hati

Taehyung masih menggendong Minwoo, bayi kecil ini menggeliat kecil dan beberapa saat kemudian terdengar suara tangis dari bibir kecilnya.

"Pasti dia haus Hae." Taehyung segera memberikan Minwoo pada Haera untuk diberi asi.

"Sayang  keluar lah sebentar belikan aku makanan."

"Baiklah, Hae kau ingin pesan apa?"

"Aku nggak lapar oppa."

"Aku belikan makanan favoritmu saja ya."

Taehyung tau jika wanita yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri itu sungkan padanya. Tapi Haera juga tak bisa membantah apa perkataan Taehyung.

"Baiklah aku pergi dulu."

Setelah kepergian Taehyung, mereka kembali bercerita.

"Ra apa aku perlu mengabari Ibumu?"Selama ini Naeri masih berkomunikasi baik dengan Ibu dari sahabatnya ini.

Biarpun Ayahnya mengusirnya tapi Ibunya masih tetap menganggapnya anak. Karna Ibunya juga tak bisa membantah keputusan suaminya.

"Aku takut Ayah akan memarahi Ibu."

"Aku akan memberitahunya diam-diam agar Ayahmu tak mengetahuinya. Baiklah aku akan menelponnya dulu."

Tut...

"Halo bibi, iya ini aku Naeri."

"..."

"Baik, Oh ya bibi Haera sudah melahirkan dengan selamat tadi siang."

"..."

"Iya bibi, aku akan mengirimi alamatnya. Iya pasti bibi."

Setelah memutuskan sambungan telfonnya. Naeri memandang wajah sahabatnya.

"Ibumu nanti akan berkunjung kesini. Paman sedang keluar kota jadi kau tak usah khawatir."

"Aku sangat merindukannya, sudah lama aku tak bertemu ibu sejak waktu itu."

"Sudahlah jangan mengingat masa itu."

Mereka berdua larut dalam obrolan yang mengingat masa-masa kuliah mereka. Dan Taehyung datang dengan membawa banyak makanan, merekapun makan bersama ditemani baby Minwoo yang sudah terlelap tidur di box-nya.

*
* *

#Skip5bulankemudian

Sudah lima bulan ini kehidupan Haera menjadi sangat sempurna dengan kehadiran Minwoo. Bayi kecil itu sudah bisa berguling kesana kemari.

Banyak hal yang membuat Haera tertawa dibuatnya. Seperti saat ini Minwoo sangatlah pintar, dia sudah bisa merayap seperti tentara diatas lumpur.

"tatadatata..." Minwoo terus saja mengoceh entah apa yang dia katakan tapi itu bisa membuat Haera tertawa kecil.

Suara bell diluar berbunyi. Sepertinya ada tamu yang datang. Haera segera menggendong Minwoo dan membuka pintu didepan.

"Halo sayang."

"Ibu... Ibu datang sendiri? Kenapa tak langsung masuk saja Ibu."

"Ibu ingin memberi kejutan padamu." Ibunya membawa banyak kantung belanjaan sepertinya Ibu habis berbelanja.

"Masuklah bu, "

Setelah ketiganya kembali kedalam. Ibunya langsung mengambil alih Minwoo, Ibunya sangat bahagia dengan cucu laki-lakinya yang begitu menggemaskan. Sudah 3 bulan Ibunya tak berkunjung kemari karna harus menemani Ayahnya keluar kota.

"Ibu bagaimana kabar Ayah?

"Ayahmu baik-baik saja."

"Ibu nggak takut kalau ketahuan Ayah nanti?"

"Ayahmu sudah tau, tapi kau tau kan ayahmu seperti apa." Haera sangat tau sifat Ayahnya jadi dia hanya diam saja.

"Ibu ingin minum apa?"

"Air putih saja." Haera segera berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air untuk Ibunya.

"Sayang datanglah kerumah. Ibu sudah menyiapkan kamar untukmu dengan Minwoo."

"Aku takut Ayah marah nanti bu,"

"Datanglah saat Ayahmu keluar kota. Ibu bosan sendirian, jika ada Minwoo pasti sangat ramai." Haera tak bisa membuat ibunya sedih jadi dia mengiyakan permintaan Ibunya.

"Sayang Ibu membelikan beberapa baju untuk Minwoo dan mainannya juga."

"Ibu kenapa membeli banyak pakaian begini."

"Itu semua Ibu beli saat Ibu di Jepang minggu lalu."

Haera hanya menghela nafas kecil, Ibunya sangatlah berlebihan jika menyangkut Minwoo. Bahkan pakaian ini sangat banyak dan besar tapi kan Minwoo juga masih terlalu kecil.

"Ibu kenapa ini sangat besar, Minwoo masih sangat kecil"

"Itu kau simpan saja sayang. Biar itu untuknya saat sudah pas nanti."

Sudah hampir tiga jam ibunya disini, Minwoo juga sudah tidur setelah lelah bermain dengan neneknya. dan sekarang sudah jam 4 sore Ibunya harus segera pulang.

"Sayang Ibu pulang dulu. Kau jaga baik-baik Minwoo." Haera mengantar Ibunya sampai depan pintu dan memberikan pelukan hangat dan ciuman dipipi.

"Hati-hati bu." Setelah memastikan Ibunya sudah memasuki lift, Haera menutup pintu dan masuk kedalam kamar untuk merapikan semua mainan Minwoo.

Haera kemarin diberi undangan pertunangan dari Naeri. Sahabatnya itu minggu depan akan bertunangan.

Kabar yang membahagiakan untuknya, karna Naeri adalah sahabatnya sejak di bangku sekolah menengah pertama. Mereka berdua selalu bersama-sama tak pernah berpisah sekolahpun mereka selalu sama.

Dan untuk dirinya sendiri dia masih sibuk dengan segala urusan tentang Minwoo, merawat dan menemaninya dalam masa pertumbuhannya nanti. Dia masih takut untuk menjalin suatu hubungan dengan seorang laki-laki. Dia takut tersakiti.

Haera juga selama ini tak pernah mendengar kabar dari laki-laki yang sudah membuatnya menderita. Dia sudah tak ingin mengingat perlakuan laki-laki itu lagi, sekarang ini hanya Minwoo lah penyemangat hidupnya.

Biar dia hidup seperti ini asalkan dengan Minwoo.

Tbc.

Aneh ya part satunya? aku juga bingung sebenarnya, tapi ini memang begitu aja. aku tulis ini langsung dari apa yang mengalir dalam pikiranku. Mungkin ceritanya aneh atau gimana, kalian pengen ini di lanjutin apa gak? Aku mau pendapat dari kalian.

Ditunggu Vote dan Comment-nya.

Vee.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience