Rate

4

Fanfiction Series 771

#JungkookPov

Hari ini adalah hari terakhirku di Jepang. Sore ini jadwal keberangkatanku ke Seoul.

Aku memutuskan perusahaan ini di handle oleh orang kepercayaan ayah. Tapi aku juga akan terus memantaunya dari Korea.

Sekarang ini aku akan pergi menjemput Keiko ditempat pemotretan. Kami akan pergi makan siang direstoran favoritnya.

Untuk masalah kepindahanku ke Korea, tunanganku tak terlalu memasalahkannya. Toh, kalau ada waktu dia akan datang mengunjungiku kesana.

Inilah sikap yang aku sukai darinya, Pengertian.

Aku bergegas masuk ke gedung tempat dimana Keiko berada.

Disana dapat kulihat dia sedang menjalani pemotretan. Aku menunggu di tempat biasanya.

Hampir 15 menit, akhirnya pemotretannya selesai.

"Sayang, kau sudah lama datang?"

"15 menit yang lalu." Aku berdiri untuk memberi kecupan di pipi kanannya. Ini sudah menjadi kebiasaanku saat bertemu dengannya.

"Ayo, kita jadikan makan siang di restoran favoritmu." Tanyaku sambil memeluk pinggangnya.

"Sayang maaf, aku ada janji dengan ibu hari ini." Kulihat wajahnya yang sedikit kecewa karna membatalkan kencan kami.

"Baiklah, tak apa. Kalau begitu aku yang antar kerumah saja ya?"

"Jangan sayang, aku membawa mobil tadi. Masa aku tinggal begitu saja." Kalau sudah begini bisa apa.

"Kamu nggak apa-apa kan, kalo aku nggak bisa anterin kamu ke bandara." Aku hanya tersenyum dan mengacak rambutnya. Walaupun ada sedikit rasa kecewa.

"Nggak apa-apa."

Kami berdua berjalan keluar gedung, menuju parkiran. Setelahnya aku dan Keiko berpisah.

Kenapa ada yang ganjal saat dia mengatakan ada janji dengan ibunya, ya. Apa mungkin ini hanya perasaanku saja.

Daripada pusing sendiri. Akhirnya aku bergegas pulang ke apartemen.

"Halo..."

"Tolong, ubah jadwal penerbanganku untukku menjadi jam 2."

Tut.

Mudah saja bagiku.

*
* *
*

[Author]

"Ibu, dimana ibu meletakkan kaos kaki ironmanku?" Itu suara Minwoo dari dalam kamar.

Haera yang sedang menyusun sarapan pagi, segera pergi ke kamar anaknya.

"Sebentar ibu cari kan."

Akhirnya dia memberikan kaos kaki itu pada anaknya.

"Ayo sarapan, ibu sudah siapkan susu vanilla kesukaanmu."

Minwoo bergegas ke meja makan dan memakan sarapannya dengan tenang.
Kenapa waktu berjalan begitu cepat, Pikirnya. Padahal ia merasa baru kemarin Minwoo belajar makan sekarang anaknya sudah sebesar ini.

"Kenapa ibu menatapku seperti itu."

Sikap Minwoo yang sangat peka itu membuat Haera tersenyum. Anaknya sangat mengerti dirinya.

"Nggak apa-apa sayang." Ungkapnya seraya mengelus puncak kepala Minwoo.

Akhir-akhir ini pikiran sedikit terganggu akibat mimpi beberapa waktu lalu.

Entah mengapa masa lalunya terlalu mendominasi pikirannya sekarang. Padahal ia sudah berusaha untuk menutup lembaran lama itu. Tapi, tetap saja melintas.

"Ibu. Ayo."

Suara Minwoo mengalihkan pikirannya.

Mengerti maksud anaknya, ia langsung bergegas mengambil coat yang tergantung dikamarnya.

"Sayang jangan lupa pakai jaketnya ya. Cuaca diluar dingin."

"Iya bu."

Setelah memastikan anaknya sudah siap. Mereka segera berangkat.

Untung bis cepat datang jadi tak menunggu lama di halte. Setelah 20 menit mereka tiba disekolah.

"Minwoo ingatkan."

Anak itu mengangguk paham.

"Iya bu. Tidak boleh bermain lama-lama diluar, tidak boleh jajan sembarang, tidak boleh berkelahi lagi."

"Pintar anak ibu."

Haera memberikan pelukan dan elusan lembut dikepala anaknya.

Setelah memastikan anaknya sudah memasuki ruang kelasnya. Dia langsung bergegas ke cafe. Karna hari ini ada event kopi terbaru ditempat kerjanya. Pastinya akan ramai.

Haera sudah siap dengan seragam kasirnya. Cafe juga masih baru dibuka, jadi belum ada pengunjungnya.

"Ra bagaimana kabar Minwoo?" Tanya Manajer Cafe tempatnya bekerja.

"Baik Pak."

Manajer Cafe tempatnya bekerja dulunya adalah teman semasa sekolah menengah atas. Seorang lelaki yang baik, bijaksana dan tegas. Lelaki itu bernama Ahn Jaehyun.

Sebenarnya tanpa diketahui Haera, lelaki yang menjadi manajernya ini sudah menyukai Haera semasa sekolah.

Mungkin hanya sebagian karyawan di cafe tau. Bagaimana cara manajer mereka memandang Haera yang penuh rasa suka. Padahal salah satu teman Haera, Jungmi. Gadis itu sudah pernah memberitahu padanya, kalau Manajer Jaehyun menyukainya.

Tapi percuma saja diberi tau. Dia akan selalu menjawab, Mungkin hanya perasaanmu saja.

Tapi bagi Jaehyun dia tak pantang menyerah untuk selalu mendekati Haera. Salah satunya, dia berhasil membuat Minwoo nyaman saat bersamanya. Jaehyun tahu kalau Minwoo itu sangat susah beradaptasi dengan orang baru.

Seperti sekarang dia selalu menanyakan kabar Minwoo.

"Apa kamu sudah sarapan?"

"Sudah Pak."

Walaupun lebih sering dijawab dengan kata-kata pendek. Tapi itu kemajuan yang baik.

Mungkin saja Haera merasa bersalah. Jika dia terus menerus bersikap dingin pada Jaehyun. Jadi dia berusaha menjawabnya dengan baik tak ada nada dingin seperti dulu.

Pengunjung Cafe mulai berdatangan. Mungkin hari ini akan melelahkan.

Tbc.

Wah pendek ya (?-?-?). Aq terjangkit writter block. Setiap dapat ide tiba-tiba langsung ngeblank.

Sebenarnya ceritanya ini masih blur kurang jelas asal usulnya. Tapi aq usahin buat kalian ngerti sama jalan ceritanya.

Jangan lupa di vote comment ya.

Itu yang jadi semangatku

By Vee

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience