Rate

3

Fanfiction Series 771

Hari ini hari libur, aku sendirian di apartemen. Minwoo menginap dirumah Yoongi oppa, entah kenapa anak itu akhir-akhir ini sering sekali menginap disana. Aku juga masih sibuk bekerja di cafe yang ramai sekali dan membuatku harus lembur. Untung saja Minwoo tak pernah mengeluh, mungkin dia tau jika ibunya mencari uang untuk masa depannya.

Aku sendiri sudah menyiapkan tabungan untuk Minwoo kedepannya nanti, anak itu tidak terlalu meminta hal-hal yang membuatku sulit. Dia sangatlah mengerti keadaanku. Beberapa waktu lalu aku sempat dibuat stress karna masalahnya disekolah.

#flashback

Dimalam pesta kejutan ulangtahun Minwoo, sehabis makan malam kami masih berkumpul di meja makan. Anak-anak sudah bermain diruang tengah. Yoongi oppa ingin membicarakan suatu hal penting.

"Haera-ya."

"Ne oppa." Semuanya memandang ke arahku. Ada apa ini kenapa suasana tiba-tiba berubah canggung. Semuanya menjadi diam tak ada yang memulai pembicaraan.

"Kami ingin memberitahumu suatu hal yang penting." Jimin oppa memecahkan suasana yang tadinya canggung.

"Tentang apa oppa?" Aku bertanya dengan sedikit mengerutkan dahi, kenapa semuanya tampak bingung untuk memulai suatu pembicaraan. "Sebenarnya ada apa oppa?" lanjutku.

"Ra, ini soal Minwoo." Aku mengalihkan pandanganku ke arah Yoongi oppa.

"Minwoo, kenapa?"

"Selama ini Minwoo sering sekali bertengkar disekolah." Ucapan Yoongi oppa membuatku terkejut, kenapa aku tak pernah tau soal ini.

"Iya Haera, benar apa yang dikatakan Yoongi hyung." Jimin oppa juga membenarkan apa yang dikatakan Yoongi oppa.

"Saat diantara kami menjemput Minwoo disekolah, aku selalu mendapatinya sedang bertengkar dengan salah satu temannya disekolah." Sebenarnya apa yang sedang terjadi, kenapa anakku bertengkar dengan temannya.

"Sebenarnya ada apa oppa eonni? " Aku memandangi mereka satu persatu.

"Hae, selama ini Minwoo menyembunyikan sesuatu darimu." Aku semakin mengerutkan dahi tak mengerti dengan apa yang dikatakan Jimin oppa.

"Minwoo sering bertengkar dengan temannya disekolah. Penyebabnya dia sampai memukul temannya karna mereka sering mengejek Minwoo tak punya Ayah." Hati mencelos sakit, kenapa hal sebesar ini anak itu tak mau bercerita padaku. Aku merasa gagal menjadi orangtua.

Entah sejak kapan bulir-bulir bening mengalir disela mataku, Raemi eonni menghampiri menenangkanku. Aku tak sanggup mengeluarkan suaraku, mereka semua menjelaskan apa yang selama ini Minwoo sembunyikan dariku.

#flashbackoff

***

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Minwoo masih ditempat Yoongi oppa.

Saat jam istirahat tadi siang Yoongi oppa sempat menghubungiku, katanya Minwoo malam ini masih ingin menginap dirumahnya. Aku heran sendiri, Minwoo sangatlah dekat dengan Yoongi oppa.

Apa mungkin karna Hyemi dan Minwoo seumuran ya? Jadi mereka begitu dekat.

Aku senang Minwoo sekarang sudah mulai menceritakan masalahnya yang sering dia lalui saat disekolah, sejak saat aku mulai mengajaknya mengobrol berdua membahas masalahnya waktu itu.

Tapi di satu sisi aku sangat merasa sakit saat menatap tatapannya yang begitu ingin tau tentang ayahnya, bukannya aku tak mau memberitahunya hanya saja aku belum siap.

-
- -
- -
- -
-

#Jepang

#JungkookPov

Aku masih berkutat dengan masalah kantor, kemarin ayah memintaku untuk kembali ke Seoul.

Ayah bilang, "Perusahaan disini tidak ada yang mengurus." mendengar itu aku bingung bukan kepalang.

Dikarenakan gadisku tak menginginkanku kembali lagi ke tempat asalku Seoul.

Sudah 7 setengah tahun aku menetap di Jepang, aku juga sudah mempunyai tunangan bernama Keiko, dia seorang model majalah terkenal disini.

Padahal jam menunjukkan pukul satu. Tapi aku masih mengerjakan semua berkas-berkas ini, aku menjadi gila kerja sejak mulai menjadi pebisnis.

Keiko juga tak pernah mempermasalahkan hal itu, aku dengannya hanya akan bicara saat bertemu kencan saja.

Memang aneh tapi itulah kami, bertemu saat dijodohkan oleh kedua orangtua kami. Sulit menjalani ini tapi ini sudah menjadi kewajiban kami sebagai seorang anak.

Aku memang sayang padanya tapi hati ini masih belum memihaknya.

Dimeja kerjaku ada sebuah bingkai foto terpajang rapi, fotoku dengan para sahabat dan kekasih masing-masing sahabatku.

Jelas disana juga ada wajah mantan kekasihku Lee Haera.

Entah bagaimana kabar mereka sekarang? Aku tak pernah lagi berkomunikasi dengan mereka, hanya satu orang sahabatku saja yang masih menjalin komunikasi dengan baik yaitu Park Jimin.

Sejak pertemuan kami beberapa bulan yang lalu, aku sempat menanyakan kabar yang lainnya. Aku juga bertemu dengan Yoongi hyung, tapi tak sesuai harapanku dia masih menatapku penuh benci.

Sedangkan Jimin hyung dia masih mau berbicara padaku setelah kejadian beberapa tahun silam.

Dan aku juga sempat menanyakan kabar Haera padanya, tapi dia tak mengatakan apa-apa? Sejujurnya kabar Haera lah yang selama ini ingin ku ketahui.

Aku sama sekali tak pernah mendengar kabarnya sejak aku pergi meninggalkannya begitu saja, dan meninggalkan luka baginya.

Menyesal dan rasa bersalah terus mengikutiku hingga saat ini.

#PovEnd

(nyempil dikit doank si Jk. Emang aq buat gtu) ?^?^?

-
- -
- -

[Author]

Cahaya matahari pagi sudah tampak terik. Haera sudah bangun sejak tadi, saat ini dia membersihkan seluruh sudut-sudut apartemennya. Niatnya nanti siang akan pergi menjemput Minwoo ditempat Yoongi. Sejak semalam dia tidak bisa tidur nyenyak, karna mimpi buruk dia terjaga hingga pagi.

Mimpi yang membuatnya takut akan kehadiran lelaki yang sudah menyakitinya menjadi nyata.

Sudah cukup dia merasakan sakit bertahun-tahun, akibat luka yang ditaburkan Jungkook padanya.

Masih teringat jelas bagaimana lelaki itu memperlakukan buruk dirinya, saat dimintai pertanggung jawaban.

Tapi sekeras apapun dia berusaha melupakan, tetap mengakibatkan rasa sakit dihatinya.

Dulu dia harus menahan semua rasa sakit itu sendirian, dicampakkan keluarganya semua dia yang menanggung sendirian.

Beruntung sang Ibu masih menganggapnya anak. Jika tidak, mungkin saja saat ini dia tidak hidup dengan baik.

Ibunya masih sering datang berkunjung, jika Ayahnya pergi keluar kota untuk masalah bisnis.

Bahkan sering menginap juga, Ibunya juga selama ini memberinya nasihat dan kekuatan dalam hal mengurus anak.

Haera bergegas untuk menjemput Minwoo, dia berjalan cepat ke pinggir trotoar untuk menunggu taksi.

Jalanan siang ini tidak terlalu padat. Sebentar lagi akan sampai di apartemen milik yoongi.

Haera memasuki lift, menekan angka 8 dimana apartemen yoongi berada.

Ting.

Dia berjalan santai. Haera menekan bel, sejenak kemudian pintu terbuka.

Disana ada Raemi masih dengan celemeknya, mungkin sehabis memasak.

"Oh, Haera. Ayo masuk." Haera mengangguk pelan dan berjalan dibelakang Raemi.

"Eonni, baru menyiapkan makan siang. Kau sudah makan?"

Mereka berdua berjalan ke arah dapur, setelah Haera meletakan tasnya di sofa.

"Aku sudah makan eonni. Kenapa sepi sekali?"

Dia melihat sekelilingnya tampak sepi.

"Mereka ada dikamar Hyemi, sedang menggambar."

"Eoh, biar aku bantu eonni." Raemi menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Haera segera mengambil piring untuk ditata dimeja.

Setelah semua siap, Raemi memanggil suami, anaknya dan juga Minwoo untuk makan.

"Yoon-aa, Hyemi-ya, Minwoo-ya. Ayo makan dulu."

Terdengar suara langkah kaki yang gemuruh. Disana Minwoo dan Hyemi berlari untuk cepat untuk sampai di meja makan. Dibelakang Yoongi berjalan santai.

"Anak-anak jangan berlari nanti jatuh."

Minwoo berlari kearah ibunya. Yang disambut senyum hangat Haera.

"Ibu sudah datang." Katanya seraya memeluk Haera.

"Kan ibu sudah berjanji pada Minwoo."

Mereka berdua kemudian berkumpul di meja makan. Hanya Haera yang tak makan, karna memang dia sudah makan.

Setelah mereka semua menyelesaikan makan siangnya. Haera dan Minwoo berpamitan pada Keluarga Min.

"Oppa, eonni aku pulang dulu."

"Bibi,paman , Hyemi-ya. Aku pulang dulu ya." Ucap Minwoo sambil melambaikan tangan.

*
* *

#MinwooPov

Hari ini aku akan pulang kerumah. Kasihan ibu sendiri dirumah. Aku menginap dua hari dirumah paman Yoongi .

Aku, Hyemi dan paman Yoongi menggambar bersama. Aku menggambar Ibu, ayah dan Minwoo. Walaupun ibu tak pernah memberitahu tentang ayah, aku tetap menggambarnya.

Paman Yoongi sempat bertanya apa yang aku gambar, dan aku hanya memperlihatkan gambarku.

"Minwoo menggambar dengan baik. Tapi ini siapa sayang?"

"Ini ibu, Minwoo dan ayah."

Tapi paman Yoongi tak berbicara apa apalagi.

Suara bibi Raemi memanggil kami untuk makan. Aku dan Hyemi balapan berlari untuk sampai di meja makan.

Tapi aku dapat melihat ibu, yang berdiri tak jauh dari bibi Raemi . Aku menghampiri ibu dan memeluknya.

Setelah makan siang selesai, ibu mengajak pulang.

#PovEnd

Kami berdua telah sampai di apartemen. Aku menyuruh Minwoo untuk bergegas ke kamarnya.

Bulan sudah hampir memasuki musim dingin. Cuaca diluar juga sudah dingin.

Aku khawatir dengan Minwoo, anak itu mempunyai alergi dingin. Dulu saat usianya 3 tahun, kami pernah berlibur ke tempat wahana saat musim dingin.

Saat itu suhu tubuh Minwoo tiba-tiba berubah, tubuhnya menjadi pucat dan dingin. Untung saat itu aku tak sendiri ada sahabatku yang lainnya. Minwoo dibawa ke rumah sakit, dan harus dirawat selama 3 hari. Dan dia diagnosa mempunyai alergi terhadap suhu dingin.

Penyakit itu menurun dari ayahnya.

Aku mengganti pakaianku dengan baju rumahan. Setelahnya aku pergi ke kamar anakku.

Dimeja belajarnya kulihat Mimwoo sedang melakukan sesuatu.

"Sayang, kamu sedang apa?"

"Eh ibu. Melanjutkan gambarku yang tadi." Ucapnya seraya memperlihatkan buku gambarnya.

Disana aku melihat dia menggambar sebuah keluarga. Tapi ada yang mengganggu pandanganku saat melihat gambar sosok laki-laki.

Apa dia menggambar ayahnya (Jungkook)?

"Gambar yang bagus sayang." Pujiku pada gambarnya.

Kenapa terasa sangat sakit, kenapa ini begitu sakit. Luka yang tak nampak membuatku sangat sakit. Tak terasa setetes air mata mengalir dipelupuk mataku.

Aku belum siap mendengar pertanyaannya nanti. Dimana dia akan menanyakan sang ayah.

*
* *

Tbc

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience