Rate

2

Horror & Thriller Series 526

Ternyata UPDATE.y SEKARANG????????????

HAPPY READING GUYS ??
-----------------------------------------------------------

Seorang laki-laki baru saja keluar dari rumah sakit. Tubuhnya penuh dengan luka-luka. Bahkan jahitan disekitar pelipisnya masih terasa menyakitkan. Disampingnya terdapat dua orang laki-laki yang menopang dirinya. Sangat anggun dan indah. Wajahnya juga sangat bersih dan tampan. Mereka berjalan hingga berada didepan sebuah mobil hitam.

"Apa ayah baik-baik saja?" Tanya laki-laki disebelah kanan. Namanya Jun. Tinggi idealnya bagi kebanyakan wanita membuat dirinya selalu dilirik. Bukan hanya itu, wajahnya yang tampan dan terlihat sempurna tidak dapat membuat orang-orang akan berpaling padanya.

"Ayah tidak apa-apa." Dia adalah Edward. Ayah Jun dan Erik. Wajahnya yang tampan diwariskan ke kedua anak laki-lakinya.

"Ayah yakin?" Tanya laki-laki disamping kirinya. Dirinya tidak kalah tampan dengan Jun. Dialah Erik, adik Jun.

Edward mengalami kejadian yang tidak terduga saat dia berkendara pulang kerumah. Tiba-tiba rem mobil yang dipakainya tidak dapat digunakan. Dan berakhir dengan kecelakaan. Untung saja hanya luka ringan dan tidak terlalu buruk. Atau istrinya akan menangis setengah mati melihatnya menderita.

Setelah mereka masuk kedalam mobil, Erik yang mengambil alih untuk duduk di bangku sopir dan dengan cepat menjalankan mobil kembali kerumah.

***

Mei masih menangani pelanggan-pelanggan. Hari ini, pelanggannya sangat banyak hingga beberapa dari mereka harus mengantri. Uang yang banyak tiap hari mengalir kedalam tabungan Mei. Matanya agak berbinar saat menatap seluruh pelanggan itu dan membayangkan mereka membawa uang yang banyak untuk diberikan padanya.

"Aku sering merasakan hidupku terancam. Tampaknya seseorang mengamatiku dari jauh. Rasanya seakan diriku diteror." Gadis didepan Mei berbicara dengan rasa ketakutan. Dia adalah pelanggan terakhir yang datang kesini. Awalnya Mei sudah akan menutup tempatnya dan mencoba untuk menghitung keuntungan yang dia dapatkan. Namun, gadis ini muncul seketika saat pintu hampir menutup satu sama lain.

"Ya, aku bisa melihatnya. Ada seorang laki-laki..." Dia sekali lagi berkonsentrasi. Menatap telapak tangan gadis ini. "Apa kamu baru-baru ini dekat dengan seseorang?" Tanya Mei penasaran.

"Oh itu, iya aku dekat dengan seseorang. Tapi seseorang itu perempuan. Namanya Jessica."

"Oh, kurasa ini ada hubungannya dengannya!"

"Tidak mungkin. Jessica sangat baik kepadaku."

"Iya, aku tahu Jessica sangat baik padamu." Mei tersenyum. Gadis didepannya sangat berpikiran sempit. Mungkin dirinya mengira laki-laki yang sering memperhatikannya itu akan bertindak jahat padanya. Padahal tidak, bahkan sebaliknya.

"...."

"Ya, kamu sangat tepat memilih Jessica sebagai sahabat. Dan sebaliknya Jessica sangat baik terhadapmu. Tapi itu bukan tujuannya sebelum berteman denganmu."

"Tidak mungkin, Jessica tidak mungkin mengkhianatiku!"

"Bukan... Bukan itu yang kumaksud. Sebenarnya Jessica memiliki seorang sepupu yang tertarik padamu. Namanya Jhon, kau pasti pernah mendengarnya dari Jessica."

Gadis ini hanya tercengang, bagaimana mungkin Mei mengetahui Jhon. Apa memang dia benar-benar peramal?

"Dan Jhon menyuruh Jessica untuk berteman denganmu karena dirinya. Awalnya Jessica memiliki tujuan ini. Tapi setelah dekat denganmu dia tidak lagi menganggap ini sebagai tujuannya dan benar-benar ingin menjadi sahabatmu. Tentu tidak akan lupa dengan tujuan awalnya. Ingin menyatukanmu dengan Jhon, sepupunya dan menjadi sahabatmu."

"Benarkah itu?" Gadis ini sudah paham dengan tingkah laku Jessica belakangan ini. Dia memang lebih banyak bercerita tentang sepupunya Jhon padanya. Untuk suatu waktu Jessica mencoba memperkenalkan Jhon padanya. Namun dia tidak punya waktu dan harus ujian pada saat itu. Sehingga dia tidak pernah melihat bagaimana Jhon itu.

"Baiklah, sekarang kamu bisa kembali. Semuanya akan berjalan normal jika kamu bertemu dengan Jhon lalu berkenalan dengannya."

Dengan begini pelanggan terakhir memberi Mei beberapa uang dan pergi dan menghilang.

***

Edward dan dua anaknya telah tiba di rumah. Mereka disambut oleh seorang wanita cantik. Wajahnya yang cemas kini tergantikan dengan senyuman hangat. Melangkah keluar lalu memeluk Edward dengan erat.

"Aku hampir mati khawatir dengan kondisimu." wanita itu berkata. Tubuhnya terguncang saat anak sulungnya menghubunginya dan mengatakan bahwa ayah mengalami kecelakaan.

"Maafkan aku, aku benar-benar menyesal."

"Tidak apa-apa."

***

Update berikutnya nggak menentu ya kapan...!!! Jadi standbye aja...

OCEeee??

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience