Rate

04

Romance Series 561

"SEMUANYA... BERHUBUNG HARI INI ADALAH HARI TERAKHIR KITA MOS, JADI UNTUK ACARA PENUTUPAN KITA AKAN MENGADAKAN SAYEMBARA TANDA TANGAN UNTUK LOCK BOOK MOS KALIAN" teriak salah seorang panitia MOS dengan menggunakan toa.

"Maksudnya apaan sih?" Bianca menatap chaca dan andin secara bergantian

"Tau tuh" andin memutar ke dua bola matanya dengan bingung.

"Gue juga ngk ngerti" chaca mengangkat ke dua bahu nya dengan acuh.

"EH LOE BERIGA NGAPAIN NGOBROL?" Teriak bella yang tiba2 sudah ada di depan chaca, andin dan bianca.

"Kita bertiga ngk ngerti kak" jawab chaca dengan enteng nya.

"Punya mulut kan? Kenapa ngk digunain? Nanya lahhh begooo" hardik bella dengan suara lantangnya.

"Ih biasa aja sihhh, nge gas mulu ni cewek" chaca melemparkan tatapan tajam nya pada bella.

"Apa loe ngliatin gue?" Bella membentak chaca tepat di depan wajah nya.

"Nggg..ngk kok kak. Gue biasa aja" jawab chaca yang mulai kehilangan kesabarannya setelah menjadi pusat perhatian karena bentakan bella.

"Ngelawan loe!! Gue perhatiin yah dari kemaren MOS loe udah jadi pembuat onar di sini" mata bella menatap chaca dengan tajam.

Semua peserta dan panitia MOS terdiam dan sibuk memeperhatikan bella dan chaca.

"Pembuat onar?" suara chaca terdengar mulai menantang.

"Anjingggg nih cewek, mau gue gampar loe?!!! Loe sengaja kan kemarin make lipstik merah loe, biar loe bisa tebar pesona gitu? Murah banget sih taktik loe" bella mulai mondorong bahu chaca.

"Ckk!!" Chaca tak membalas hinaan dari bella, dia hanya menatap bella dengan tajam, bibirnya tersenyum meremehkan setelah melihat tingkah bella.

"Apasih ini? Brisik banget?!!! Ngk usah adu mulut, adu jotos noh sana" suara pria terdengar memecah suasana yang sudah memanas antara bella dan chaca.

"Sayangggggg" teriak bella setelah melihat digta lah pemilik suara itu.

Pria yang tak lain adalah digta itu tak membalas ucapan bella.
Tapi secara perlahan langkahnya mulai mendekat ke arah bella dan chaca.

Digta menatap bella dan chaca secara bergantian.

"Kok tank top putih loe ng kliatan lagi?" Digta mulai menatap ke dua manik chaca.

Kalimat digta sukses membuat suasana yang tadinya tenang menjadi berisik karena bisikan dari peserta MOS.

"Hah!!! Mereka habis ngapain?"

"Tank top chaca? Kok kak digta bisa nanya gitu"

"Ada apa yah di antara mereka?"

Ketiga pertanyaan itu sukses  menjadi best question dari sekian banyaknya pertanyaan setelah kalimat yang di lontarkan digta pada chaca.

"Sayangggggg.. kok kamu nanya nya gitu?" Bella menatap bingung pada digta dan chaca secara bergantian.

Rendy dan dani yang tadinya hanya terdiam, kini berjalan menghampiri digta setelah melihat aksi dari sahabatnya.

Chaca yang merasa malu dengan situasi saat ini hanya tertunduk dan mencoba menahan air matanya agar tidak meluncur dengan bebas.

"Diem loe semuaaaaa!!! Ngeres aja pikiran loe semua" bentak digta pada semua orang yang mulai memandang jijik kepada chaca.

Seketika tatapan jijik untuk chaca sirna setelah mendengar bentakan dari digta.

"Ngapain loe nunduk? Emang loe salah? Ato ada uang 5M di dawah sana?" Digta mulai mendekat dan menepuk ouncak keoala chaca dengan pelan.

Yah, digta sadar sekarang chaca benar2 malu dan kesal karena telah di salah pahami akibat ulah nya. Dan sekarang digta menyesal telah mempermalukan chaca tanpa sengaja.

Chaca perlahan mengangkat kepala nya.
"Apaan sih.. tadi udah ngebuat gue malu, sekarang aja udah manis2 lagi depan gue"

Sekilas terlihat senyum manis yang menghiasi wajah tampan digta. Dan chaca menyadari senyum itu.

"Jaket gue ngk loe buang kan?" Pertanyaan digta mulai memecah lamunan chaca.

"Ahhhhhh bener!!! Dia ke sini pasti nyariin jaketnya, untung gue bawa" sekilas chaca menatap ke dua manik digta yang terlihat tenang.

"Gue ambilin dulu kak di mobil" chaca mulai merubah posisi nya.

"Gue ngk nyuruh ngambil. Gue cuman nanya" ke dua tangan  digta menahan pundak chaca dengan pelan.

Chaca mnatap digta dengan bingung.

"Sayanggggg ihhhhh" dengan manja nya, bella menepis ke dua tangan digta yang sedang berada di pundak chaca.

Digta tak menjawab, dia hanya menatap bella dengan wajah datar nya.

"Oke..oke..semuanya diem!!!! Sekarang gue kenalin, ini digta pradana agazy, salah satu panitia MOS yang baru keliatan di hari terakhir kalian MOS" teriak rendy sambil menepuk2 ke dua tangannya.

"Dia ini ketua tim basket SMA harapan gemilang selaligus pacar gue, bella mariska" jelas bella sambil menggandeng lengan digta.

Tidak seperti biasanya, kali ini digta hanya terdiam menerima gandengan bella.

Bella sangat bahagia melihat sikap digta yang tidak seperti biasanya, tapi kebahagiaan bella hanya berlangsung 3detik.

Kata2 kasar digta menghancurkan kebahagiann bella sepenuhnya.
"Ngk waras loe!!!" Hardik digta tanpa memandangi bella.

Rendy dan dani tertawa puas setelah melihat sikap dingin digta kepada bella.

"Lanjutin acaranya" perintah digta pada semua panitia MOS"


.....................

"Udah dapet tanda tangan berapa cha?" Bianca menatap lock book milik chaca.

"Hampir semua. Gue belum dapet 2, loe?" Chaca memperlihat kan loock book milik nya.

"Gue malahan belum dapat 4"

"Kalian disini tohhhhh, dari tadi gue cariin" sapa andin setelah melihat chaca dan bianca yang terlihat mengobrol.

"Loe udah selesai?" Chaca menatap andin.

"Kurang 4 lagi"

"Siapa aja?"

"Kak rendy, kak dani, kak digta, kak bella" andin memperlihat kan loock book milik nya pada chaca dan andin.

"Gue juga" bianca menatap andin.

"Loe sendiri?" tanya andin pada chaca

"2. Kak bella ma kak digta" suara chaca terdengar lemas setelah menyebut ke dua nama itu.

"Kita mintanya bareng2 yukkk?" Pinta andin yang langsung mendapat anggukan kepala dari bianca dan chaca secara bersamaan


.....................

"Ngapain loe bertiga?" Mata bella melotot tajam setelah melihat kedatangan chaca, andin dan bianca

"Mmmauu minta tanda tangan buat lock book kak" jawab bianca dengan suara yang sedikit ketakutan

"Ngk ada!!! Pergi loe berdua. Dan loe kemari" bella menunjuk chaca dengan jari telunjuk nya.

Dengan malasnya chaca melangkahkan kaki mendekat ke arah bella cs.
Andin dan bianca tak bergeming, mereka masih mematung menatap chaca yang berjalan menuju ke arah bella.

"Jangan sok cantik yah loe!!! Loe kira gue ngk liat loe godain cowok gue kemaren?!!!!" Bentak bella sambil bertolak pinggang di depan chaca.

"Gilaaaa!!! Apasih maksudnya ni cewek??? Udah kayak petasan aja mulut nya" batin chaca serasa berteriak.

"Sekali lagi gue liat loe naik di atas motor cowok gue, ato pun ello ngedeketin cowok gue, gue jamin loe bakalan nyesel udah pernah kenal sama gue" bella mulai mendorong bahu chaca dengan keras.

Chaca masih berusaha mengatur nafasnya. Dia benar2 kesal dengan perkataan bella, ingin rasanya ia menyobek mulut gadis yang sedang menghardiknya itu.

"Sabar cha.. ini udah hari terakhir loe MOS. Jangan bersikap rendah seperti gadis yang ada di depan loe. Loe cewek yang berpendidikan" chaca menyemangati dirinya sendiri dalam diam.

Dan setelah puas membentak chaca, bella cs meninggalkan chaca dan teman2nya.

"Sabar cha.. ngk usah di ladenin, bisa brabe klo nyari masalah ama dia" bianca dan andin mendekat ke arah chaca.


...................

"Permisi kak" bianca mulai mengetuk pelan pada sebuah pintu ruang kelas..

"Ada apa?" Dani menatap chaca, bianca dan amdin secara bergantian.

"Mau minta tanda tangan buat lock book kak" andin melangkahkan kaki nya dengan ragu.

"Oh" dani hanya ber oh ria mendengar jawaban dari andin.

"Tanda tangan gue mahal" teriak rendy yang sedang duduk bersama digta yang sedari tadi hanya sibuk mengisap rokoknya.

"Lohhhh.. ello kan udah" chaca mulai melangkah mendekat ke arah dani, rendy dan digta.

"Kak digta.. anuu..anuuu, anuu kak digta" chaca mulai menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak lah gatal.

"Anu gue baik2 aja" jawab digta tanpa memandang ngi chaca. Kaki nya terlalu sibuk menginjak puntung rokok nya.

"Hahaha" rendy tertawa puas mendengar jawaban tengil digta.

"Loe mau sama anu nya digta?" Tanya dani yang ikut menghoda chaca

"Shitttttt.. mesum banget sih otaknya" umpat chaca pada batin nya.

"Mo minta tanda tangan kak buat lock book, ngeres banget sihhh" chaca melemparkan pandangan nya ke segala arah karena kesal dan merasa malu dengan guyonan digta cs.

"Ngomong yang jellass" digta langsung  mengambil loock book yang berada di tangan kanan chaca.

"Udah kan?!!" digta menaikkan alisnya dengan tegas.

"Mmm..makasih kak" jawab chaca tak percaya karena merasa dengan mudahnya mendapat tanda tangan dari the most wanted SMA harapan gemilang ini.

Andin dan bianca ikut menyodorkan looc book milik mereka secara bersamaan.

"Emang loe minta sama gue?" Digta menatap andin dan bianca dengan wajah datar nya.

"Iiiii"iii..iya kak" jawab bianca dengan sedikit terbata.

"Udah sini ceppetttt, untung cantik loe pada" dani mengambil looc book milik andin dan bianca dengan cepat lalu memberi tanda tangan secara bergantian bersama rendy dan digta.

"Cabut yukkkkk" pinta digta acuh setelah memberi tanda tangan kepada chaca, bianca dan andin.

"Bye cantikkk" rendy menyentuh dagu andin dengan gemas.

Andin hanya tersipu malu melihat tingkah lucu rendy. Salah satu most wanted di SMA harapan gemilang.

Chaca, andin dan bianca hanya menatap punggung ketiga pemuda itu yang mulai menghilang dari bayang mata mereka.

"Ada penutupan gak?" Tanya chaca di tengah keheningan.
Dan mereka masih setia berada dalam ruang kelas yang tadi di huni oleh ke tiga most wanted SMA harapan gemilang.

"Kyak nya ngk deh. Kita cuman di suru ngumpulin lock book terus balik."jawab bianca ragu.

"Iya. Tadi juga kita kan udah upacara pembubaran sebelum acara terakhir ini" andin menunjuk loock book merah yang berada dalam dekapan nya.

"Yaudah kita kumpulin yuk, terus balik. Udah sore." Chaca mulai melangkahkan kaki nya.

"Kan belum lengkap cha?" Andin dn bianca melangkah dengan ragu.

"Kalian yakin, cuman punya kita yang ngk lengkap?" Suara chaca terdengar sangat percaya diri.

"Iya juga sih. Ya udah yukkkk. Besok kita udah mulai bejar aktif jadi kita haris istirahat total ntar malem"  mereka b3 mulai melangkah dengan cepat menyisiri koridor dan menuju ke ruang OSIS untuk meletakkan loock book mereka.

"Betewe cha, kita berdua nebeng loe yah pulang nya?" Andin menatap manja pada chaca di tengah langkah mereka menuju area parkir.

"Rumah kalian emang di mana?"

"Lebak bulus" jawab andin dan bianca secara bersamaan

"Lohhh, kok?"

"Kita tatngga komplek" bianca menjawab dengan semangat.

"Oh" chaca hanya ber oh ria mendengar jawaban andin.


...................

"Ehhhh.. kok jaket loe bisa ada sama chaca sih? Lincah benner loe" dani menatap digta dengan bingung.

"Kepo!!!" Jawab digta singkat.

"Bangkeeee. Gue srius nih" dani kembali bertanya dengan merapatkan posisinya pada digta yang sejak tadi hanya sibuk memainkan hp nya dan sesekali mengisap rokoknya dengan dalam.

"Kemaren dia pulang bareng gue" jawab digta enteng dan to the point.

"Hahhh? Srius? Kesambet setan apa loe?" Rendy menatap digta dengan gemas.

"Arwah nenek perawan" digta berusaha menahan tawanya yang hampir meledak melihat ke dua ekspresi sahabat nya yang penasaran.

"Oh mannnn!!! Gue sirius. Loe lagi ngk sakit kan?"

"Kenapa emangnya? Loe berdua suka sama chaca?" Seketika digta meletakkan puntung rokoknya di asbak.

"Ngk biasa2nya loe baek sama perempuan. Biasa juga loe paling anti" suara dani masih terdengar sangat penasaran.

Digta tak menjawab, dia hanya menaikkan ke dua bahunya dengan acuh.

"Bella aja yang cantik dan punya body semok ello tenggelemin" rendy menatap digta yang terdiam.

"Bener tuhhhh. Tapi chaca juga cantik sih, natural malah tapi body nya masih kalah dari bella" dani menambahkan perkataan rendy.

"Udah!! Ngk usah ngomongin anak orang" hardik digta kepada kedua sahabatnya.

Tok..tok..tok...
"Kak didit" terdengar suara seorang gadis yang mengetuk pintu dengan tidak sabar dari balik pintu.

"Masuk aja, ngk di kunci" teriak digta.

"Kakak punya tali skipping ngk?" Gadis itu berjalan memasuki kamar digta.

"Cari aja di sana" digta menunjuk sebuah laci meja yang berwarna hitam.

"Haloo.. dedek keyla. Makin cantik aja"  rendy terus memandangi keyla dengan senyum manis.

"Mau gue colokkk mata loe?" Bentak digta pada rendy yang sedang memandangi adiknya.

"Selowwww dong calon ipar" rendy mulai tertawa melihat digta yang kesal.

"Udah dapet blum? Kluar gihhhh" titah digta pada keyla setelah melihat keyla memegang tali skipping berwarna biru.

"Ngk usah ngusir kali kakk" suara keyla sedikit di naikkan walau terdengar sedikit manja kepada digta.

"Iya. Dedek keyla jangan lama2 di sini. Soalnya kita bertiga mau naena2-an dulu" dani berusaha menahan tawanya.

"Naena? Maksudnya? Emang ada game namanya naena?" Keyla menatap digta, rendy dan dani dengan bingung.

"Hahahahhahahahah" suara tawa dani benar2 pecah memenuhi ruang kamar digta.

"Anjinggggg!!! Brani loe ngeracunin adik gue? Klo masih sayang sama nyawa loe, jangan ganggu adek gue!!!' Dani menghindari kepalan tangan digta yang akan mendarat bebas di kepala nya.

"Maapkeunnn ketidak warasan kak dani yah, jadi naena itu adalah film p———" belum sempat rendy melanjutkan perkataannya tiba2 digta menjitak kepala rendy dengan keras.

"Bangkeeeee!!!! Pergi loe pada dari rumah gue"  hardik digta dengan kesal.

Keyla menarik nafasnya dengan kasar setelah melihat tingkah konyol kakaknya beserta ke dua sahabat kakaknya.

Keyla menggeleng2kan kepalanya, menatap ke tiga pria itu dengan tatapan aneh dan tidak percaya.

"Pintunya di tutup rapet yah" teriak digta setelah keyla mulai berjalan meninggalkan digta, rendi dan dani.

Begitulah, jika ketiga pria itu berkumpul pasti ada saja bahan mereka untuk saling mengerjai satu sama lain.
Dan rumah digta selalu menjadi tempat nongkrong mereka selain di arena balapan liar.


..................

Vote dan komen yahhhh
. .
. Terimakasih sudah membaca tulisan saya yang mungkin kurang berkenan, dan berantakan

.
. .
Next.....???????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience