Rate

03

Romance Series 561

"Loe jangan meluk2 gue yah" titah digta sambil melirik chaca dari balik spion motornya.

Chaca hatanya memutar matanya dengan malas.

"Ngk punya mulut loe?!" Teriak digta dari balik helm fullface nya.

Maklum saja, motor yang di kendarai digta melaju dengan kecepatan sedang namun, gemuruh angin dan suara kendaraan yang mulai bising mampu menenggelamkan suara digta.

Perlahan chaca mulai mendekatkan tubuhnya ke punggung digta, kepalanya tepat berada di tengkuk digta.
"Gue cuman minta nebeng kali'!!! Ngk usah mikir macem2" teriak chaca yang tak mau kalah.

Seketika digta me rem motornya dan otomatis posisi tubuh chaca sangat tidak di untungkan, hingga ia dengan refleks memeluk digta karena terkejut.

"Modus banget sih loe kak!!" Teriak chaca dengan suara terkejutnya.

"Turun loe"

"Serius!!! Ni cowok sumpah ngesellin banget. Masa ia gue di turunin di sini? Rumah gue aja masih jauh" teriak chaca pada batin nya
"Ganteng2 tapi belagunya minta ampun"

Digta mulai melepas helm fullface nya.
"Buruan" hardik digta kepada chaca.

Dan Tanpa penolakan chaca langsung turun dari motor sport hitam milik digta.

Digta berjalan menuju halte yang sedang ramai di singgahi oleh beberapa orang yang sedang menunggu angkutan umum.
Namun tidak dengan chaca, dia berjalan menjauh dari digta.

"Woiiiiii, ngapain loe di sana" suara teriakan digta sukses membuat chaca menjadi pusat perhatian kala itu.

Chaca mulai memutar kedua matanya dengan jengah.

Digta berjalan menghampiri chaca, dan tanpa persetujuan, dia menarik tangan ramping chaca.

"Lepasin ihhhhhhh, ngk sopan bnget sih sama cewek" keluh chaca yang merasa mendapat penarikan secara paksa dari digta.

"Bisa ngk sih? Loe diem!!".

Beberapa pasang mata masih sibuk memperhatikan perdebatan mereka.

"Anak SMA jaman sekarang, hobby nya bertengkar di tempat umum"

"Gila!!! Ganteng banget cowok nya"

"Kasian tuh cewek, di bentak sama cowok nya sendiri di depan umum"

"Ya ampun.. beruntung bnget tuh cewek. Cowoknya ganteng banget"

"Cantik juga ceweknya, pantes aja cowoknya juga ganteng"

Suara dari penghuni halte mulai menusuk tajam ke dalam indra pendengaran chaca dan digta.

"Hmmmmm" chaca berusaha mengatur nafas nya dengan kesal.

Digta terdiam. Dagunya hanya menunjuk rintik hujan yang mulai turun dengan cepatnya membasahi mereka berdua yang sedang mematung di tepi halte.

"Astagaaaaaaa, gue kira loe mau nurunin gue di tengah jalan" chaca mulai mengembangkan senyuman di wajah nya.

Digta hanya memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Masih betah loe ujan2nan?" digta melangkahkan kaki meninggalkan chaca yang masih mematung, dan seketika senyum yang mengembang di wajah chaca mulai menghilang.

"Lupa gue" chaca berusaha mengikuti langkah digta.
Namun karena perbedaan tinggi mereka, langkah digta sedikit susah untuk tersusul.

Cukup lama mereka menunggu hujan untuk sedikit reda.
20menit mereka menunggu.

"Gak peka banget sih. Tawarin kek jaketnya buat gue.. dingin tauuu" batin chaca seakan berkeluh dengan kesal.

Tanpa mengeluarkan kata, digta lalu menarik tangan chaca mendekat ke arah motor sport hitam milik nya yang sejak tadi terparkir di tepi halte.

"Aduhhhh!!! Bisa ngk sih ngomong aja tanpa tarik2. Irit bnget sih ngomong, ngk bayar juga"

"Udah reda, buruan" digta semakin melebarkan langkah nya.

Digta sudah memakai helm fullface nya kini. Tangan nya mulai memutar kunci motor untuk menyalakan mesin motornya.

"Nihh" digta menyodor kan jaket kulit hitam nya kepada chaca sebelum chaca menaiki motornya.

"Yakin?" Tanya chaca ragu.
Digta terkenal dengan sikap dingin, urakan dan belagu nya tidak mungkin sebaik ini pada chaca.

"Tank top loe ngingip" digta membuang pandangannya dari chaca.

Seketika pipi chaca memerah karena blushing.
Dia sadar baju seragam pitihnya sedikit basah akibat terkena hujan tadi, alhasil warna tank top nya bisa terpampang dengan nyata.

"Kenapa ngk bilang dari tadi sih kak?"
"Jangan2 sejak tadi kak digta udah liat tank top gue, mesum!!!" Chaca menatap digta dengan kesal.

"Baru liat"

Brem..bremmm..bremm
Suara kenalpot motor digta mulai terdengar.
Dan setelah memastikan chaca duduk dengan baik dan memakai jaket yang ia berikan, digta mulai melajukan motor nya dengan keceparan sedang.


.............................

"Makasih kak, gue masuk dulu yah" chaca mulai turun dari motor digta.

Digta hanya menganggukan kepalanya tanpa bersuara.

"HAti2 kak, gue ngk nawarin mampir, mau langsung mandi dan istirahat soalnya"

"Gue juga lagi buru2" jawab digta singkat.

Pelahan motor digta mulai berlalu, terlihat digta menambah kecepatan pada gas motornya, tidak seperti ketika membonceng chaca tadi.

Chaca hanya mulai menatap punggung digta yang mulai menghilang dari bayangan mata nya.

"Assalamualaikum, chaca pulang" chaca mulai membuka pintu.

"Walaikum salam non" sosok inah muncul dari balik pintu.

"Bunda sama kak cerry ada bi?"

"Ibu belum pulang non. Klo non cerry ada di ruang tv, dari tadi nungguin non chaca kayaknya"

"Oh ya udah bi" chaca melangkah menuju ke ruang tv.

"Baru pulang dek?" Tanya cerry setelah melihat adiknya menghempaskan pantat nya pada sofa dengan cukup keras.

"Kak cerry kok ngk jawab pesan chaca?"

"Ada emang? Hp kakak di atas, di kamar"

"Hmmm" chaca hanya berdehem mendengar jawaban kakaknya.

"Jaket baru?"  cerry menatap jaket kulit hitam yang menutupi seragam sekolah chaca.

"Astaga!!! Ini punya temen, tadi di pinjemin. Kehujanan soalnya" suara chaca tersengar panik setelah ingat lupa mengembalikan jaket digta.

Cerry hanya membalas jawaban chaca dengan senyuman.

"Mau makan dulu non chaca?" Sosok inah tiba2 sudah berada di samping chaca.

"Ngk deh bi, makasih. Aku mau mandi terus istirahat aja. Pegel badan aku" inah menatap punggung chaca yang mulai berlalu menaiki anak tangga dengan pelan.

"Mau bi inah pijet non? Ato bi inah panggilin siti untuk mijet non chaca" .

"Ngk deh. Makasih" jawab chaca sambil membalikkan badannya menatap inah lalu tersenyum dan meninggalkan inah.


.......................

"Gi mana yah, mau ngembaliin nih jaket tapi ngk tau rumah dan no hp nya si digta"
chaca menatap jaket yang sedang tergantung di balik pintunya.

Tok..tok..tok
Suara ketukan pintu mengagetkan chaca.

"Duhhhh, masuk" jawab chaca sambil berjalan menuju kasur queen size nya.

"Gi mana MOS nya nak?" Suara citra terdengar hangat..

"Bundaaaaaaaa!!!!" Teriak chaca dengan suara manjanya setelah melihat citra lah yang telah mengetuk pintu kamarnya.

Citra hanya tersenyum hangat melihat putrinya.

"Capek bun, tapi besok udah kelar kok" chaca meletakan hp nya di atas nakas yang tepat berada di samping tempat tidurnya.

Citra membelai lembut puncak kepala putrinya dengan lembut.

"Masa SMA itu masa paling indah, itu masa peralihan jadi kamu nikmatin aja sayang"

Chaca hanya mengangguk pelan dan melingkarkan ke dua tangan nya di pinggul ramping citra.

"Tadi bunda tlpn kok hp nya ngk aktif?" Citra menatap hp chaca yang baru di letakkan di atas nakas.

"Astag ia, lowbat bun. Hampir aja chaca lupa neg chas" tangan chaca mulai bergerak mencari charger yang berada dlam laci nakasnya"

Citra hanya menggeleng melihat tingkah putrinya.

"Udah makan?"

"Ngk deh bun. Chaca mau langsung tidur aja. Udah jam 9mlm juga" citra mengecup kening chaca dengan lembut.

"Ya udah. Have a nice dream yah nak"

Sebelum meninggalkan kamar chaca, citra terlebih dahulu merapikan selimut agar selimut itu membungkus badan putrinya dengan sempurna.

"Makasih bun" jawab chaca dengan matanya yang mulai tertutup

Citra terdiam, langkahnya perlahan mulai terdengar jauh dari tempat tidur milik chaca, dan sebelum benar2 meninggalkan kamar chaca, citra menekan skren lampu yang berada pada dinding di samping pintu kamar chaca.


.....................

"Chaca udah bangun bi?" Citra membantu inah meletakkan piring di atas meja makan.

"Udah bu. Tadi lagi mandi" jawab bi inah dengan di iringi senyum di bibirnya yang mulai menamppakan garis kerutan halus.

.
. .
. .
—-

"Dittttttt.. didit...sarapan dulu" teriak seorang wanita sembari mengetuk sebuah pintu berwarna putih.

"Bentar mam, mau mandi dulu." Jawab pria yang di sapa didit itu

"Buruan yah, papi, abang sama adek kamu udah nungguin di bawah"

Tak ada jawaban dari sang empunya kamar.

10menit kemudian.

"Pagi" sapa didit pada keluarganya.

"Semalem pulang jam brp kamu dek?" Tanya seorang pria pada didit.

"Cepet bang, jam 1 aku juga udah di rumah" didit mulai duduk di sebuah kursi.

"Kamu masih ikut balapan lagi? Mau jadi apasih kamu didit? Papi udah bilang stop" seorang pria menatap didit dengan wajah datar.

"Jadi orang ganteng lah pi" didit melemparkan senyum pada papi nya..

"Udahh.. makan aja" tiba2 suara seorang wanita menyambar di tengah pembicaraan ketiga lelaki tersebut.

"Mami jangan selalu ngebela didit yah. Dia udah gede. Dia udah kelas X1 sekarang. Klo dia terus2san balapan kapan jadi orang nya" papi didit menatap kesal pada seorang wanita, yang tidak lain adalah istri nya.

"Bapak dirgantara agazy yang paling ganteng selain fendy ahmad agazy dan digta pradana agazy. Disini saya tidak membela siapa2, tapi ini meja makan bukan tempat ngobrol"

"Ny. Vanessa agazy. Kamu memang selalu membela anak2 mu ketimbang suamimu" jawab dirgantara agazy- suami vanessa sekaligus kepala kluarga dalam rumah mewah tersebut.

Vanessa hanya tersenyum menatap tingakah suaminya yang terlihat sedikit manja di depan nya.

"Kamu juga didit, stop deh balap2nya lagi. Jangan suka balapan ngk jelas. Itu nge bahayain diri kamu dan orang lain nantinya"

"Balapannya juga ngk receh dan ugal2lan kok mam, jadi santaiiiiii" jawab didit enteng.

Sedari tadi seorang wanita yang masih remaja hanya memperhatikan perdebatan diantara anggota keluarganya.

"Ini kita mau makan ato nyeramahin kak didit sih?" Tanya keyla. Keyla queenara agazy - anak bungsu dari tiga bersaudara.

"Iya nih.. makan dulu yuk. Aku harus cepet2 ke rumah sakit juga soalnya, udah ada pasien yang nungguin aku" jawab fendy - anak tertua di keluarga agazy tersebut"

(Agazy? Sejak tadi nama belakang mereka semuanya diakhiri dengan nama agazy.
Lalu siapa nama anak ke dua yang menjadi topik perdebatan keluarga agazy pagi ini.
Bukan kah sejak tadi pria itu di sapa didit?
Tapi mengapa nama agazy terdengar cukup familyar? )

"Maaf yah sayang2 nya mami. Ini semua karena digta pradana agazy. Susah banget dibilangin nya." Jelas vanessa yang menyebut nama lengkap anak ke dua nya dengan lembut.
"Sekarang lanjutin sarapan kalian, udah jam setengah 7 kurang nih. Nanti keke dianterin sama didit yah" lanjut vanessa kembali

"Iya mam" jawab keyla tanpa memandang vanessa

"Keke loe makannya buruan yah, takut macet" didit menatap keke yang sedang sibuk menghabiskan nasi goreng nya.

"Bad boy takut macet?" Tanya keke dengan ekspresi ledekan penuh di wajahnya.

"Mau gue tinggal? ".

Keke hanya tersenyum melihat didit, yang sudah mulai kesal karena tingkahnya.

.
. .
. .

"Udah sayang sarapan nya?" Tanya citra pada chaca setelah melihat chaca hanya menghabiskan susu dalam gelasnya tanpa menyentuh roti atopun nasi goreng yang sudah tersaji di atas meja makan

"Hampir telat ni bun klo mau sarapan dulu" chaca mengecup pipi citra sebelum ingin berlalu meninggalkan citra di meja makan.

"Itu kakak kamu lagi libur hari ini. Kamu pake mobil nya aja ke sekolah" teriak citra yang melihat langkah chaca yang sedikit terburu2.

"Kak cerry lagi libur? Ntar dia nyariin mobilnya lagi" tiba2 chaca menghentikan langkah nya setelah mendengar ucapan citra, ibunda nya.

"Katanya dia mau jalan ama pacarnya jojo entar sore. Paling juga jojo yang jemput" citra menghampiri chaca.

"Uang bensin nya mana?" Tanya chaca dengan mengembangkan senyum penuh kemenangan di wajahnya stelah mendengar penjelasan dari citra.

"Ngk pernah lupa tuh kamu" ledek citra sambil  menarik uang ratusan ribu 3 lembar dari dompetnya.

"Maksih.. sayanggg beuddd deh sma bunda" dengan cepat, chaca meraih uang yang masih berada di tangan citra.

"Nyetirnya jangan ugal2lan yah nak. Pulangnya jangan kemaleman" titah citra setelah melihat punggung chaca yang mulai menjauh dari pandangannya.

"Assalamualaikum" chaca hanya menganggukan kepalanya setelah mendengar perkataan citra.

"Waalaikumsalam" teriak citra pada chaca yang sudah menghilang dari pandangannya.


.......................

"Celamat pageee, babang didit yang paling ganteng cuuuu sayang" sapa salah seorang pria setelah melihat didit menuruni motor sport hitam miliknya.

"Alay banget looo! Bangkeee"  didit menjitak kepala pria tersebut.

"Hahahhaha..mamam tuh dari babang loe" ledek salah seorang pria yang menghampiri ke dua pria yang tengah asik tersebut.

"Nyamber aja lohh tong kayak petirr" .

Didit hanya terdiam dan terkekeh kecil melihat tingkah kedua sahabatnya.

"Eh ren..loe yang ngerjain tuh anak baru kmaren yah?"  Disit menatap rendy dengan bingung.

Sejenak rendy memutar bola matanya untuk berpikir.

"Si chaca, diva nya anak baru" jawab salah satu dari pria tersebut

"Oh yang anggota 3diva yah dani?" rendy menatap dani sejenak.

"3 diva?" Didit menatap dani dan rendy secara bergantian.

"Andin, bianca, chaca.. itu 3diva buat anak baru. Mreka bertiga paling cakepp di angkatan mereka, kak bella aja kalah" suara rendy terdengar semangat menjelaskan.

Setelah mendengar nama yang rendy sebutkan terakhir, kening didit berkerut dengan cepat.

"Terus ngapain loe libatin gue dalam kejailan loe? Bosen iduo loe bangkeee?" Didit mulai melangkah, meninggalkan ke dua sahabatnya.

"Skali2 gangguin yang masih fresh2 juga boleh kaleee" teriak rendy lalu mencoba menyusul langkah didit bersamaan dengan dani.

"Cewek bening aja loe ceppetttt" jawab dani menimpali omongan rendy.

"Kasian juga sih sebenarnya. Karena sekalipun dia ngeubek2 satu SMA harapan gemilang sampe lebaran monyet juga dia ngk bakalan nemuin orang yang namanya didit" rendy mulai mengembangkan senyum di bibir nya.

"Iyalahhhh njinggg!! Orang yang tau nama didit itu di sekolahan ini cuman kita. Yang lain itu tau nya cuman digta pradana agazy, si most wanted di SMA harapan gemilang yang punya nih yayasan sekolahan" dani menjitak kepala rendy dengan pelan.

"Sakittttt begoooo" kesal rendy yang mendapat jitak gratis untuk kedua kalinya.

"Brisik loe!!!!" Bentak digta sambil  meninggalkan kedua sahabatnya.

"Babang cuuuuu yang ganteng tungguin" teriak dani kali ini dan di ikuti dengan suara tawa renyah

"Duhhhh..gerombolan cogan lewat tuhh"

"Ini sii digta kok gantengnya nampol banget sihhh"

"Kak digta balik dong, liatin gueeee"

"Kak dani, be mine dong"

"Kak rendy love you lahhhhh"

"Makan apasihh mereka bertiga, kok kerennya luar biasa banget"

"Kak digtaaaaaaaa"

Sayup2 suara lirihan itu tersengar menusuk kedalam indra pendengaran digta, rendy dan dani yang sedang berjalan di koridor sekolah.

Rendy sibuk memamerkan senyum manis nya kepada para siswi yang sedang memuji ketampanan mereka.
Dani juga ikut dengan aksi tebar pesona dan senyum genit rendy kepada para siswi.

Langkah digta tergenti setelah sadar dengan tingkah playboy ke dua sahabatnya yang sedang kumat.

Digta hanya bisa menggeleng kepalanya dengan malas setelah melihat aksi ke dua sahabatnya.

Digta mulai berjalan meninggalkan kedua sahabatnya.
Langkahnya terlihat damai namun tatapannya terlihat datar tanpa menghiraukan beberapa siswi yang sedang bergosip untuk ketampanan nya.
Telinga digta sudah kebal dengan pujian2 yang selalu ia dapatkan hampir setiap hari nya setelah dua tahun menjadi most wanted di SMA harapan gemilang.


................

Vote dan komen yahhhh
. .
. Terimakasih sudah membaca tulisan saya yang mungkin kurang berkenan, dan berantakan

.
. .
Next.....???????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience