Rate

02

Romance Series 561

Bughtttt...
Chaca menghepaskan tubuhnya di atas kasur queen size miliknya.
Sesekali tangannya memijat pelipis nya dengan kasar.

Tok..tok..tokk
Suara ketukan pintu terdengar dari balik pintu kamar chaca.
Namun tak ada jawaban dari pemilik kamar tersebut.

"Kak cerry masuk yah" cerry mulai menekan kedua gagang pada pintu kamar tersebut.

Chaca hanya melirik ke arah pintu.
Rasanya tenaganya sudah terkuras dan tidak bisa lagi menjawab ucapan kakaknya.

"Gi mana dek MOS nya? Seru dong?" Chaca hanya menatap cerry yang sedang berjalan ke arah nya.

Tak ada jawaban dari chaca. Dia hanya menggeleng dengan kasar.

Cerry yang melihat adik nya kelelahan pun menghampiri chaca yang sejak tadi hanya berdiam diri di atas kasurnya.
Cerry membelai puncak kepala chaca dengan lembut.

"Hari pertama pasti emang gitu dek. Kakak juga dulu kyak gitu, tapi itu adalah waktu yang paling penting buat anak SMA"

"Nooooo!!! So bad kak. Aku hari ini udah di kerjain 2X, belum lagi di bentak berkali2 dengan toa yang nempel pas di kuping aku" keluh chaca dengan manjanya pada kakak semata wayang nya.

"Lahhh kan emang gitu. Masa, MOS anak baru harus di sayang2 sih? Ngk ada tuh dalam sejarah. MOS itu waktu buat kita berkenalan dengan dunia SMA jadi pinter2nya kamu aja nyikapin tingkah senior dan temen baru kamu"

"Hmmmmmmmffftt, tauk ahhhh kak cerry. Aku mau tidur. Bilang bi inah besok pagi bangunin jam 05.45, aku ngk mau telat dan dihukum lagi".

"Ngk makan dulu dek? Ini udah jam 6 sore loh.. kamu juga harus mandi dulu biar badannya ngk lengket2" cerry mulai berjalan meninggalkan kasur milik chaca.

"Chaca capek bnget kak. Jangan lupa bilang ma bi inah yah" chaca mulai menarik selimut untuk membungkus tubuhnya dengan utuh.

Perlahan cerry mulai menutup pintu kamar chaca dengan hati2.

"Bi inahhh..biii'... bi inah" cerry mulai menuruni anak tangga.

"Iya non cerry?" wanita paruh baya itu mulai berjalan cukup cepat ke arah cerry.

"Pelan2 aja bi jalan nya"

"Ada yang bisa bi inah bantu non?"

Cerry menggeleng sesaat.
"Aku mau kluar bi. Mau nongkrong sama temen. Bibi ngk usah nyiapin makan mlm buat aku ato chaca yah"

"Non chaca ngk mau makan non?" Inah mulai mengukir kerutan pada alis nya.

"Ngk usah, biar dia tidur aja dulu. Dia pasti capek banget. Bibi kan tau chaca manjanya kayak gimana." cerry mulai membuka2 isi tasnya.

"Ibu gi mana?".

"Bunda masih di rumah sakit, palingan dia pulangnya agak malem. Ada operasi katanya sih tadi"

inah hanya mengangguk2kan kepalanya.
Inah tau betul karakter majikannya. Dia sudah menjadi asisten rumah tangga keluarga hariz sejak cerry ber usia 10tahun.
Dan sekarang inah beserta anak dan suaminya ikut tinggal di keluarga hariz.
Suaminya, pak tresno adalah supir pribadi citra, sedangkan siti anaknya sudah ber usia 12tahun, dan siti juga ikut membantu pekerjaan ibu nya untuk beres-beres rumah dan sesekali membantu ibunya untuk mencuci dan menyetrika pakaian keluarga hariz.
Yah, maklum saja.
Dari SD-sekarang sekolah siti di tanggung oleh keluarga hariz.
Karena keluarga hariz sudah sangat dekat dengan inah, dan menyayangi inah lebih dari seorang asisten rumah tangga.

"Bibi ngk usah masak yah, pesan saja." cerry memberikan uang seratus ribuan sebanyak 2 lembar

"Ngk usah non" tolak inah dengan lembut

"Ngk papa, sekali2 bibi istirahatnya cepat" cerry langsung menggenggamkan uang tesebut kedalam telapak tangan bi inah.

"Terimakasih non"

"Yaudah, aku jalan dulu yah. Assalamualaikum" cerry mulai berjalan menuju pintu.

"Hati2 non. Waalaikumsalam" inah memandangi punggung cerry yang kemudian menghilang dari balik pintu.


..............................

Sayup2 terdengar langkah dengan cukup pelan pada koridor SMA harapan gemilang.
Sesekali pemilik langkah itu melirik ke kiri-kanan layaknya seorang pencuri yang sedang melakukan aksinya.

"Ngapain loeee?!!!" Suara briton tiba2 mengkentikan langkah orang tersebut.

Pemilik langkah itu mematung sejenak lalu menundukkan kepalanya.
"Sialllllll. Padahal ini masih jam 6lewat. Kok ada aja sih orang yang datangnya kecepetan, selain gue"

"Maling loe?!!" Pemilik suara briton itu mulai mendekat ke arah gadis yang sedang tertunduk malu.
"Maling kok make rok dan seragam sih" pria itu melemparkan tatapan tajam pada seragam gadis itu.

Perlahan2 gadis itu mengangkat kepalanya hingga manik hitam mereka saling bertemu.

"Habis makan orok loe?!!!" Tanya pria tersebut dengan heran setelah melihat gadis di depannya memakai lipstik yang sangat merah.

"Hmmmmm. Enak aja klo ngomong. Ini tuh hukuman" gadis itu menunjuk lipstik di bibir nya dengan kasar.

"Ck!! Hukuman macem apa yang nyuruh anak baru berdandan menor kyak gitu? Salah apa loe? Ato jangan2 loe mau tebar pesona di sini?
"Cecar pria terhadap gadis yang tidak lain adalah chaca.

Chaca hanya menelan salivanya dengan kasar.

Pria itu masih memandang chaca dengan tatapan menjijikan dan tidak suka.

"Itu bukan urusan loe!!! Loe juga bukan panitia MOS kok, jadi ngk usah galak2 nanya nya" chaca mulai membela dirinya dari tatapan intimidasi pria tersebut.

"Ck! Ke gerbang sonooo. Jadi ondel2 selamat datang di SMA harapan gemilang" pria itu menatap remeh sambil melipat kedua tangan kekar nya ke depan dada nya yang bidang"

"Siapa loe brani merintah gue?! Pantia MOS juga bukan!! Guru juga bukan!! Kepala sekolah apa lagi!!" Jawab chaca sembari bertolak pinggang.

"Gue? Bisa pingsan loe klo loe tau siapa gue!!!" Jawab pria tersebut dengan suara yang menantang.

"Idih. Ngk penting banget.. minggir loe". chaca berusaha mendorong tubuh pria tersebut.

"Biasa aja dong mahluk langka" senyum simpul menghiasi wajah pria yang cukup tampan itu.

"Gak penting loe!!! Dasar senior gila hormat" chaca berusaha berjalan menghindari pria tersebut, tapi belum sempat chaca berjalan jauh, pergelangan tangan kirinya tiba2 di tarik dengan sedikit paksaan.

"Auuuuuww" chaca merintih kesakitan.

"Fine!!! Loe bakal liat seberapa pentingnya gue" .

Chaca hanya menggeleng2 sambil melepaskan genggaman pria tersebut dengan paksa, dan yupp.. chaca berhasil, seketika dia langsung berjalan meninggalkan pria tersebut.


....................

"Busetttt. Merah amat tuh bibir" mata andin terbelalak setelah melihat chaca menggunakan lipstik yang sangat mencolok.

"Ngk takut di blender ama kak bella dan kak cindy?" Chaca menghela nafasnya sejenak setelah pertanyaan bianca.

"Ini hukuman gue dari kak rendy dan kak dani" suara chaca tersengar lemas sejenak.

"Kok bisa?" Andin dan bianca menatap chaca secara bergantian.

Chaca tak menjawab, dia hanya menghela nafasnya dengan kasar sambil memikirkan nasib selanjutnya yang akan menimpanya.

Dia pasti akan menjadi bahan pergunjingan oleh semua peserta MOS dan belum lagi nyalinya sedikit ciyut setelah mendengar nama bella tadi.
Yah.. dia tau, dirinya pasti akan menjadi bahan bully untuk bella nanti.


........................

Tak terasa kegiatan MOS di SMA harapan gemilang berhenti sejenak, para peserta mos di per silahkan untuk istirahat 30menit dari kegiatan mereka masing2.

Chaca sedikit lega, mengingat para panitia MOS tidak ada yang menegur warna bibirnya.
Mungkin mereka sudah tahu semua ceritanya, ato mereka hanya malas tahu saja.
Dan bella juga tidak pernah membuka suara ato sekedar mengeluarkan komentar pada warna bibir chaca.

Semua peserta MOS menghabiskan waktu istirahat mereka dengan cara yang berbeda.
Beberapa dari mereka sibuk mengisi perut mereka, dan beberapa dari mereka juga sekedar beristirahat di koridor.
Ada juga yang sibuk bercengkramah dengan teman kelompok ( kelas ) mereka.

"SEMUANYA KEMBALI KE LAPANGAN. WAKTU ISTIRAHAT KALIAN UDAH HABIS. YANG TERLAMBAT AKAN DAPAT HUKUMAN" teriak salah seorang panitia MOS dengan menggunakan toa sehingga semua peserts MOS bisa mendengarnya dengan cukup jelas.

Beberapa dari mereka mulai berlari karena takut mendapat hukuman dan beberapa dari mereka juga sudah siap dalam barisannya, termaksud chaca, andin dan bianca.

"Oke. Semua udah pada ngumpul kan?" rendy mulai melihat barisan para juniornya sudah terlihat rapih.

"Iya kak" jawab para peserta MOS serentak.

"Gilaaaaa!!! Ganteng banget"

"Sungguh sempurna ciptaanmu tuhan"

"Wah, akhirnya bisa ngeliat secara langsung si most wanted SMA harapan gemilang"

"Alisnyaaaaa"

"Sumpahhhhh. Kak digta ganteng amat"

"Kak digta liat aku dong"

"Ngk senyum aja udah bikin jantung gue mau copot, gimana klo senyum"

Sayup2 terdengar bisikan dari beberapa siswi dalam barisan setelah melihat sosok pria berjalan memasuki lapangan dengan wajah datarnya.

"Kok kalian pada berisik sih?! Ini kita mau mulai permainan nya nih" bentak salah seorang panitia MOS.

Namun bentakan itu tidak begitu berpengaruh, para peserta MOS masih sibuk memandangi pria yang sedang berjalan menuju ke arah barisan peserta MOS.

"Woiiiiiiiii" teriak bella yag sedikit jengah melihat ekspresi para peserta MOS.

"Gantengnya ngk ke tulungggg, sumpah" bisik andin pada bianca dan chaca

"Ini mah perfect" bianca juga ikut memuji pria tersebut.

Chaca hanya memandang dengan tajam pada pria tersebut.
Beberapa pertanyaan mulai menari2 di kepala chaca.
"Bukannya pria itu yang ngatain gue maling plus ondel2 tadi pagi"
"Tuh cowok belagu mau ngapain ke sini?"
"Emang ganteng sih tapi mulutnya kurang ajar"
Chaca mulai berpikir keras mengenai sosok pria itu. Ada kecemasan yang ikut menghampiri pertanyaan di kepala chaca
"Jangan2 dia mau minta temennya untuk ngebales gue!!! Matiiiii'!!!!"

"Sayang....Ngapain ke sini? Kangen yah?" Sejurus kemudian bella langsung menggandeng mesra lengan kekar pria tersebut"

"Minggir loe" pria itu menatap dengan tatapan tak sukanya pada bella. Tangannya menepis gandengan bella dengan kasar.

"Kok gitu sih?" Tanya bella dengan suara manja yang di buat2.

"Ngk penting!!! Gue ngk perlu sama loe"
Sekilas mata pria tersebut menerobos masuk ke dalam barisan para peserta MOS. Sesekali matanya melirik, seakan mencari sesuatu.

"Ngapain loe?" rendy menepuk punggung pria itu.

"Ntar malem gi mana?" pria tersebut bertanya tanpa menatap rendy.

"Elahhhhh, pake nanya!! Jadi dong. Abis nih bocah semua pada balik, gue dan dani langsung cabut ke rumah loe" jawab rendy enteng.

"Yaudah. Gue ngk bawa hp gue soalnya" pria itu melemparkan tatapan pada dani sejenak.

Yah.. sejak tadi dani menatap dengan bingung pada tersebut pria tersebut.

"Gue kira kesambet apa loe datang2 langsung nanya soal ntar malem, ternyata hp loe ktinggalan di rumah"

"Bangkeeee.. klo ngk penting, mana mau gue buang2 waktu gue aja kesini" pria itu menatap kesal pada dani dan rendy secara bergantian.

Perlahan pria tersebut berjalan menjauh dari teman-temannya. Langkahnya terhenti tepat di sebuah parkiran.
Tangannya sibuk merogoh saku celannya.

Setelah menemukan kunci motor dalam saku celannya, pria tersebut mulai mengenakan jaket kulit dan helm fullfacenya.
Perlahan tangannya mulai memutar kunci untuk menyalakan motor sport hitam miliknya.
Dalam sekejap motor sport itu berlalu meninggalkan area parkir SMA harapan gemilang.

"Ngk usah mimpi deh!!! Digta pradana agazy itu cowok gue!! Milik gue. Jaga tuh mata loe semua" teriak bella kesal karena sadar semua siswi menatap digta dengan kagum.
"Awas aja klo ada yang ganjen sama cowok gue. Abis loeee!!" Bella kembali berteriak dan kali ini sedikit ancaman keluar dari bibir ranum nya.

"Busetttt.. ni cewekkkk, heran gue" keluh dani yang melihat tingkah bella.

Bella menatap tajam pada dani.
Alisnya dikerutkan sedemikian rupa.

"Santai dong!!! Bungkus aja tuh digta klo bisa" suara dani terdengar meremehkan.

"Hahahahhahahha harus nuntut ilmu dulu loe di gunung keramat sana. Bertapa 40hari sekalian baut dapetin hati digta" kini rendy ikut menimpali perkataan dani, menambah kekesalan pada bella.

"Ngomong apa loe?" Suara bella terdengar sangat kesal dan menantang.

"Ngk kok kak bella mariskha yang cantik. Kita lanjutin acara MOS nya yuk. Kasian para dedek2 kepanasan" ujar dani dengan suara yang sedikit mengejek.

Bella hanya menghela nafasnya dengan kasar.
Ia paling malas berurusan dengan ke dua sahabat digta yang terkenal jail.
Meskipun mereka ber tiga terkenal dengan bad boy dan kegantengan nya tapi hanya digta yang bersikap sangat dingin dan cuek pada semua orang, terkecuali kedua sahabatnya.
Beda dengan Ke dua sahabatnya yang di kenal cukup jahil dengan sifat playboy mereka.

Tanpa terasa waktu berlalu dengan cukup cepat hari ini. Dan kegiatan MOS hari ke 2 di SMA harapan gemilang pun telah selesai.

beberapa peserta MOS sudah mulai meninggalkan lapangan.
satu persatu dari mereka sibuk dengan kendaraannya untuk pulang ke rumah masing2.

"Kalian balik nya gi mana?" bianca menatap chaca dan andin secara bergantian.

"Di jemput abang gue" jawab andin singkat.

"Kayaknya gue juga di jemput sama kakak gue, kak cerry" chaca mulai mengirmkan pesan pada cerry.

Clarisha AH
Kak cerry. Aku baliknya bareng kakak ato gimana?

"Oh yaudah deh. Gue dluan yah, gue bawa motor soalnya" bianca Memandang ke arah langit yang mulai mendung dan gelap.

Chaca dan andin hanya menggangguk pelan sambil tersenyum pada bianca.

"Andin, loe juga dluan aja. Sbentar lagi kak cerry pasti dateng kok. Kasian abang loe udah nunggu" chaca mengamati tingkah gusar andin.

"Ngk papa cha? Benner nihhh?" Andin menatap chaca ragu.

"Its okay, buruan, ntar kehujanan lohhh"

Andin masih menatap chaca dengan tatapan yang kurang enak.

"Benner ngk papa, gue bisa nunggu kak cerry di halte depan"

"Yaudah deh, sorry yah cha. Gue tinggal sendiri" andin mulai melangkah ke arah parkiran motor, tempat kakak nya menunggui nya sejak tadi.

"Bawel banget sihh. Ia sanaaaa" teriak chaca sambil berjalan menuju halte.

Dalam sekejap, andin dan kakak nya meninggalkan chaca seorang diri di depan halte SMA harapan gemilang.

15menit chaca menunggu, belum ada balasan dari pesannya pada cerry.

Chaca menghentak2kan ke dua kakinya dengan malas, dia menggembungkan kedua pipinya dengan sedikit kesal.

Chaca berusaha menelpon cherrry, namun tiba2 hp nya mati akibat lowbat.

"Shitttt. Matiii gue"

Tinn..tinn
Terdengar bunyi klakson dari balik punggung chaca.

"Ehh ondel2 ngapain loe?" Motor itu mulai mendekati chaca.

"Loe ngomong sama gue?" tanya chaca dengan ragu

"Emang ada ondel2 lain selain loe di sini?" Motor itu mulai berhenti dan suara knalpot nya tak terdengar lagi.

Chaca terdiam tak menjawab pertanyaan pria tersebut.
"Siapa sih ni orang?" Batin chaca bergumam cukup penasaran.

"Loe kenapa belum balik jam segini?"

"Nungguin angkot" jawab chaca cuek.

"Angkot ngk mungkn lewat jam segini, woiiii" teriak orang itu dari balik helm fullface nya.

Chaca diam sejenak, mencerna kata2 pria tersebut.

"Rumah loe di mana emangnya?" Lagi, orang itu bertanya tanpa membuka helm fullface nya.

Chaca masih terdiam, tak menghiraukan setiap pertanyaan yang dilontarkan orang yang sedang memandanginya.

Perlahan, Tangan kekar pria tersebut melepaskan helm fullface yang sedari tadi menutupi wajahnya.

Kedua mata chaca di paksa membulat setelah melihat wajah di balik helm fullface tersebut.

"Biasa aja kaleeee!!! Kayak ngk pernah liat cowok ganteng aja loe" pria itu bekata dengan sombong nya.

"Kak digta?" Ujar chaca tak percaya melihat sosok yang ada di depannya.

"Eh ondel2 tau dari mana loe nama gue?" Tanya digta sedikit bingung.

Walaupun satu sekolah pasti tidak ada yang tidak mengenali most wanted SMA harapan gemilang tapi tetap saja digta dan chaca baru bertemu 2X dan tentu saja digta merasa heran dari mana chaca mengetahui namanya.

"Clarisha agarta hariz, bukan ondel2"

"Ngk ada yang nanya nama loe" digta kembali mengenakan helm fullfacenya.

Chaca yang menyadari pergerakan digta langsung menahan tangan digta dengan cepat.

"Lohhhh bukannya mau nebengin gue?" Tanpa sadar, chaca menarik lengan jaket digta.

"Loe siapa? Mau nebeng seenak loe?" digta menepis tangan chaca dengan cepat lalu bersiap menyalakan mesin motornya.

"Tadi kan nanya2 rumah gue di mana?"

"Gue cuman nanya dan bukan nawarin buat nebeng"
"Minghir loe" titah digta kembali setelah melihat posisi chaca yang sedikit menghalangi motornya.

Sesaat chaca terdiam.
Ini sudah hampir jam 6sore dan cerry tidak membalas pesannya, belum lagi pasti angkot tidak ada yang lewat karena jalanan sudah cukup sepi dan langit benar2 mendung sekarang di tambah lagi hp nya yang kehabisan batrei.
Lengkaplah penderitaan chaca hari ini.
Dengan cepat chaca memutar otak nya untuk berpikir.

"Woiiiiiiii, malah bengong! Minggir" teriak digta dari balik helm fullfacenya.

"Kak digta..gue nebeng yah please?" chaca memasang wajah memelas di depan digta.

"Ogah!!" Tolak digta mentah2.

Chaca terkejut mendengar penolakan tegas dari digta.
Sejenak chaca langsung menundukkan kepalanya.

"Hapus dulu lipstik loe klo mau nebeng sama gue" digta kembali melanjutkan kata2nya.

Chaca langsung mengangkat kepalnya dengan cepat  setelah mendengar perkataan dari digta.

Dengan cepat chaca mengambil tissue basah yang berada dalam tasnya dan langsung menghapus lipstiknya.

"Hahahhahahaha" suara tertawa renyah digta tiba2 terdengar dari balik helm fullface nya.

"Kenapa kak?"

"Ngk!!! Buruan naik" dengan cepat chaca mengangggukkan kepalanya.

Tanpa mereka sadari ada dua orang yang sedari tadi memperhatikan aktivitas mereka dari dalam sebuah mobil yang terparkir tepat diseberang jalan.


................

Vote dan komen yahhhh
. .
. Terimakasih sudah membaca tulisan saya yang mungkin kurang berkenan, dan berantakan
...
. .
. Next.....???????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience