Hari Pertama

Drama Series 881

Di pagi yang cerah dan di hari yang istimewa ini terlihat sesosok perempuan di kamar nya yang masih tertidur di kasur nya. Pemilik dari kamar ini sepertinya lupa akan hari pertama kali dia..

"Hei bangun Mia, kamu lupa hari ini hari apa?"
"Emang hari apa ini kak??"tanya seorang gadis yang dipanggil Mia ini.
"Ih kamu ini, hari ini pertama kamu masuk SMP kan"jawab kakak Mia
"Oh iya, kak Nila aku lupa. Aku siap-siap dulu ya"
"Cepet Mia, entar terlambat lagi."
"Iya"

Mia segera keluar dari kamar menuju kamar mandi. Sedangkan Nila yang membangunkan Mia tadi segera keluar dari kamar kemudian pergi menuju meja makan di bawah. Iya mia, anak bungsu itu sering kali membuat anak sulung yaitu Nila kesusahan. Pasalnya setiap pagi ia harus bangunkan adiknya itu dan juga ia menyiapkan segala keperluan adiknya yang ia sayangi itu. Bisa dibilang Nila sangat menyayangi adik nya dan tak tega kalau adiknya kekurangan sedikit pun.

Dua kakak beradik itu kini tlah berada di meja makan. Kesunyian berasa di meja makan itu. Mia memulai membuka pembicaraan.

"Kak, apa kakak sudah mendapatkan pekerjaan?" tanya Miya penasaran

"Iya kakak sudah dapat." jawab Nila

"Selamat ya kak semoga ditempat kerja kakak, menjadi karyawan terbaik dari terbaik lainnya"Kata Miya dengan wajah berseri-seri.

"Amin.." jawab Nila.

"Oh iya kak, kakak bekerja di perusahaan apa? Terus kakak jadi apa disana?" Tanya Mia.

"Kakak bekerja di sebuah kafe sekitar sini. Lalu disana kakak jadi karyawan mengantarkan makanan dan minuman ke meja pelanggan" jelas Nila.

"Oh begitu. kak aku berpikir nih, kakak kan masih SMA sudah kerja seharusnya kan kata ibu dan ayah kakak bisa bekerja pada saat lulus kuliah atau ketika kuliah. kenapa kita tidak tinggal di rumah paman sama bibi lebih lama lagi aja kak daripada tinggal disini dan kakak harus kerja keras? Kakak kan sama seperti aku masih sekolah." Kata Miya

"Maafkan kakak dek, kakak gak mau merepotkan paman dan bibi. Jadi adik terima ya kita tinggal disini biar kakak yang biayai sekolah sama kebutuhan kita. Oh iya habiskan makanan mu kakak antar kamu kesekolah baru ya"Kata Nila menyelesaikan sarapan

"Baiklah kak"


////////////

Di tempat lain terlihat seseorang yang sedang bicara di tempat gelap dengan pemuda yang kelihatan seperti ajudannya.

"Apa kamu sudah mengawasi gadis itu?" tanya orang itu.

"Sudah tuan, saya sudah mengawasi gadis itu dari minggu lalu. Tapi kelihatannya nyonya tidak tinggal sendirian, dia bersama dengan seseorang." jawab ajudan

"Apakah orang itu berbahaya untuk dia atau tidak?" tanya bos ajudan itu

"Tidak tuan"

"Awasi terus, jangan sampai kejadian yang tidak di inginkan terjadi" Perintah bos ajudan

"Baik tuan" jawab ajudan itu dan pergi meninggalkan orang itu sendirian di ruangan gelap.


///////////

Mereka berdua sampai di sekolah. Ya sekolah Nia dan Mia berdekatan. Jadi kalau ada apa-apa pada Miya, Nila bisa membantunya dan sebaliknya. Mereka berpisah di depan gerbang sekolah Miya dan memberikan lambaian ucapan perpisahan. Eits bukan perpisahan selamanya ya hanya di sekolah saja.

Di lapangan terlihat semua anak yang persis dengan dirinya sekarang berada di tengah lapangan dan mengikuti aba-aba yang diberikan oleh kakak kelas nya.
"Ayo semua nya ikut kakak" ajak salah satu kakak kelas.

Miya mengikuti kakak kelas itu beserta rombongan lainnya. Kakak kelas itu memandu mereka berkeliling sekitaran sekolah. Sambil berkeliling sesekali kakak kelas memberi penjelasan tentang tempat yang mereka kunjungi

Mia berada paling belakang rombongan murid-murid baru. Ya karena Miya terlambat jadi dapat barisan paling belakang. Bukan hanya dia saja, ternyata ada juga yang terlambat persis dengan dirinya.

"Oh halo, siapa nama mu?" tanya Miya memulai pembicaraan

"Emm.. hai, namaku Chila dewanti" jawab nya

"Oh Chila, nama yang imut sekali"

"Terimakasih. Siapa namamu?" tanya Chila

"Oh nama ku Miya selerina david. Panggil aja aku Miya"

"Miya, salam kenal ya"kata Chila

"Salam kenal. Kamu berasal dari sekolah  mana?" tanya Miya

"Aku dari sekolah-"

Belum menjawab tiba-tiba Miya di tabrak kakak kelas yang sedang berlari hingga terjatuh ke lantai. Entah kenapa kakak itu berlari dan menabrak Miya.

"Siapa sih yang nabrak aku" protes Miya

"Apa kamu tidak apa-apa Miya?" tanya Chila

"Maaf, aku gak sengaja. sini ku bantu" jawab kakak kelas itu dan membantu Miya berdiri

"Eh kakak kelas, maaf saya tidakk tahu kalau itu kakak kelas" sambil memberi hormat

"Lah seharusnya saya yang minta maaf bukan adek. Sekali lagi saya minta maaf ya dek"

"Tidak apa-apa kak saya baik-baik saja."

"Baiklah kakak ke kelas dulu. Assalamualaikum" kakak kelas itu memberi salam kemudian pamit.

"Waalaikum salam" jawab Miya dan Chila

Sempat jantung Miya deg-degan ketika kakak kelas itu menolongnya. Itu pertama kalinya tangan Miya menyentuh tangan cowok dan lagi kakak kelas tadi kelihatan ganteng banget. Cocok untuk dijadikan pacar ideal.

Miya dan semua rombongan melanjutkan perjalanan mereka setelah mampir dulu ke kantin. Setelah selesai, kembali ke lapangan lagi dan kakak kelas menyudahi Masa Orientasi Siswa itu. Semuanya mulai bubar termasuk Miya dan Chila.

"Kamu pulang dengan siapa?" tanya Chila.

"Aku pulang sendiri. Soalnya kakak ku mungkin masih belajar jam segini"

"Ok. Aku duluan ya bye.." kata Chila melambai kepada Miya

"Bye.." jawab Miya dan segera pulang.

Dalam perjalanan pulang, ia melihat kakak nya sedang berduaan dengan seorang laki-laki dan mempersilahkan kakaknya masuk ke dalam mobil. Mia berteriak memanggil kakak nya tetapi suaranya tidak didengarkan oleh kakaknya. Dalam benak Mia berkata "Mungkin teman kerja kakak"

Dalam mobil, Nila diantar oleh seorang pria ke sebuah kafe.

"Dave, terima kasih loh kamu sudah bantu aku cari kerja." ucap Nila pada Dave sahabatnya

"It's okay. Aku juga ngelakuin ini untuk sahabat ku dari dulu sampai sekarang." kata Dave

"Ayo kita masuk" ajak Dave

"Iya". Jawab Nila

Setelah masuk kedalam, manager dari perusahaan itu menghampiri Nila. Kemudian ia memberi tugas kepada Nila selama bekerja disana. Mulai dari mengantarkan pesananan, membersihkan piring dan gelas, membersihkan meja, dan lain-lain. Semua itu Nila sanggup mengerjakannya. Demi Mia apapun dia lakukan.

" Saya sanggup melakukannya pak"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience