Series
881
"Huh, kok kak Nila lama banget si pulang nya. Semenjak bertemu di sekolah tadi sampai malam ini belum juga pulang. Tidak tahu ini sudah jam berapa" gerutu Miya.
Ya semenjak Miya bertemu terakhir kakak nya di depan gerbang ia belum mendapat kabar kakaknya itu pulang. Dalam kamar yang berukuran besar dan berwarna pink, kelihatan Miya yang memainkan laptop untuk mencari film drakor terbaru di laptopnya. Selama mencari, Mia mendengar ketukan pintu diluar.
"Kakak pulang" ucap Nila di depan pintu.
"kak, kenapa kakak baru pulang. Aku khawatir banget sama kakak. Takut kakak terjadi sesuatu di luar sana. Apalagi tadi pulang sekolah aku lihat kakak bersama laki-laki dan menyuruh kakak masuk mobil. Sebenarnya apa yang terjadi kak? Tolong beritahu aku kak apa yang terjadi" tanya Mia bertubi-tubi. Nila pun hanya bisa menghembuskan nafas kasar
"Tidak apa-apa dek. Kakak baik-baik saja. Yang kamu lihat tadi itu teman kakak. Dia ajak kakak ke kafe. Kamu tahu, dia yang rekomendasikan kakak kerja disana." kata Nila.
"Wah berarti kakak harus berterimakasih padanya dong" kata Miya
"Udah kok kakak berterimakasih dengan teman kakak. Oh iya dek, manager kakak ternyata masih singgel loh" kata Nila
"Iya kah kak?" tanya Miya
"Iya. Kamu tahu dia juga.."
Malam itu mereka habiskan waktu bersama. Sedangkan ada seseorang mengawasi mereka berdua ditempat yang sangat jauh.
////////
Di tempat lain terlihat dua orang laki-laki yang sedang memantau mereka lewat cctv.
"bodoh nya aku membiarkan keadaan dia seperti ini" kata lelaki itu
"Kenapa kita tidak langsung aja jemput gadis kita kak?" tanya seorang pria lagi kini pria itu berbeda. Kelihatan adiknya
"Iya, kakak mau menyelamatkan gadis kita dan membawanya kesini tapi kakak belum siap untuk bertemu dengannya"
"Aku juga belum siap bertemu dengan dia. Apakah dia ingat kita ya kak?" tanya adiknya. Sang kakak hanya terdiam lalu berpikir "Mungkinkah dia lupa padaku?"
"Aku tidak tahu, yang penting sekarang kita awasi mereka dulu lalu kita bawa dia kesini" jelas kakak pria itu dan di jawab anggukan oleh si adik.
"Permisi, tuan ini makanan yang tuan pesan" kata pelayan
"Oh ya letakkan disana saja. Ayo kak kita makan" kata adik pria
"Iya tunggu sebentar"
Kakak pria itu masih memantau mereka di cctv "tunggu kami, kami akan jemput kalian"
////////
Kebesokannya Miya dan Nila berangkat sekolah bersama. Seperti biasa mereka berpisah didepan gerbang sekolah Miya. Nila mengucapkan salam perpisahan lalu melambaikan tangan pada Miya. Kemudian Miya masuk kedalam sekolahnya.
Masa orientasi siswa telah usai dan sekarang Miya belajar seperti biasa.
Miya masuk kedalam kelas lalu Chila menghampiri Miya "Hi Miya..". Miya tersenyum kemudian pergi mencari tempat duduk yang kosong.
Tempat duduk yang kosong itu ternyata di paling pojok belakang. Karena Miya terlambat jadi dapat tempat duduk paling belakang.
Tidak hanya dia sendiri yang dibelakang. Ternyata ada seorang gadis yang duduk disebelahnya.
"Halo, siapa namamu?" tanya Mia. Tidak ada jawaban dari gadis itu. Miya pun mengangguk tanda paham jika ia tidak ingin diganggu.
Miya memperhatikan penjelasan dari guru. Sesekali ia melihat ke arah gadis itu. "Aneh" pikirnya.
Kemudian istirahat. Chila menghampiri Miya mengajaknya untuk pergi ke kantin bersama. Chila menggandeng tangan Miya pergi.
Sampai dikantin, Miya mengedarkan pandangan ke segala arah lalu menemukan makanan yang disukainya. Ia pun pergi meninggalkan Chila disana.
"Ah, ini makanan yang aku suka. Ternyata ada disini juga ya.." kata Miya senang. Miya pun bergerak mengambil makanan itu kemudian merasa tangan nya dipegang oleh seseorang. Segera ia menengadah ke atas. Terlihat Seorang cowok yang tidak sengaja menyentuh tangannya "Maaf" katanya singkat. Miya melihat orang itu dalam-dalam kemudian ia teringat akan kejadian pada Masa Orientasi itu.
"Kakak yang kemarin tabrak saya kan?" tanya Miya. Sejenak kakak kelas itu terdiam kemudian ia berkata "Ah iya adek yang kemarin. Sudah dua kali kita bertemu ya" katanya.
"E-eh iya kak." kata Miya canggung. Ini pertama kalinya Miya berbicara pada laki-laki. Kakaknya Nila selalu mengatakan bahwa laki-laki itu berbahaya. Jadi Nila selalu mengingatkan adiknya untuk berhati-hati pada laki-laki dan berteman lah pada wanita saja.
"Oh iya dek siapa namamu?" tanya kakak itu. Kemudian Miya menjawab "Miya kak. Kakak sendiri siapa namanya?"
Kakak itu menjawab "Nama saya Akbar dek." Miya mengangguk mengerti.
Diam sejenak lalu kak Akbar mengatakan "Maaf dek, saya kembali ke kelas dulu ya udah ditunggu teman. Assalamualaikum". Miya menjawab salam dari kak Akbar. Tiba-tiba Chila menghampiri Miya
"Ih kenapa kamu tinggalkan aku disana tadi Miya. Aku lelah mencarimu tahu"kata Chila.
"Maaf Chil. Aku tadi lihat ada makanan yang ku suka disini. Jadi aku langsung pergi ke arah sini deh." kata Miya menjelaskan. Miya menatap temannya, lalu Chila membuang muka. Sepertinya dia kesal sama Miya.
"Hehehe, ayolah Chila maafkan aku. Ya udah, ku traktir kamu deh. Tapi kamu jangan ngembek lagi ya.." ucap Miya membujuk Chila sekali lagi.
Kemudian Chila menatap malas pada Miya "Iya udah deh ku maafkan. Ayo kita pergi ke tempat abang bakso disana." kata Chila. Mereka pun pergi berjalan ke tempat abang jual bakso diselingi tawa canda mereka. Tapi tanpa mereka sadari, seorang laki-laki memandangi mereka dari jauh lalu tersenyum licik
"Akhirnya aku menemukan mu, Elviana ku.."
////////
"Akhirnya selesai juga pelajaran hari ini. Huh capeknya.." keluh Nila
Nila keluar dari kelas yang kebanyakan laki-laki daripada perempuan itu. Berjalan malas-malasan keluar dari SMA favorite yang ada di kotanya. Nila mencari angkutan untuk mengantarnya pergi ke tempat kerja barunya itu.
Nila menunggu di halte, kemudian datang seseorang dengan mobilnya berhenti didepan Nila. Saat ini Nila sendirian tidak ada orang selain dirinya disini. Orang yang ada dalam mobil itu keluar lalu menghampiri Nila
"Kamu Nila adiknya Miya kan?" tanya lelaki itu. Nila pun mengangguk lalu bertanya "Ada urusan apa dengan saya?". Lelaki itu terdiam sesaat kemudian mengajak Nila untuk masuk kedalam mobilnya. Nila menolak dan masih menanyakan pertanyaan yang sama pada orang itu. Tetapi tetap saja tidak ada jawaban dari orang itu. Akhirnya Nila memutuskan pergi dari sana segera.
Nila melangkahkan kakinya meninggalkan pria disana tadi. Tanpa diduga pria tadi lansung mendekap mulut Nila dari belakang kemudian Nila pingsan. Setelah memastikan Nila pingsan, akhirnya membawa Nila pergi kesuatu tempat.
"Halo pak, saya telah berhasil membawa gadis yang tuan perintahkan" kata pria itu yang kini menelpon kepada tuanya
"Bagus. Bawa dia kesini secepatnya. Jangan sampai dia terluka. Tuan tidak ingin terjadi sesuatu pada gadis itu, kamu mengerti" perintah bapak itu.
"Baik pak. Saya akan menjaga gadis ini baik-baik."Dia menutup teleponnya, menaruh kembali kedalam kantong celana dan menatap ke depan. Sekali-kali dia melirik ke arah gadis disebelahnya ini. "Cantik juga gadis ini. Pantas tuan inginkan gadis ini" pikir pria ini.
////////
"Kapan gadis itu sampai Fredrik?" tanya seorang pria yang duduk di taman menikmati teh yang disedukan pelayan.
"terakhir saya mendapat informasi dari orang kita, dia berhasil membawa gadis itu Nila kesini secepatnya" kata Fredik asisten pribadinya. Pria yang dianggap tuan itu hanya mengangguk kemudian melanjutkan minum tehnya.
"Tuan, ada seseorang yang ingin bertemu tuan dibawah" kata pelayan yang baru datang
"Baiklah aku akan turun"
Frederik dan tuannya turun ke bawah menemui orang itu. Pertama kali ia lihat ada seorang pria yang menggendong seorang gadis ala bridal style. Iya yakin yang digendong pria itu adalah Nila. Segera pria itu memberikan Nila pada tuannya lalu membawa Nila ke kamar yang ada di atas.
Fredrik pun menanyakan apa yang terjadi pada Nila. Pria yang membawa Nila tadi hanya menjawab ia hanya memberikan obat bius pada Nila lalu membawanya kesini. Fredrik hanya mengangguk dan memberitahu caranya ini agak salah tapi cara ini juga bisa membawa Nila kesini. Fredrik memberi uang dan mengucapkan terimakasih kepada pria itu lalu pria itu pergi dari sini.
Fredrik pun masuk kedalam kamar yang ditempati Nila dengan tuannya ini. Saat masuk, ia melihat Nila yang sudah sadar memandang tuannya dalam ketakutan dengan memegang selimut ditangan nya. Kemudian Nila pun memandang Fredrik dengan tatapan tanda tanya
"Siapa kalian??"
Share this novel