Sejenak Bang Mamat memarkirkan motornya di parkiran cafe remang-remang itu. Ayahku pun langsung menurunkan kedua kakinya dari motornya Bang Mamat.
Mereka berdua berjalan memasuki cafe remang-remang itu.
Terdengar suara musik tarlingan yang keluar dari Sound System Cafe remang-remang itu.
Dua gadis berusia 19 Tahun lumayan cantik dan seksi menggunakan rok mini, melihat kedatangannya Ayahku bersama Bang Mamat. Kedua gadis itu merupakan gadis pelayan Cafe yang biasa mereka berdua untuk berkencan.
Kedua gadis itu langsung mengangkat bokongnya dari kursi, mereka berdua berjalan menghampiri Ayahku dan Bang Mamat sambil mengapit nikotin di jari tangan kanannya.
"Hai sayang.."
Gadis pelayan cafe berusia 19 Tahun itu langsung menyambar memeluk dadanya Ayahku.
"Hai sayang.. Mmmuach.."
Gadis pelayan cafe berusia 19 Tahun yang satunya langsung menyambar dada, memeluk dan mengulum bibir berwarna abunya Bang Mamat.
"Sayang minum dulu ya?"
Ucap Gadis itu kepada Ayahku sambil menggandeng tangan Ayahku ke tempat duduk.
"Iya dong sayang. Biar kamu dapet fee dari tutup botol itu." Ucap Ayahku.
Secara perlahan Ayahku bersama Bang Mamat, bokongnya di daratkan di kursi oleh kedua gadis pelayan itu.
"Sayang, seperti biasa kan minumannya? Sekalian sama rokok juga ya sayang? Rokok aku habis." Ucap Gadis pelayan itu dengan nada manja.
"Iya dong sayang, seperti biasa." Ucap Bang Mamat.
"Oke deh, kita berdua ambilkan dulu ya sayang?" Ucap gadis pelayan itu.
"Ok sayang. Jangan lama-lama." Ucap Bang Mamat.
"Iya sayang.." Ucap gadis itu.
Kedua gadis itu berjalan ke arah ruangan display minuman. Mereka berdua segera mengambil botol minuman lalu membukanya, mereka juga mengambil cemilan dan juga beberapa bungkus rokok.
Setelah itu, kedua gadis pelayan itu berjalan kembali menemui Ayahku bersama Bang Mamat sambil mencangking minuman, celiman dan juga rokok beberapa bungkus itu.
"Ini sayang.. Nanti kalau habis, nambah lagi ya? Biar kuat di dalam kamar." Ucap gadis pelayan itu sambil menaruh hidangan-hidangan yang dibawanya diatas Meja.
"Tentu dong sayang, nanti kita berdua pasti nambah lagi." Ucap Ayahku.
Kedua gadis itu langsung mendaratkan bokongnya di atas paha mereka berdua. Kedua gadis itu sesekali menyuapi minuman, memeluk dada, dan menciumi leher mereka berdua.
Seorang Pria berusia 37 Tahun yang merupakan pemilik Cafe berjalan kearah mereka berempat.
"Apa kabar bos?"
Ucap Pemilik cafe remang-remang itu sambil duduk di kursi depan Ayahku.
Sementara kedua gadis itu sesekali melendot, menggoyangkan pinggul diatas batang belut hitamnya sambil tetap memeluk Arca dan Mamat.
Tentunya kedua batang belut hitam Arca dan Mamat pun seketika meronta berdiri di dalam celana panjangnya.
"Kalian berdua ingin minum dulu atau mau langsung masuk ke dalam kamar bersama kedua gadis pelayan saya?" Ucap pemilik cafe.
"Minum-minum dulu saja lah bos. Nanti kalau batang hitam saya sudah benar-benar berdiri baru masuk ke dalam kamar." Ucap Bang Mamat.
"Kamu bisa saja sayang." Ucap gadis itu sambil memeluk dadanya Bang Mamat dari depan.
Kedua tangannya mamat pun terlihat berada di samping pinggul gadis itu yang sedang duduk diatas pahanya Bang Mamat.
"Iya nanti saja bos. Kita pasti ke kamar koq." Ucap Ayahku.
"Ya sudah kalau gitu. Saya tinggal dulu?" Ucap pemilik cafe sambil mendirikan badannya.
"Bos, saya ingin mengobrol?" Ucap Bang Mamat.
Pemilik cafe duduk kembali.
"Oke, saya temani kalian berdua mengobrol." Ucap pemilik cafe.
"Begini bos. Teman saya si Arca ini ingin bertanya kepada kamu?" Ucap Bang Mamat.
"Ya. Silahkan ingin bertanya mengenai hal apa? Selagi saya dapat menjawabnya, maka akan saya jawab." Ucap pemilik cafe.
"Mau kamu atau saya yang bertanya bro?" Ucap Bang Mamat.
"Kamu saja lah Mat." Ucap ayahku kepada Bang Mamat.
"Okey." Ucap Bang Mamat.
Bang Mamat menatap pemilik cafe dengan serius.
Sementara kedua gadis yang berada di atas pahanya Bang Mamat, duduk nyaman memeluk dadanya yang bidang sedikit berbulu sambil menyenderkan kepalanya di dadanya Bang Mamat.
Tentunya batang belut hitam Bang Mamat di bawah sana pun tengah meronta-ronta menempel di Paha gadis itu.
"Begini bos. Teman saya ingin memasukan anaknya ke tempat ini. Kira-kira kalau statusnya sudah tidak perawan lagi, di terima atau tidak bos?" Ucap Bang Mamat.
"Memangnya anaknya usia berapa? Dan kira-kira penampilannya bagaimana?" Ucap pemilik cafe.
"Cantik dan masih sangat muda bos." Ucap Bang Mamat dengan nada berbisik.
"Kalau sama yang disinimah lebih cantikan anaknya Arca." Sambung ucapan Bang Mamat.
"Usia berapa memangnya?" Ucap pemilik cafe.
"Baru dapet ktp bos." Ucap Bang Mamat.
"Pasti cantik tidak?" Ucap pemilik cafe.
"Dijamin cantik bos." Ucap Bang Mamat.
"Begini saja. Kira-kira kapan kalian ingin membawa anak kalian kesini? Saya harus melihatnya terlebih dahulu. Tidak dapat langsung menerima. Kalau memang bagus, saya akan menempatkannya di tempat yang berbeda. Tentunya di tempat yang lebih baik dari sini. Bagaimana?" Ucap pemilik cafe.
"Kalau untuk itu, kemungkinan untuk sekarang ini Arca belum bisa membawa anaknya kamari bos." Ucap Bang Mamat.
"Kenapa memangnya?" Ucap pemilik cafe.
"Arca ingin menikahkan anaknya terlebih dahulu." Ucap Bang Mamat.
"Maksudnya?" Ucap pemilik cafe.
"Jadi begini. Arca ini akan menikahkan anaknya terlebih dahulu karena gosip tentang anak gadisnya ini sudah melebar kemana-mana di desa kami." Ucap Bang Mamat.
"Gosip bagaimana?" Ucap pemilik cafe.
"Gosip mengenai anak gadisnya yang keluar malam bersama dengan pria." Ucap Bang Mamat.
"Berarti sudah berkali-kali dan berpengalaman di atas ranjang dong?" Ucap pemilik cafe.
"Tidak-tidak. Dia baru melakukannya satu kali. Baru tadi malam ini sebelum kita berdua datang kemari." Ucap Bang Mamat.
"Terus kalau mereka sudah menikah, kalian bagaimana ingin mempertemukan dia kepada sayanya?" Ucap pemilik cafe.
"Semuanya sudah di setting bos. Nanti Arca ini akan menekan kepada pria yang yang di cintai oleh anaknya ini hanya untuk sebatas menikah saja. Setelah menikah, pria itu akan di suruh pulang ke rumahnya kembali." Ucap Bang Mamat.
"Jadi maksud bang Mamat ini, nikah hanya sebatas status yang tujuannya untuk menghilangkan gosip. Begitu maksudnya?" Ucap pemilik cafe.
"Sangat betul bos." Ucap Bang Mamat.
"Baiklah saya tunggu kabar yang selanjutnya memang kalian serius ingin memperkenalkan anaknya kepada saya." Ucap pemilik cafe.
"Tenang bos, tidak lama koq. Setelah menikah, secepatnya saya akan menyuruh Pria itu untuk meninggalkan anak saya. Setelah itu nanti akan saya kenalkan anak saya kepada kamu." Ucap Ayahku kepada pemilik cafe.
"Okey, ya sudah. Saya tinggal dulu ya bos? Saya menghampiri tamu yang lain dulu." Ucap pemilik cafe.
"Makasih bos." Ucap Bang Mamat.
"Sama-sama." Ucap pemilik cafe.
Pemilik Cafe telah berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Sayang ke kamar yuk?" Ucap gadis itu berbisik di telinganya Bang Mamat sambil menggoyangkan pinggulnya diatas batang belut hitamnya Bang Mamat yang sedang berdiri.
"Ayolah. Punya saya juga sudah berdiri tegak sekarang." Ucap Bang Mamat.
Gadis itu menurunkan kedua kakinya dari pahanya Bang Mamat. Bang Mamat mendirikan badannya.
"Bro, saya duluan masuk ke dalam kamar ya? Punya saya sudah tidak tahan." Ucap Bang Mamat kepada Ayahku.
"Ya sudah sana. Saya masih kepengen minum dulu sebentar." Ucap Ayahku.
"Selamat bersenang-senang ya abang." Ucap gadis pelayan yang sedang duduk memeluk dada diatas pangkuan Ayahku berkata kepada Bang Mamat.
"Haha.. bisa saja kamu. Kita tinggal duluan." Ucap Bang Mamat sambil berjalan menuju kamar, dengan posisi satu tangannya yang menempel di pinggul gadis pelayan itu.
Happy Readings and Happy Enjoy.
Share this novel