Rate

BAB 3

Drama Completed 464

Di kelas Kiyoshi-sensei tengah menerangkan sastra Jepang. Sementara semua siswa terlihat jenuh, bahkan ada yang sampai ketiduran. Sedangkan aku tak berminat mengikuti penjelasan Kiyoshi-sensei, padahal biasanya aku yang terlalu semangat mendengarkan. Bahkan untuk menoleh ke arah Ken pun aku tak ingin.

Daun momoji yang mulai menguning di luar jendela menjadi perhatianku. Aku suka melihat daun berwarna oranye itu berguguran. Mengotori tanah, meninggalkan jejak sampah yang membuat kesal para petugas piket untuk membersihkannya. Tapi aku suka di bawah pohon itu ada banyak daun momoji, terlihat seperti singgasana oranye yang indah.

“Yuri-chan.” Panggil Mika yang duduk di sampingku. Gadis itu meleburkan lamunanku. “Siapa laki-laki tadi yang bertengkar dengan Hideaki -kun? Sepertinya kau dan Hideaki -kun sangat mengenalnya.” Tanya Mika antusias, tak peduli ocehan Kiyoshi sensei yang sedari tadi menerangkan sastra jepang zaman Heian.

Aku menoleh pada Mika dengan enggan. “Entahlah.” Sahutku tak bersemangat. Aku pura-pura sibuk dengan buku sastra, agar Mika tak lagi bertanya.

“Yuri-chan!” seru Kiyoshi-sensei, “Coba kau lanjutkan baris berikutnya dan artikan setiap katanya.”

Dengan patuh aku berdiri dan membaca lanjutan baris puisi zaman Heian itu. Kemudian mengartikan setiap katanya dengan lancar. Kiyoshi-sensei tersenyum puas dengan jawabanku. Tentu saja aku bisa, kerana sastra adalah kehidupanku. Ayahku yang sudah meninggal adalah sastrawan sejarah terkenal. Sejak kecil menyuapiku dengan kehidupan sastra, yang kini sudah tak asing lagi bagiku.

“Bagus, Maruyama Yuri.” Kiyoshi-sensei mengarahkan jempol kepadaku, kemudian dia melanjutkan baris berikutnya.

Sepertinya guru yang satu ini tak peduli murid-muridnya asyik sendiri saat dirinya menerangkan pelajaran. Buktinya ia tak marah atau segalak Botan-sensei, guru olahraga. Seperti namanya, Kiyoshi yang berarti keheningan. Ia lebih menyukai suasana tenang. Walau terkadang membosankan, tetapi dia asyik untuk diajak bicara. Anak-anak lain tak menyukainya, kerana telalu serius soal sastra.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience