Rate

BAB 4

Drama Completed 325

“Tapi apa? Kamu mau bilang, nggak senang melihatku dekat dengan Oki?! Makanya kamu kesini, buat gagalin rencanaku kan?! Ngaku!” bentak Vera.
Meliza merasa sangat kesal mendengar tuduhan yang dilayangkan padanya. Sementara dirinya tidak pernah berpikir ataupun berniat demikian. “Kalau aku berniat gagalin, sudah dari tadi. Aku cegah kamu ngomong panjang lebar. Aku tidak seperti kamu, yang senang melihat orang lain bertengkar dan bermusuhan. Hanya demi kepentinganmu sendiri. Kamu senang kan? kalau aku jauh dari Oki?! Oke, aku pergi!” seru Meliza kesal dan beranjak pergi.
“Meliza … tunggu!” panggil Oki, namun tak dihiraukannya. Meliza terus berjalan meninggalkan mereka. “Ver, kamu perlu tau. Meskipun dia marah padaku, tapi aku tidak bisa marah padanya. Kamu jangan salah paham, kalau beberapa minggu ini aku tak lagi berhubungan dengannya. Bukan berarti hatiku berpaling darinya. Jadi selama ini aku memang membiarkan dia menjauhiku. Sampai aku tau, gimana perasaannya. Dan sekarang aku sudah tau. Jadi maaf aku tidak bisa menerima cintamu,” tukas Oki lalu berlari menyusul Meliza .

Gadis berambut panjang ini tertunduk lesu, di taman. Ia tidak menyangka kalau kejadiannya akan menjadi tambah rumit. Tadinya dia cuma ingin mengungkapkan perasaannya pada lelaki yang telah mengisi kekosongan di hatinya itu. Namun yang terjadi justru diluar dugaan, dan memaksanya untuk kembali menjauh dari pria yang membuatnya takut kehilangan.
“Tidak berubah ya, pasti deh. Kalau lagi ada masalah kesini. Kamu itu sudah bisa ditebak,” celetuk seseorang. Meliza mengenal suara itu, dan langsung menoleh ke belakang. Ia terperanjak, ternyata dugaannya tidak keliru. Suara tersebut milik Oki.
“Ngapain kesini? Nanti dia marah lagi?! Sana pergi!” usir Meliza memalingkan mukanya.
“Kamu yakin pengen aku pergi?” goda Oki mendekatkan wajahnya.
“Apaan sih?!” balas Meliza menyingkap muka jejaka dihadapannya.
“O ya, tadi kamu sedang ngapain? Kok bersembunyi di depan ruanganku?”
“Ehmmm… itu… kerana …”
“Kerana apa? Kamu mau mengikutiku ya?”
“PD banget!”
“Lalu apa donk? Kenapa kamu bisa sampai di depan ruang kuliahku? Pasti ada sesuatu kan? Hemm.. aku jadi curiga,” pikir Oki, sembari mengerutkan dahinya.
“Itu kerana , tadinya aku mau nemuin kamu. Tapi begitu lihat kamu lagi ngobrol, ya aku sembunyi aja.”
“Pasti kamu penasaran kan? Sampai harus sembunyi?”
“Nggak!” elak Meliza . “Kamu sendiri gimana sama tuh cewek? Pasti senang kan, udah jadian!” imbuh Meliza sedikit sinis. Namun hatinya merasa khawatir.
“Maksud kamu Vera? Dia itu cantik.”
“Sudah kuduga! Pasti cuma mau pamer punya pacar cantik,” gerutu Meliza kesal.
“Tadi kamu bilang, mau nemuin aku. Ada apa? Pasti kamu kangen ya? Lama nggak ketemu,” goda Oki lagi.
“Apaan sih?! Pergi sana, ganggu aja!”
“Kamu yakin, mau aku pergi? Seperti yang kamu lakukan sebelumnya? Kalau memang itu maumu, setelah ini aku akan benar-benar pergi dari hidupmu,” tukas Oki. Meliza cuma diam saja. “Baiklah kalau itu maumu.” Oki beranjak dari duduknya. “Tapi sebelum aku pergi, aku cuma mau bilang. Vera memang cantik, tapi hatiku bukan untuk dia,” imbuhnya kemudian melangkah pergi.
“Hah? Apa dia bilang? Apa itu berarti dia masih mencintaiku?” pikir Meliza menggumam. “Tunggu! Aku mohon jangan pergi!” teriaknya kemudian, menghentikan langkah pria itu.
Meliza menghela napas, mengumpulkan semua kebeMeliza nnya. “Maafkan aku, kalau kemarin sikapku sedikit naif. Aku hanya takut, sikapmu akan berubah dan jadi jauh dariku. Jika suatu saat hubungan kita tidak berhasil. Tapi beberapa hari tanpamu di sisiku, rasanya ada yang kurang. Aku baru sadar, kalau aku juga mencintaimu. Aku ingin agar kamu tetap berada disampingku. Jadi jangan tinggalin aku lagi! Setengah bagian hidupku rasanya ada yang hilang, tanpa kamu di sisiku,” ungkapnya.
“Pluk…!” sebuah pelukan dari Oki melayang ke tubuh Meliza . Ia merasa sangat bahagia, kerana setengah bagian dalam hidupnya telah kembali. Dan itu adalah Oki.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience