Dalam perjalanan itu, sambil mengucapkan kalimat "Laa ilaha illa Allah" menitislah air mata Sha Arisanti
Guru mursyidnya tidak memberitahu apa yang orang-orang katakan terhadap sha kerana tidak ingin sha sedih. dan beliau juga sudah agak sha akan tahu mengenai ini semua tidak lama lagi. mana tak nya, fitnah sudah dihebohkan di seluruh kampung.
Di pertengahan jalan itu sha didatangi dengan seorang lelaki yang memakai seluar jeans dan baju T-shirt longgar berwarna hitam. lelaki itu menyapa nya
"Asalamualaikum."
"wa'alaikumussalam."
- jawap sha
"bisakah kita bicara sebentar?"
sha merasa resah, kerana tahu ada banyak mata-mata yang sedang memerhatikannya. sudahlah baru sahaja heboh fitnah tentangnya inikan pula bersembang berdua dengan lelaki bukan mahram.
"Maaf, kamu juga pasti sudah mendengar berita tentang saya. saya tidak mahu keadaan menjadi semakin buruk, takut jika ada yang melihat timbul fitnah lagi." -sha
Lelaki itu tersenyum dan berkata dengan nada yang lembut.
"Saya tahu kamu difitnah, nasihat saya, jauhilah 3 orang perempuan yang kamu kenal kemarin."
sha bingung dengan amaran yang diberikan lelaki itu, lalu sha bertanya.
"Mengapa?, saya harap kamu tidak membuat fitnah."
" dalam masa begini saja kamu masih mau memikirkan orang lain, sedangkan dirimu sendiri yang sudah difitnah. "
Lelaki itu tersenyum melihat kelakukan sha.
"saya tidak peduli jika saya yang difitnah, jangan orang yang saya kenal." -sha
"Sakarepmu, tapi kamu harus tau, kalo saya ini orang lama di kampung ini. saya sudah kenal yang mana musuh, yang mana teman. dan musuh mu adalah orang yang kamu kenal. jauhilah semua yang kamu kenal di desa ini selain guru mu."
"Bagaimana kamu tahu kalo aku punya guru?"
- Sha bertanya dalam keadaan bingung
"Dari mata mu."
saat itu sha sangat terkejut, lalu sha menatap mata lelaki itu dan sha tersenyum bahagia kerana mendapati lelaki ini sama dengannya.
"Kamu juga berguru dengan cara yang sama seperti ku?"
lelaki itu mengangguk.
"Baiklah, aku tidak mahu mengambil banyak masa mu. pergilah sekarang agar kamu tidak telat."
"Nggeh. "
lelaki itu memberi salam kepada sha lalu pergi.
sha lalu meneruskan perjalananya. sambil bermain persoalan di fikirannya. Adakah semua ini berpunca dari Linda, Layla, dan Natasha?.
"Astagfirullah, jangan berburuk sangka sha. tidak apa lah, kau ikut je apa beliau suruh. tapi jangan pula kau menganggap mereka lah orangnya yang mulakan fitnah ini semua." - kata sha seorang diri
sha akhirnya membuat keputusan untuk ikuti nasihat yang diberikan oleh lelaki misteri itu. Tiba-tiba sha teringat akan wajahnya.
"eh jap, bukankah itu lelaki yang aku jumpa di masjid semalam?."
memang benar ia lah lelaki itu. secara tidak sedar, rupa-rupanya sha sudah sampai ke tempat kerja nya. jantungnya masih bergedup laju memikirkan lelaki itulah yang ia temui di masjid sehari lepas. ia merasa ingin lebih mengenalinya.
walaupun sebenarnya sha tidak tahu fitnah apa yang mereka bawa mengenainya, tetapi setelah mendengar sahaja kata 'FITNAH' pasti adalah suatu perkara yang buruk. sha biarkan saja kerana tidak lama kemudian pasti dia akan tahu juga.
secara tiba-tiba saat sha sedang membersihkan meja, Pemilik kedai makan itu datang menghampiri sha. dan mengajaknya duduk sebentar untuk berbual.
"gimana kabar mu? apa kamu baik-baik saja setelah fitnah ditaburkan keatas mu?"
-tanya pemilik kedai kepada sha
"Alhamdulilah saya baik-baik aja, tak lama lagi saya akan menjelaskan segalanya. tetapi maaf, saya tidak tahu mereka membuat fitnah apa tentang saya?"
-sha
"loh, kamu tahu kamu difitnah tapi tidak tahu difitnah tentang apa?"
pemilik kedai itu menggelengkan kepala ketika mendapati bahwa sha tidak tahu menahu tentang fitnah yang sudah tersebar itu. "
"kemarin, kamu ada ke masjid kan? di sana kamu tertabrak seorang santri laki-laki."
"iya benar" -jawap sha
"Mereka membuat andaian sendiri dengan mengatakan kamu sengaja menabraknya. mereka memanggilmu perempuan murah!"
- kata si pemilik kedai
sha terkejut dan terdiam. tidak sangka boleh ada orang yang berfikiran seperti itu.
"siapa orang yang memulakan semua ini?"
-sha
"tidak pasti. tapi yang saya tahu ada seorang perempuan yang berada di dalam masjid itu yang secara tidak sengaja melihat langsung kejadian itu. katanya kamu tidak marah sedikit pun pada santri itu. makanya dia pikir kamu sengaja menabraknya agar mendapat perhatian."
"tapi bagaimana fitnah ini bisa tersebar, dari siapa?" -sha
"apa yang saya tahu, semua ini diceritakan oleh Linda. kamu tau? cewe yang membantu neneknya berjualan."
sha terdiam. terkejut seolah orang yang bisu.
"Tak sangka semua ini dihebohkan oleh kau linda."
- Kata sha dalam hati
Seharian sha bekerja, ada beberapa pelanggan yang ingin makan disitu tetapi tidak jadi kerana tahu disitulah tempat dimana sha bekerja. mereka menganggap sha perempuan miang sedangkan semua itu fitnah. ada yang terus datang menemui sha. hati sha mulai risau jika terjadi apa-apa seperti sangkaannya. petang itu dia di caci dan di hina oleh beberapa pelanggan.
seorang wanita dalam lingkungan 30 tahun bersama dengan anak perempuan nya berusia 17 tahun berkata dengan kuat sehingga semua yang berada di kedai mendengarnya.
"Baru aja dateng ke sini satu hari udah berani menggoda anak santri di masjid. orang di masjid melakukan ibadah, ini malah lakukan maksiat!"
mereka tertawa senda dan masih terus menerus menyindir sha. sha akhirnya bersuara dengan lantang pada mereka semua. menjelaskan bahwa ia tidak bersalah dan semua itu hanya fitnah semata-semata. tetapi malangnya masih tiada orang yang percaya.
"Asalamualaikum, dengarkan kata saya. saya tidak menggoda santri itu. saya tidak sangaja menabraknya. waktu itu sudah hampir masuk waktu dzuhur. makanya saya lagi mau cepat, jalan ga liat-liat, dan akhirnya itu ga sengaja menabraknya."
- sha
orang-orang disitu malah mengatakan bahwa sha sengaja mencari-cari alasan.
"Banyak bacot lu, ga usah sok alim! gamis sama khimar yang lu pake itu cuman buat nutupi sifat asli lu. dasar munafik!" -remaja perempuan
"iya! munafik!"
orang-orang bersetuju dengan perempuan yang menghina itu. sha menggunakan suara yang lantang lagi sekali agar di dengari.
"wakafa billahi syahida! sesungguhnya Allah menjadi saksi. ingatlah bahwa segala perbuatan kalian akan di hisab di akhirat kelak. Allah bersama orang yang sabar dan teraniaya." - sha
semua orang-orang disitu terdiam dan membuat riak wajah benci. mereka cuba menenangkan hati dengan mengumpat sha dari belakang. sedangkan sebenarnya. mereka sedang gelisah oleh ucapan sha. tetapi ego mereka tidak ingin membuat mereka mengakuinya.
di jam 6 petang. kedai makan ini pun ditutup. semuanya sudah balik kecuali sha. sha mengambil masa sedikit untuk membersih kan kedai itu. dan di saat tiada orang pun disitu, tiada satu pun yang melihat kecuali Allah swt. sha duduk bersandarkan dinding. akhirnya sudah tidak dapat ditahan lagi kesedihan dan air mata yang ia tahan dari awal pagi.
sudah tidak dapat ia sorokkan lagi kesedihannya. di situ juga ia mengadu pada Rabb nya tentang apa yang terjadi siang tadi. suara sha teresak-esak, mata nya mulai membengkak. ia menceritakan semua yang mereka katakan padanya. dan tentang apa yang linda sudah buat padanya.
tidak lama dari itu terdengarlah suara dari luar memanggil namanya. oh ternyata itu adalah pemilik kedai ini yang ingin membawa sha ke rumahnya untuk dibersihkan pula rumahnya itu.
"sek buk, mau ambil barang!" -sha
Beberapa minit kemudian sha keluar dan menaiki motor kepunyaan pemilik kedai itu untuk ke rumahnya. pemilik kedai itu bernama Aisya. Aisya berumur 46 tahun. berasal memang dari kampung itu.
beberapa minit kemudian, tibalah mereka ke destinasi. rumahnya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. pemilik kedai itu menawarnya masuk dan minum dulu.
setelah duduk dan minum teh. Aisya akhirnya memulaikan perbualan.
"Saya dengar apa yang terjadi siang tadi, kamu harus lebih kuat. harus lebih sabar, ini masih fitnah kecil. mereka bisa membawa fitnah lebih besar dan dahsyat dari ini." - Aisya
"Iya buk, matur nuwun."
"kamu udah tahu semua ini angkara siapa?" - Aisya
"Udah buk"
"gimana? mau balas dendam?" - Aisya
"tidak"
"kenapa?" - Aisya
"Islam mengajarkan untuk tetaplah berbuat baik walaupun seseorang itu melakukan kejahatan pada kita." - sha
Aisya tersenyum mendengar jawapan dari sha.
" Sekarang saya mengerti mengapa guru mu selalu bangga memiliki anak murid seperti mu. " - Aisya
sha hanya membalas dengan senyuman, sha sangat gembira jika gurunya bangga pada dirinya.
Mulailah sha mengemas, membersihkan seluruh rumah. sha hanya mengambil masa 2 jam sahaja untuk membersihkan rumah itu. rumah nya sederhana kerna itu tidak terlalu banyam tempat untuk dibersihkan.
"Udah buk" - sha
"Bagus sekali!, sebenarnya saya tinggal sendirian. bekas suami juga sudah tidak tinggal di desa ini. bagus juga jika kamu sering dateng tau menginap disini buat beberapa hari." - Aisya
Aisya sangat senang dengan kedatangan sha.
"bisa juga, tapi tidak selalu kerana saya harus sering bertemu sama guru saya" - sha
"iya gapapa, hari ini kamu pulang aja dulu. yuk ibu anter kamu pulang." - Aisya
"gapapa bu, saya mau pulang sendiri. kerana saya masih ada tempat yang harus saya singgah." - sha
"yoweslah, ati ati ya." - Aisya
"Asalamualaikum!" - Sha
"Wa'alaikumussalam" - Aisya
sha pulang kerumah untuk mandi dan menukar pakaian. selesai tukar pakaian, pada mulanya sha ingin singgah ke tetapi mengenangkan bahwa sedang heboh tentang dirinya maka ia membuat keputusan untuk tidak keluar dari biliknya. waktu isyak sudah 2 jam yang lepas. sha melakukan ibadah magrib dan isyak di rumah Aisya. pulang dari rumah Aisya waktu itu sudah pukul 8:00pm. sekarang sudah jam 9:00pm
waktu biasa sha tidur. sha menghabiskan beberapa minit untuk berdzikir dan berdoa pada Rabb nya. selesai semua itu barulah sha masuk tidur.
Chapter ke-5 dah nak adaaa tunggu ya
Share this novel