5

Drama Series 2511

pagi itu di jam 3. sha bangun dan bersiap-siap untuk ke masjid. jalan menuju ke masjid pada jam itu sangat sunyi tiada lampu. tetapi zaman sekarang sudah canggih, fashlight sudah ada di smartphone. sha melihat jalan dengan menggunakan flashlight yang ada di smartphone nya.

di perjalanan itu, sha melihat sekeliling nya. semuanya gelap sahaja, setelah 10 minit berjalan akhirnya sha tiba di masjid itu.

lampu luarnya terpasang tetapi tiada orang di dalam, sha mengambil wudhu, lalu masuk ke dalam untuk menunaikan ibadah Tahajud.

selesai sholat, sha berdoa pada Rabbnya. sambil air mata berlinang di wajahnya.

"ya Allah, aku redha dengan ujian mu ini. kerana setiap ujian adalah tanda cinta mu pada ku. dan engkau tidak akan menguji ku melampaui batas kemampuan ku. aku terlalu mencintai mu ya Allah, sehinggakan tiada sedikit pun rasa marah ku apabila engkau memberikan ujian padaku. aku mohon berikanlah aku Ridho mu. cintailah aku melebihi cintaku padamu, aku menagihi cintamu ya Allah. aku tidak sanggup kehilangan mu. aku akan berusaha untuk belajar ilmu, dan akan aku terus berjuang untuk mendapatkan ridho mu. bantulah aku dalam perjuangan itu ya Allah." - Sha Arisanti

sha pun mengambil tasbih dan beristigfar, selagi belum subuh selagi itu sha tidak akan kemana-mana melainkan duduk di atas sejadahnya sambil memuji Rabbnya.

tidak lama selepas itu, sha seperti terdengar bunyi pintu dari luar terbuka. sha mengabaikanya sahaja kerana merasa bahwa ia hanya salah dengar disebabkan sedang khusyuk berselawat.

Ternyata ada orang lain selain sha yang masuk ke dalam masjid pada waktu itu. ialah lelaki yang sha bertembung di masjid 2 hari lalu, dan ia juga lelaki yang menasihatkannya untuk menjauhi 3 orang perempuan yang sha kenali di kampung ini.

Tujuan lelaki itu datang ke masjid sama seperti sha, adalah untuk menunaikan ibadah Tahajud.

dari awal solat sehingga selesai pun sha masih tidak sedar dengan kehadiran lelaki itu. selesai solat, dia mengambil Tasbihnya dan mulai beristigfar. ia pun sama seperti sha, kekal berada disana menunggu waktu subuh.

masa pun berlalu, sebelum masuk waktu subuh datanglah imam dan orang lain untuk siap-siap mahu azan, sebelum datangnya mereka semua. lelaki itu beredar dari masjid agar tiada siapa yang tahu amalan nya.

sha tahu kedatangan imam dan hanya membiarkan sahaja agar imam tidak tahu sha berada disitu. kerana tidak mahu sesiapa selain Allah yang tahu amalan nya.

datanglah santri lelaki dan santri perempuan. Orang-orang tua juga turut hadir untuk menunaikan ibadah subuh. mereka semua masuk ke ruangan masjid untuk bersedia. di saat kaum perempuan masuk ke ruangan sholat wanita, terlihatlah sha yang sedang duduk di atas sejadah menunggu azan.

semua memandang sinis pada sha, dan akhirnya salah satu dari mereka menegur nya.

"Apa yang kau lakukan disini? mau menghina rumah Allah dengan melakukan maksiat?, apa kau masih tidak puas menggoda santri di desa ini?"

sha bangun dari duduknya untuk menghadap perempuan itu, sha merenung tajam pada mata perempuan itu dengan riak wajah yang sangat marah.
tanpa disedari sha sudah mengangkat tangannya seolah-olah ingin menampar perempuan itu.

lalu ia berkata

"Berisik, diam kamu. sedarkah kamu lah orang yang sedang menghina masjid ini?, suara mu tadi sangat lantang sehingga bisa didengarkan di ruangan laki-laki. dimana rasa malu dan hormat mu pada Allah? jika benar engkau orang yang baik, engkau tidak akan mencela orang lain, dan tidak akan menyebarkan fitnah. fikir sebelum kamu bertindak."
- sha

Sha berkata dengan suara yang jelas agar didengar mereka yang menjadi saksi di situ. dengan pandangan yang tajam sha pula yang menegur perempuan itu.

Tiada sedikit takut pada mereka, dan tidak merasa hina dengan fitnah yang mereka bawa. tetapi sha merasa bengang apabila mereka tidak mahu menjaga lisan dan kelakuan mereka sedangkan mereka berada di masjid. apalagi perempuan itu adalah salah satu santri. manakala santri lain hanya melihat, dan linda juga turut ada disitu.

Perempuan itu terdiam akibat kata-kata sha, kerana tidak dapat dinafikan lagi tindakannya itu memang Biadab. maka ia pun beredar dari situ dan hanya berdiri untuk menunggu azan.

linda lalu di hadapan sha, sambil itu sha hanya menatap linda dengan pandangan yang tajam. dari pandangan itu, Linda tidak dapat dinafikan bahwa sha sedang memendam perasaan amarahnya. Linda merasa tercabar dengan tatapan sha tapi juga takut untuk membalas, kerana mata sha yang sangat cukup tajam itu membuat ia takut untuk memandangnya.

tidak lama kemudian, Lelaki itu kembali ke masjid dan bersiap-siap untuk waktu subuh. tidak lama kemudian azan pun berkumandang dan mereka semua sholat berjemaah.

selesai sholat, sha mengemas barang-barangnya, ia membawa beg telekung untuk menyembunyikan Tasbihnya, lalu ia keluar dari ruangan solat wanita untuk pulang. memang sesuai dengan masa, linda benar-benar berdiri di tepi pintu ruangan, sebelum keluar sha menatapnya lagi dan pada saat itu linda membalas dengan berkata

"Apa liat-liat? lu punya masalah sama gua?"

Sha langsung membalas sehingga terdengar suara garau

"Jangan mikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan padaku."

Linda terdiam dan hanya memandang sha, sha berkata lagi

"aku diam bukan karena aku takut dengan mu, tapi aku takut akan azab Allah yang akan menimpa desa ini jika aku tidak memaafkan mu. orang yang aku sayang juga tinggal di desa ini. tapi berhati-hati, jangan kamu menguji kesabaran ku. karena manusia bisa membuat silap begitu juga denganku, bisa jadi waktuku marah, terlepas ucap dan mendoaakan agar kalian semua yang memfitnahku di azab. doa orang teraniaya sentiasa dikabulkan oleh Allah. jika engkau benar mencintai Rabb mu, maka bertaubatlah. sesungguhnya Allah cinta pada orang yang bertaubat. Asalamualaikum." - Sha Arisanti

sha berhenti menatap linda dan keluar dari ruangan solat itu. linda hanya duduk kaku, dan berdiam diri. mulutnya seolah-olah terkunci mendengar kata-kata sha. tetapi di dalam hatinya mempunyai bara api. ia sangat marah tapi juga tidak mampu melakukan apa-apa. ia merasa seolah-olah sedang berdepan dengan singa yang bila-bila masa bisa menghancurkannya. tangannya menggigil sehingga kawannya bertanya

"linda? kamu kenapa?"

linda hanya menggelengkan kepala sambil senyum padanya untuk memberitahu bahwa dia tidak apa-apa.
lalu ia keluar untuk minum air yang di sediakan di masjid itu.

pada masa sha sedang hampir tiba di gerbang masjid, seorang santri laki-laki yang tidak sengaja menabraknya itu menahannya untuk pergi.

"Asalamualaikum, tunggu jangan pergi dulu!"
- santri

"Wa'alaikumussalam" - jawap sha

Sha menunduk apabila menoleh kebelakang, ia melihat itulah lelaki yang dia tidak sengaja terlanggar.

lalu lelaki itu berkata

"Kamu masih ingat saya?"

sha hanya mengangguk. dan lelaki itu berkata lagi

"saya mohon maaf atas kesilapan saya, semua ini berpunca dari saya. saya yang menabrak kamu, maafin saya. saya akan membuktikan pada mereka bahwa kamu tidak salah!" - santri

sha tersenyum dan berkata

"Saya juga salah Karena tidak liat-liat, andai salah seorang dari kita melihat di depan waktu itu pasti kamu tidak akan menabrak ku, dan saya tidak akan menabrak mu. sudahlah, ini bukan saatnya untuk menyalahkan diri sendiri. beritahulah mereka apa yang terjadi, semoga Allah membalas kebaikkan mu. Asalamualaikum." - Sha Arisanti

"wa'alaikumussalam, tunggu. nama saya Fahlan, temukan saya di tengah-tengah pasar orang-orang yang berjualan di jam 9 pagi hari ini."

"buat apa?" - Tanya sha

"Karena saya mahu mereka tatap wajah perempuan yang mereka hina setelah mereka tahu bahwa Dia tidak bersalah." - Fahlan

"baiklah. nama saya Sha, Sha Arisanti. saya pamit dulu ya Asalamualaikum."

"wa'alaikumussalam" - Fahlan

Fahlan, santri yang berumur 17 tahun itu menatap sha pergi. hatinya merasa sungguh tenang apabila berbicara dengannya. Fahlan tersenyum dan merasa gembira setelah mengatahui sha tidak marah sedikit pun padanya.

di pertengahan jalan, sha merasa seolah-olah ada orang yang mengikuti nya, sha lalu menoleh kebelakang dan terlihat lah lelaki yang ia temui di masjid tempoh hari, dan lelaki itu jugalah yang menasihatkannya untuk menjauhi Linda, layla, dan Natasha. lelaki itu memakai kain pelikat dan baju T-shirt berwarna hitam. kulitnya putih, hidungnya mancung, mata nya tajam, bola matanya berwarna coklat, keningnya tidak terlalu tebal dan tidak terlalu nipis, bulu matanya panjang. lebih panjang berbanding bulu mata sha, badannya sederhana, tidak gemuk dan tidak kurus. sha langsung berhenti dan bertanya padanya.

"Apakah kamu mengikuti ku?"

lelaki itu tertawa dan berkata

"hahaha buat apa emang saya mengikuti mu?."

"lantas mengapa kamu disini?" - Tanya sha

"kamu fikir jalan ini punya kamu seorang?, aku barusan keluar dari masjid dan ingin pulang ke rumah ku."

"Dimana rumah mu?" -sha

"ih kepo, pulang aja kerumah sendiri, ngapain nanya rumah orang"

lelaki itu tertawa lagi, nada ketawanya lembut, ia sedang bergurau senda dengan sha.

sha yang menatapnya dengan riak wajah menyampah. wajahnya sahaja yang menunjukkan reaksi benci, tetapi sebenarnya hatinya masih berdegup laju apabila ia melihat lelaki itu. apalagi dapat berbicara dengannya. lelaki itu berjalan tiada henti sehingga ia melepasi sha, tanpa disedari lelaki itu yang tadinya berada di belakangnya sekarang berada di depan nya. sha lalu teringat akan janjinya sendiri untuk mengenal siapa lelaki itu, sha berjalan sedikit laju sehingga betul-betul berada di sebelahnya lalu sha bertanya.

"siapa nama mu?"

"Re-cak. hahaha" ia tertawa lagi.

sha mengangkat tangannya senyap-senyap seolah-olah ingin menepuk kepala laki-laki itu.

"eh geram pulak aku dengan mamat ni, orang betul-betul dia main-main pulak" -kata sha dalam hati

"kamu memang lahir disini?" -sha

"iya"

sha hanya diam selepas mendengar jawapan itu, kerana sebenarnya sha agak malu untuk bertanya banyak padanya, setelah beberapa saat membisu, lelaki itu bertanya padanya

"kamu suka sama aku?" - tanya laki-laki itu

sha berhenti berjalan dan hanya menatap wajahnya. apabila dia menatap semula wajah sha, sha menunduk kerana malu. wajah sha sudah mulai memerah, mata sha melihat keliling kiri dan kanan

lalu ia menjawap "Tidak, cuma mau kenalan aja"

lelaki itu tertawa dan berkata sambil tersenyum

"kenapa kamu mau kenalan sama ku? apa yang membuatmu tertarik?."

"itu... mm.."

sha tidak tahu mahu berkata apa, ia sudah merasa lemas dan kekok, rasa malunya meningkat tinggi, ia merasa ingin saja lari dari situ. hatinya merasa bagai nak meletup. apabila lelaki itu melihat keadaanya, ia terus tukar topik lain agar sha merasa lebih tenteram.

"ini rumah ku, udah ya semoga ketemu lagi."

sha melihat kelilingnya, ternyata tanpa disedari mereka sudah masuk ke kawasan perumahan. tadinya mereka hanya berjalan di jambatan sungai dan jalan kecil yang kiri dan kanan mereka hanya hutan.

"Yaudah, aku pamit dulu. eh bentar, ini serius, namamu apa?" - sha

"jangan tahu sekarang, nanti kamu hilang daya tertarik pada ku, biarkan aku jadi misterius dulu agar aku selalu bermain di fikiran mu udah ya Asalamualaikum."

sambil tersenyum dan ketawa kecil lelaki itu masuk kedalam rumah. sha yang mendengar kata-kata nya itu sangat terkejut, wajahnya sangat-sangat kemerahan. ia cepat-cepat berlari untuk pulang kerumahnya, hatinya sudah tak betul. tiba-tiba laki-laki itu bicara dari tingkap rumahnya

"Jangan lari nanti jatoh" sambil tersenyum dan ketawa kecil.

sha yang mendengar itu menoleh kebelakang dan melihat lelaki itu sedang tersenyum padanya, ia rasa bagai nak gila. tidak memperdulikan kata-katanya ia berlari juga kerana ingin cepat tiba di rumah.

Saat sedang berlari, tiba-tiba sha terpijak lumpur yang di pinggir jalan lalu tergelincir.

"Tuhkan jatoh" -kata laki-laki itu

"Diam, masuk aja ke rumah mu. ngapain melihatku!"
- sha

"loh udah jatoh, malu lagi, ngapain marah orang yang ga bersalah" - kata lelaki itu sambil tertawa, lalu ia keluar dari rumah dan ingin membantu sha untuk bangun. dalam keadaan hujan renyai-renyai ia keluar.

sha yang melihatnya keluar dari rumah terperanjat dan segera bangun, nasib baik sha memakai telekung jadi saat tergelincir ia tidak menampakkam bentuk badan.

"eh kamu jangan dekat!" - kata sha

lelaki itu pun berhenti. sha menghalang lelaki itu dari mendekatinya, kerana hati sha sudah tidak menentu apabila melihatnya. sha lalu terus berlari meninggalkan lelaki itu.

"jangan lari, sekarang sedang hujan bahaya loh" - kata lelaki itu kerisauan.

sha membuat seolah-olah tidak mendengarkannya dan terus berlari.

"ih nih cewe, baru aja tadi kepleset masih mau lagi lari." -kata lelaki itu dalam hati. dia hanya tersenyum sambil melihat sha semakin jauh. dan lelaki itu juga pulang ke rumahnya.

"malu nya aku! yang mamat ni pun satu, apasal suara lembut sangat, tak cukup tu tak habis-habis senyum. aduh malunya dah lah terjatuh pulak tadi depan dia!"

sha berbicara dengan dirinya sendiri sehingga tiba ke bilik sewanya. ia ingin membeli rumah nya sendiri agar tidak perlu menggunakan terlalu banyak duit. hari sabtu ia cuti dari membersihkan rumah kak Aisya tetapi kerja di kedai makan milik kak Aisya.

manakala hari Ahad ia cuti dari bekerja di kedai makan, tetapi bekerja di rumah kak Aisya.

kerjanya bermula jam 12 tengah hari. jadi ia masih sempat untuk menepati janjinya dengan Fahlan untuk hadir di pasar pada jam 9 pagi. pada waktu sha sampai kerumah, setelah selesai mandi dan juga tukar baju dan mengemas barang-barangnya. jam menunjukkan sudah pukul 8:50am sha segera keluar dan pergi ke pasar untuk menemui Fahlan, pasar itu dari rumahnya mengambil masa 5 minit. ia segera keluar bilik agar tidak terlewat. hujan pun sudah berhenti. apabila ia berjalan dan melihat lumpur-lumpur di pinggir jalan ia teringat akan kejadian selepas subuh pagi tadi. sha sedaya upaya melupakan lelaki itu tetapi masih saja bermain di fikirannya.

sehinggalah tiba di pasar, orang-orang melihatnya dengan tatapan yang sinis. sha sudah mulai membiasakan diri dengan tatapan itu, sha sudah tidak merasa apa-apa lagi. sha tiba di tengah-tengah pasar dan mencari-cari dimana Fahlan, lalu tiba-tiba sha terdengat suatu suara lelaki yang sangat keras.

sha mencari-cari dari mana datangnya suara itu, sehinggalah ia melihat ada ramai orang di suatu kawasan yang tidak jauh darinya. ia pun menuju ke sana dan ia melihat Fahlan sedang berada di tengah-tengah sedang berhujat.

"Dengarkan semuanya! pasti semua orang disini sudah dengar fitnah yang mengatakan bahwa ada penduduk baru yang menggoda seorang santri dengan cara sengaja menabraknya. nama perempuan yang kalian fitnah itu ialah Sha Arisanti." - Fahlan

semua yang berada disitu membuat riak wajah tidak puas hati. lalu salah seorang dari mereka mencelah.

"Mana bukti mu kami memfitnah! jangan asal nuduh"

"oh bukti? disaat kalian yang dipersoalkan maka kalian meminta bukti! tapi apakah kalian meminta bukti apabila ada yang mendatangimu dan menceritakan keburukkan yang belum tentu benar padamu, apakah engkau meminta bukti padanya?"

"saat ada yang menceritakan fitnah pada kalian tentang Sha Arisanti apakah kalian meminta bukti? apakah kalian menanyakan dulu kepada dua-dua pihak? apakah kalian sendiri yang datang menemuinya untuk bertanyakan apakah benar atau tidak apa yang dikatakan tentangnya? saya buktinya! santri yang mereka katakan digoda oleh Sha Arisanti itu adalah saya! sayalah Muhammad Fahlan bin ismawan fakri!"

orang-orang terkejut mendengarkan namanya kerana ia adalah seorang anak ustaz di kampung itu. ia terkenal sebagai santri yang paling merdu suaranya apabila melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an.

"dengarkan kalian semua, saya disini untuk membersihkan nama saya dan Sha Arisanti. dia tidak bersalah dan dia tidak menggoda saya. saya yang menabraknya bukan dia! malah hatinya sangat lembut, dia tidak marah sedikit pun pada saya. bukan kerana dia suka dengan kejadian itu, tetapi kerana hatinya baik. mudah memaafkan orang. itulah Sha Arisanti." - Fahlan

Fahlan lalu melihat di sekelilingnya dan akhirnya Fahlan menemui sha. sha hanya menatap dari kejauhan sambil tersenyum melihatnya. Fahlan memanggil sha untuk kedepan untuk berbicara sendiri.

"itu dia, perempuan sholehah yang kalian hina. Asalamualaikum, bisakah kamu ke sini dan menjelaskan sendiri apa yang terjadi?" - Fahlan

sha bersetuju dan datang menghampiri di kawasan tengah-tengah pasar itu. lalu berkata

" Asalamualaikum, nama saya Sha Arisanti. mohon maaf jika saya banyak melakukan kesalahan di desa ini. saya telahpun coba untuk Menjelaskan semua ini tetapi tiada siapa yang percaya. saya sudah memaafkan orang yang membawa fitnah ini, dan orang yang mempercayai fitnah ini. saya mohon agar selepas ini kalian lebih berhati-hati dan jangan mudah percaya dengan cerita-cerita yang belum tentu benar. carilah bukti dan dengarkan lah dari kedua-dua pihak agar tidak akan timbul salah faham supaya tidak akan menyesal kelak."

orang-orang beredar dari situ selepas mendengarkan kata-kata sha, mereka merasa bersalah dan sangat malu dengan apa yang mereka telah buat. mereka ingin meminta maaf tetapi sha sudah memaafkan jadi mereka hanya membuat pilihan untuk pergi.

Fahlan menatap sha dengan riak wajah kagum. walaupun apa yang telah mereka lakukan padanya, ia masih bisa memaafkan dan berbicara dengan suara yang sangat lembut.

"Fahlan?"

sha kebingungan melihat Fahlan sedang mengelamun

"i-iya, ada apa sha?" - Fahlan

"Terima kasih buat segalanya." - sha

"sama-sama, seperti yang saya katakan. saya cuma mahu membersihkan nama saya dan nama kamu. bagaimana bisa saya berdiam diri sedangkan saya mengatahui hal yang sebenar." - Fahlan

"Nggeh, saya pamit dulu saya harus kerja. terima kasih sekali lagi, Asalamualaikum. " - sha

"iya sama-sama, ati ati ya kerjanya. Wa'alaikumussalam." - Fahlan

Sha lalu meneruskan mencari rumah untuk dibeli terus, dengan bantuan guru mursyidnya. sha bertemu dengan gurunya dan mereka pergi kerumah itu, rumah itu tidak terlalu jauh dari rumah gurunya, malah belakang rumah itu ada sungai. dan ada satu buaian yang di ikat pada pokok di sana. rumah itu kecil, ada satu bilik air, dua bilik tidur, ruang tamu, dan dapur. rumah itu tidak terisi lagi dengan perabot-perabot yang ada cuma katil sahaja. bagi sha ianya sudah mencukupi kerana sha seorang yang bujang, cukuplah rumah sekecil ini untuk dirinya seorang. sha membuat pilihan untuk membeli rumah itu.

"ibu, saya mahu rumah ini aja ibu saya suka banget sama rumah ini!" - sha

guru mursyidnya hanya mengiyakan sahaja, sha memberikan duit pada guru mursyidnya untuk dibayar pada penjual rumah. penjual rumah itu adalah kawan guru mursyid sha. kerana sha tidak memiliki ktp, jadi sha membeli rumah itu dengan menggunakan nama guru mursyidnya. mengikut undang-undang itu adalah rumah guru mursyidnya, sedangkan mengikut islam, itu adalah rumah Sha Arisanti.

guru mursyidnya bernama Ananta ajeng yang bermaksud (pemimpin yang berhati-hati, cantik dan mulia.)

guru mursyidnya memeluk erat tubuh sha dan menangis

"Alhamdulilah, bagus nak. kamu sabar dan yakin sama Allah sehinggalah Allah sudah membuktikan kebenaran. ibu bangga sama kamu, ibu doakan agar kamu sentiasa hidup bahagia. tenang, dan bisa benar-benar mendalami ilmu!" - Ananta ajeng

"Matur nuwun ibu" - sha

sha memeluk erat tubuh guru mursyidnya sambil air mata jatuh berlinang.

sha sangat gembira dapat pindah di rumah itu. sha mengemas kawasan ruang tamu, tandas dan bilik tidurnya dahulu, kerana kawasan itulah yang paling penting untuk dibersihkan dengan menggunakan masa yang singkat. jam sudah menandakan pukul 11:00 tengah hari. waktu dzuhur masuk jam 12:00 tengah hari. tidak ingin membuang masa, sha mengemas barang-barangnya, sehingga masuk waktu dzuhur. ruang tamu, tandas, dan bilik tidurnya sudah dibersihkan. sha mengambil wudhu dan solat dahulu sebelum pergi ke kerja.

selesai sholat dzuhur, sha berdoa dan berterima kasih pada Allah swt kerana telah menunjukkan kebenaran dan mempermudahkan urusannya. sha pun bersiap-siap untuk berangkat ke rumah kak Aisya.

di dalam perjalanan itu, sha mengambil Tasbihnya dan memuji-muji nama Rabbnya.

sesudah tiba di rumah Aisya, Aisya menyambutnya dengan sangat gembira kerana berita tentangnya sudah tersebar bahwa ia tidak bersalah.

"MasyaAllah Alhamdulilah sha! Allah sudah membuktikan kebenaran kepada mereka!" - Aisya

Aisya lalu langsung memeluk sha sambil menitiskan air mata gembira, ia merasa reda apabila nama sha sudah dibersihkan semula.

"Terima kasih mbak" - sha

Aisya menjemputnya masuk untuk minum, sha menerima tawaran itu. selesai minum dan bersembang, sha mulaikan pekerjaanya untuk membersihkan rumah itu. rumah nya tidak terlampau kotor, dan rumahnya juga kecil jadi tidak susah untuk sha mengemas. Aisya keluar sebentar untuk bertemu temannya, tinggal lah sha seorang diri di rumah Aisya.

sha mengemas dan mengemas, setelah 2 jam mengemas. sha menelefon Aisya untuk memberitahunya bahwa ia ingin pulang kerana kerjanya sudah selesai. Aisya menyuruhnya untuk pulang sahaja jangan merisaukan rumahnya. sha hanya ikut seperti arahan yang diberi. dan berlalu pergi.

sha melihat jam di smartphone nya. jam pada waktu itu menandakan sudah pukul 3:00 petang. dimana sudah masuk waktu asar.

sha membuat keputusan untuk pulang saja kerumahnya kerana masih mau mengemas dapur dan bilik tidur yang kedua. Sha harus melepasi jambatan sungai yang betul-betul depan masjid.

saat sha melepasi jambatan, lelaki yang sha temui di subuh pagi tadi melihatnya dari masjid itu, saat itu ia baru selesai sholat asar. sha tidak menoleh kebelakang dan tidak tahu lelaki itu ada di masjid. sha hanya teruskan perjalanannya sehingga tiba di rumah pertama yang ia tahu itulah rumah lelaki tersebut.

ia datang ke situ dan mengetuk pintu

(Tuk tuk tuk) "Asalamualaikum!"

"wa'alaikumussalam." jawap tuan rumah itu

sha terkejut melihat orang yang keluar bukanlah lelaki yang ia temui subuh tadi. ia bertanya pada lelaki pemilik rumah itu

" Saya lagi cari seorang laki-laki tinggi, kulitnya putih.
di jam subuh dia ada kan disini? " - Sha

lelaki itu menjawap dengan kehairanan

"hah? dia tidak ada disini, ini bukan rumahnya. kamu salah rumah?"

sha tahu dirinya ditipu, tetapi benar ia melihatnya masuk ke dalam rumah jadi sebenarnya ini rumah siapa?

"jadi sebenarnya rumah siapa iki" - sha

"rumah saya" - kata lelaki itu

"cowo yang kamu temui subuh pagi itu sekarang ada di masjid sana, dia sahabat saya. terkadang dia datang menemui saya karena saya sekarang lagi sakit." - jawap lelaki itu

"ohh terima kasih atas info nya, dan semoga cepat sembuh ya! saya pamit dulu Asalamualaikum" - sha

lelaki itu membalas salamnya. sha pulang ke rumah dengan hati yang kecewa tetapi sha tidak mahu memikirkan soalnya. sha pulang dan sholat asar. selesai sholat asar, sha berdoa.

"Ya Allah, mungkin hambamu ini telah jatuh hati pada seorang laki-laki. aku mengerti mengapa ia berbohong, tetapi aku juga tidak bisa berbohong padamu ya Allah. sejujurnya aku kecewa apabila mendapati dia berbohong padaku. temukan aku dengannya lagi ya Allah. memperbaiki lah hubungan kami jangan ada perselisihan antara kami. Aamiin"

selesai berdoa sha bangun dan kembali mengemas rumahnya.

selesai mengemas, sha baring di atas katilnya sambil berdzikir.

apaba melihat jam sudah menandakan 5:00petang, sha bersiap-siap dan keluar dari rumah untuk ke masjid buat menunaikan ibadah magrib.

Tiba sahaja di masjid, sha membasuh kaki dan tangan lalu masuk ke ruangan sholat wanita. sha sudah mengambil wudhu dari rumah.

lagi 5 minit untuk masuk waktu magrib, dan sudah ramai yang ada di masjid. sha mengintai dari langsir untuk melihat apakah lelaki itu ada ataupun tidak.

Tiba-tiba ada tangan yang menutup langsir itu dan berkata padanya

" jangan curi-curi liat.. tundukkan pandangan mu. sana sembahyang."

"eh suara ni..." - sha.

iya benar, itulah lelaki yang ia temui di subuh pagi tadi. wajah sha mulai kemerah-merahan. kedengaran bunyi azan, mereka pun sholat berjemaah.

selesai sholat, seperti biasa sha menghabiskan sedikit masanya untuk berdzikir lalu ia keluar untuk melihat lelaki itu dari kejauhan. di saat lelaki lain sudah keluar dari masjid, tinggallah Lelaki yang ia temui subuh tadi sahaja yang berada disitu sedang berdzikir juga. saat sha memandangnya. lelaki itu menoleh kebelakang. sha cepat-cepat alihkan pandangan nya agar tidak ketahuan.

Lelaki itu tersenyum dan berkata
" temukan aku di jembatan sungai abis isyak. jaga pandangan mu ya. walau bagaimana pun aku masih ajnabi, bukan mahram mu."

sha menyorok di belakang langsir menahan malu.

waktu isyak pun tiba. selesai sholat isyak seperti yang di janjikan, sha datang menemui lelaki itu di jambatan sungai.

"Ada apa?" - sha

"wahh Alhamdulilah, nama mu sudah dibersihkan. sayangnya aku gak ada di pasar pagi tadi. pasti hebat perdebatan mu dengan orang-orang desa."

"enggak, aku cuma menjelaskan apa yang sebenarnya berlaku. selebihnya Fahlan yang urusin." - sha

"ohh, oh iya apa tujuan mu mencari ku siang tadi?"

"aku cuman mau pastiin apa benar itu rumah mu atau bukan, ternyata bukan. ya itu doang" - sha

"jangan marah atau merasa kecewa, waktu itu aku melihat mu sedang gelisah jadi aku coba mencari cara untuk membuatmu merasa lebih aman."

"yaudah gpp kok" - sha

"Nama ku Muhammad Rehan Adiwilaga bin isa Abyaz.
aku anak yatim. ayah ku meninggal masa aku masih dalam kandungan ibu ku. dan ibu ku meninggal saat aku berumur 7 tahun. yang menjaga ku dari kecil adalah guru ku. guru mursyid ku juga sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu. tetapi Alhamdulilah, Allah mengizinkan ku untuk sempat mempelajari ilmu darinya dengan lebih mendalam. sekarang aku berumur 22 tahun."

"kisah hidupmu sungguh perit, alhamdulilah Allah masih memberikan mu kekuatan. tetapi mengapa kamu menceritakan semua ini padaku?" - sha

"karena aku ingin mengenalimu, dan aku mahu kamu mengenaliku." - Rehan

Hati sha merasa tenang apabila mengetahui bahwa lelaki yang ia kagumi ingin mengenalinya.

"Nama ku Sha Arisanti binti Aryan Adiwangsa.
umur ku 20 tahun. aku pindah ke sini karena untuk menuntut ilmu, belajar dengan guru mursyid ku. aku punya ayah tetapi ayah ku tidak memperdulikan ku, ibu ku meninggal 5 tahun yang lalu. ayah ku sudah tua, ia tidak mahu memikirkan terlalu banyak hal. ia juga sudah tenang dijaga oleh kakak ku. adik beradik ku yang lain sedang sibuk menguruskan bisnis, sedangkan aku mencari kehidupan yang berbeda. makanya mereka mengizinkanku pergi."

"baguslah Sha Arisanti, kamu tidak memilih dunia."- Rehan

Sha hanya menunduk dengan tersenyum.

"Kamu tahu apa artinya Arisanti?" - Rehan

"emang ada arti dari nama itu?" - Sha

"itu nama yang berasal dari bahasa jawa. Artinya Berhati Lemah Lembut, Anggun. nama itu sesuai dengan orangnya. dari apa yang aku liat kamu orangnya lembut dan tulus. tidak membalas perbuatan buruk mereka padamu bukan kerana kamu takut pada mereka, tapi takut kehilangan Allah jika kamu membalas keburukkan dengan keburukkan" - Rehan

"bagaimana kamu tahu?" - Sha

Rehan hanya diam dan senyum.

"Yowes, Salam kenal ya sha!" - Rehan

"Nggeh salam kenal juga Re-cak!" - Sha

Rehan dan sha ketawa bersama. tidak lama. kemudian sha membuat keputusan untuk pulang ke rumahnya.

"Aku pamit dulu ya, Asalamualaikum." - sha

"wa'alaikumussalam" - Rehan

Rehan hanya tersenyum melihat kepergian sha. sha berjalan menuju kerumahnya dengan hati yang berbunga-bunga, ia merasa gembira dapat mengenal lelaki yang ia kagumi dalam diam itu.

sha pulang kerumah dan berdoa pada Allah, ia berterima kasih atas segala-galanya yang telah Allah berikan padanya. lalu ia memuji-muji Rabbnya dan masuk tidur.

sha biasanya bangun di jam 3 pagi untuk tahajud, selalunya ia akan pergi ke masjid, tetapi kali ini ia memilih untuk dirumah sahaja. kerana ia mengenangkan sudah lama tiada orang yang sembahyang di dalam rumah itu. ia ingin menghiasi rumah itu dengan ibadah Tahajud.

Rehan pulang kerumahnya dan menyadari rumah di belakang rumahnya terlihat sangat bercahaya. Rehan sangat tahu bahwa itu bukanlah cahaya dari lampu.

"oh sudah ada yang tinggal di rumah ini, siapa ya kira-kira" - Rehan

Rehan mengabaikan sahaja dan masuk ke bilik air dan mengambil wudhu, Rehan lalu masuk tidur. pada jam 4 Pagi, rehan bangun untuk siap-siap ke masjid tetapi ia sempat melihat rumah jiran depannya itu. ia melihat ada seseorang yang keluar dari rumah itu dan terlihat lah wajah Sha Arisanti yang keluar menuju ke pondok yang ada di kawasan sungai itu. ia duduk di dalam nya dan berdzikir dengan Tasbih yang memiliki 1000 butiran.

"Pantas rumah itu bercahaya, ternyata orang yang tinggal di dalamnya ialah dia." - ucap Rehan di dalam hati.

Rehan lalu pergi ke masjid dan melakukan rutinnya seperti biasa. berharap semoga hari itu mereka akan bertemu lagi.

tunggu chapter 6 tauu byee Asalamualaikum!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience