Misi segera dimulai. Ahaaaii..aku bersemangat untuk mengerjai asistenku itu. Tadi setelah bertemu dengan Dokter Kuncoro, dokter anak yang akan kugantikan di Poli anak. Akhirnya aku tahu siapa yang akan menjadi asistenku.
Heemmm... namanya sangat cantik... Melanie Queensha Azahra... setelah membaca CVnya dan juga melihat fotonya. Aku jadi tak sabar ingin bertemu langsung dengannya orang yang antipati denganku, seorang Fabian anak dari Dokter Gigi Vian Atmawijaya.
Dan rupanya, dia berumur jauh 2 tahun diatasku. apa ini yang dinamakan takdir bagi keluarga Atmawijaya...?? Kalian tentu tahu apa maksudku.
Kukulum permen lolipop yang kini kupegang pagi ini. Daddy memang baru akan memperkenalkanku kepada semuanya nanti setelah istirahat siang. Karena aku masih tak ada tugas disini aku berjalan - jalan mengelilingi rumah sakit milik eyang ini.
Kedua eyangku memang sudah almarhum, dan Daddy juga tak muda
lagi, kakak Al juga tak mau jadi dokter, mbakku El yang paling cantik sendiri itu juga tak mau jadi dokter jadi akulah yang harus mengemban tugas keluarga ini. Yaahh... tapi aku senang kok!
Bruuuuuuukkk!!!
"Awwwwwhh!"
"Ehhh... lolipopku!"
Seketika lolipop yang sedang kupegang terlempar entah kemana dan tubuhku terjengkang kebelakang sedangkan didepanku tampak seorang wanita sedang mengusap-usap kepalanya.
"Aduuuhhh Mbak kalau jalan pakai mata dong!" aku berdecak sebal. Lah... karena tubrukannya itu permenku jadi terlempar. Haduuuhh!
"Eeehhh Mas itu yang ga pakai mata!" teriaknya galak. Seketika aku terbelalak terkejut setelah melihat siapa yang berteriak didepanku.
Ahaaa! Pucuk dicinta ulam tiba. Ini si gadis antipati itu kan? Ahaaa, godain aahhh!
"Yaaahhh ya ga bisa Mbak, situ harus ganti lolipop saya tuhh jatuh!" kutunjuk lolipop yang sudah tergeletak di tanah.. ahhh sayangkuu.
Dia mengibaskan rambutnya yang hitam panjang itu... lalu berdecak sebal. "Udah nubruk cewek malah minta diganti.. lagian udah gede ko ya makan permen!" cibirnya.
Eh ini cewek memang mengibarkan bendera perang deh! Kurapatkan topiku dan kini bersedekap di depannya. "Ya tetep harus ganti... itu permen kesukaan saya mbak!"
Dia kembali melotot dengan mata bulatnya itu. Matanya sangat indah dan tampak berbinar. "Aduuhh ga ada waktu saya harus segera ke loker dan masuk ini"
Dia bersiap melangkah tapi segera kuhalangi langkahnya. "Ganti dulu baru boleh pergi"
Dia kembali menatapku galak... "Minggir"
Aku kembali menggeleng
"Eh Mas... akan kupanggilkan satpam karena dirimu membuat keonaran" dan kuangkat bahuku.
"Panggil saja Mbak, saya juga akan lapor polisi karena menghilangkan barang saya"
Dia melotot lagi dan sungguh sangat manis.
"Barang apa? Memangnya situ kehilangan apa?"
Dan kutunjuk lolipopku malang yang tergeletak dirumput
"Cuma lolipop kayak gitu?" dia mendesah lagi dan mengambil dompet dari saku celananya lalu mengeluarkan uang 10 ribu.
"Nih bisa buat beli 10 lolipop" ucapnya galak dan menarik tanganku lalu meletakkan uang itu.
"Eeehhhh mahal mbak ini tak cukup" aku kembali menghalangi jalannya dan dia makin meradang denganku
"Mas bisa sopan ga ya??? saya panggil satpam"
"Silakan"
"Pak Saaaatpaaaaaaammmm" dia berteriak keraaas sekali memekakan telingaku. duuh ini cewek apa Tarzan sih?
Dan beberapa saat kemudian berlarilah seorang satpam yang tadi sempat aku temui di pintu gerbang.
"Ehh Non melanie ada apa to Non?"
"Nih Pak ditangkap... dia tak sopan"
Dan ketika satpam itu melihatku dia membelalak terkejut.
"Eeehhh ini kan" tapi dia langsung terdiam saat kukerlingkan mataku mencoba memberi isyarat kepadanya.
"Udah ya Pak saya serahkan sama Bapak" dan Melanie pergi begitu saja dari hadapanku. aahhh menyenangkan ini
"Den Aby ko ga bilang sama Non Melanie kalau Den anaknya Dokter Vian" kutepuk bahu satpam yang bernama Tarjo itu "Udah Pak gapapa nanti juga tahu sendiri kok.”.
**********
Dan saat perkenalan pun tiba. Daddy mengumpulkan semua staf dan dokter serta perawat semuanya. Setelah Daddy memperkenalkanku yang kini berdiri tegap disampingnya. Aku bisa melihat sosok yang tadi marah marah dihadapanku. Melanie... Dia tampak pucat pasi berbaris dideretan para perawat. Ahahahaha… kena kau!
Dan misi segera dimulai. Ahaaaii… Aku bersemangat untuk mengerjai asistenku itu. Tadi setelah bertemu dengan Dokter Kuncoro, dokter anak yang akan kugantikan di poli anak. akhirnya aku tahu siapa yang akan menjadi asistenku.
Share this novel