IT’S ME

Romance Completed 5241

"Memangnya umur 25 tahun itu sudah bisa jadi spesialis?"

"Ya bisalah buktinya itu ada... putra bungsunya Dokter Vian pemilik rumah sakit ini, kau ih Meeeeelllll... makanya jangan datang terlambat terus kalau apel pagi itu."

"Diiiihhh aku tak percayaaaa... masa ada orang secerdas itu, dimana-mana umur 25 tahun itu baru saja lulus dari kuliah kedokterannya. Lah... ini masa udah menyandang gelar dokter spesialis anak gitu... mana ada coba? paling juga pakai kekuasaan papa dan kakeknya yang notabene pemilik rumah sakit ini. Biasalah anak orang kaya... pasti manja dan melakukan segala cara demi jadi dokter gitu"

Aku menoleh ke arah dua gadis yang sedari tadi asyik merumpi itu. Tadinya aku hanya tersenyum saja saat mereka mengatakan gosip yang tak penting, tapi saat disinggung begitu tentu saja aku tersinggung. Lah... yang sedang mereka bicarakan itu aku... Fabian Atmawijaya... putra bungsu dokter gigi Vian Atmawijaya... duuuhhh ini kok disini rumpi banget ya! Padahal juga aku baru aja menginjakkan kakiku disini lagi setelah hampir 10 tahun. Ehhhmm... sudah lama ternyata. Aku memang mengikuti kelas akselerasi dulu, jadi usia 15 tahun sudah bisa menempuh kuliah. Dan atas keinginanku juga keinginan Daddy aku melanjutkan kuliah kedokteran. Di Skotlandia... tempat Daddy dulu mendapat beasiswanya. dan akhirnya meski tak rela pisah dengan Daddy dan Mommy di usia 15 tahun aku sudah harus pisah dengan mereka. Aku menghabiskan waktu kurang lebih 4 tahun dan lulus sarjana kedokteran lalu melanjutkan di spesialis anak selama 4 tahun juga dan akhirnya mengikuti Co Ass selama 2 tahun dan sekarang disinilah aku mendapat tugas sebagai dokter anak di rumah sakit milik eyang ini. Omongan mereka membuatku kesal padahal sejak dari tadi padi aku bersemangat datang. Aku memang tak mau diperkenalkan kepada orang-orang disini karena aku ingin membaur dengan mereka terlebih dahulu tanpa ada embel-embel anak dari pemilik rumah sakitlah, anak dari Dokter Vianlah... haiisshhh aku tak mau itu! Aku ingin dikenal sebagai Aby penyuka lolipop. Yup dari dulu permen lolipop selalu menjadi kegemaranku. Ehhhmm... bukan... bukan... tapi kekasihku yang selalu menghiasi bibir tipisku ini. Hehehehehe... Padahal Mommy sudah marah-marah kalau aku memegang benda ini. Eehhh... Aku sungguh addicted dengan permen lucu ini.

"Mel jangan sembarangan ngomong ah... Hati-hati loh nanti kamu jatuh cinta sama Dokter Aby... tau sendiri Dokter Vian udah tua aja masih ganteng gitu apalagi anaknya, tau kan si Al yang udah menikah itu? yang jadi chef terkenal itu? gantengnya amit-amit deh! Apalagi ini adiknya paling bungsu. Duuuhh gemesin...”

Aku kembali tersenyum mendengar ucapan cewek dibelakangku. Kurapatkan topiku dan mengulum permenku lagi, masih mencoba menyimak apa yang akan mereka omongkan lagi.

"Duuhhh... najis Nin! Gue ga doyan anak manja kayak gitu." Akupun kembali tersenyum geli. Ini cewek yang sedari tadi sepertinya antipati kepadaku. Perlu diberi pelajaran deh! Akupun segera bangkit dari kursiku. Kantin rumah sakit ini memang masih lengang karena hari masih pagi.

Kubalikkan tubuhku dan kutatap dua cewek yang sepertinya perawat disini yang sedari tadi heboh membicarakanku.

Satu yang duduk menghadapku berambut sebahu, berperawakan tinggi dan berwajah manis tapi satu yang duduk memunggungiku itu yang membuatku penasaran. Rambutnya panjang tergerai, tubuhnya mungil... aku bersedekap masih menanti ucapannya.

"Yang bener Mel? Nanti lu cinta ama dia gimana? Kan kita bakalan satu divisi ini. Kita ditugasin di Poli anak kan ya? Naaahhh... Dokter Aby besok yang bakal gantiin Dokter Kuncoro itu!" dan seketika gadis di depanku terlonjak terkejut.

"Apaaaa? Yang bener Nin? Waaahhh aku harus ke kepala perawat ini, aku tak mau dijadiin asistennya." dan seketika gadis berambut panjang itu membenahi tasnya dan berlalu dari hadapanku disusul dengan temannya yang tergesa-gesa juga.

Owww... Menarik ini! Ada yang tak mau menjadi asistenku huh?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience