Perantauan

Action Series 59

Tahun 2008, ada seorang pengembara di Jepang bernama Ryu yang memakai baju dojo putih dan bersarung tangan merah dan ikat kepala merah dan yang memanjat tebing buat mempertahankan kekuatannya setelah berlatih karate Ansatsuken dengan Gouken yang memakai baju dojo berwarna coklat tua dan berambut Panjang bersama Ken yang memakai baju dojo merah dan bersarung tangan coklat setahun atau 19 th lamanya. berikutnya, Narator berkata “Dalam tradisi Jepang, setiap anak laki laki suatu hari akan pergi meninggalkan tanah kelahirannya, dan berjalan mencari pengalaman hidup ini adalah merantau, sebuah perjalanan hidup yang membuatnya menjadi lelaki sejati, dan ini adalah sebuah ujian dan pendidikan jasmani rohani terakhir untuk meningkatkan pengetahuan dalam muka dunia, alam semesta menjadi kurang pembimbing, yang akan membedakan cahaya kebenaran dan cahaya kesalahan, (Ryu berlatih tari Karate)”
Lalu Ryu pulang ke gubuk Gouken dan berkata “Gw pulang, guru masak apa?” Gouken membalas “Ramen, cuci tangan dulu sebelum makan” lalu Ryu duduk dan makan lalu disuruh merantau oleh takdir ke Indonesia dan berkata "Satu hal, sudah saatnya gw harus melampaui perjuangan orang penting di Jepang buat meneruskan hasil perjuangan mereka selama ini, untuk menyusul Ken di Jakarta, Indonesia"
Gouken berkata "Bagus nak, lu akan menjadi seperti mereka nanti karena lu sudah menurunkan jurus Hadouken yg sudah gw ajarkan 19 th sampai sekarang" Ryu berkata balik "Iya, gw senang sekali, master sudah memberi pujian dan semangat buat gw untuk giliran gw yg merantau hari ini, untuk itu gw jalan dulu ya, master!" Gouken berkata sambil melepas kepergian Ryu "Ia, anak gw, merantaulah dan temui teman lu Ken yg sudah balik ke Jakarta" Ryu dengan tegar dan membara siap berangkat ke Indonesia dg membawa guling tasnya, dan setibanya di terminal bis menuju bandara Narita, Ryu dapat urutan A3 untuk masuk ke salah satu pesawat di Narita dari Tokyo menuju Jakarta.
Sesampainya di Jakarta, Ryu keluar dari Airport Soekarno Hatta, kebetulan bertemu Ken yang sudah membawa mobil Lamborghini dan Ken langsung menawarkan Ryu untuk naik ke mobilnya dan Ken berkata “Akhirnya lu bisa ke Jakarta juga, memang banyak kekerasan disini, beda di dojo kita, hutan Miyazaki” Ryu berkata “Iya, jalanan macet dan tidak akan membuat perantauan gw sia sia walau ada banyak ancaman”.
Lalu Ryu dan Ken berkeliling lewat Salemba melewati pasar Kenari baru dan Kenari Mas serta SMA 68, Menteng yang Ken lewat orang jualan anjing, jalan Imam Bonjol, Jalan Diponegoro dan beberapa markas partai politik tapi belum partai jahat yang akan disebut di season 2, Senayan yang melewati SCBD dan Senayan City, Thamrin yang melewati Grand Indonesia dan Bundaran HI, Sudirman yang penuh Videotron, Karet dan Benhil, dan Mangga besar melewati Senen dan SMA Boedi Oetomo.
Lalu Ken berkata
“Asyik, kan, mengitari kota Jakarta nya, ini belum sampai Blok M dan Permata Hijau, apalagi Kedoya, ada Kebon Jeruk yang ada gedung Televisi RCTI tapi gw malas lewat sana, banyak preman pasar, dan lu sendiri, Bagaimana Latihan final lu dg guru Gouken?” Ryu menjawab “Wah seru dan menegangkan dan Latihan gw sudah dianggap mumpuni oleh guru” Ken membalas “Wah memang guru kita tidak ada duanya, apakah kita bisa bertemu beliau lagi?” Ryu menjawab “Mudah mudahan karena guru kita berwibawa dan disiplin dalam mengajar walaupun dia tidak terbawa emosi tetapi dia memang ahli Ansatsuken, wah kayaknya gw lapar, lu lapar tidak, Ryu?” Ryu berkata “Lapar sih, tapi kalau lu lapar, gw temani” lalu Ryu dan Ken mampir ke Mcd Salemba setelah perjalanan keliling kota

Dan setelah disana Ken memesan makanan “Kak, pesan panas spesial 2 dan 2 kentang ya” lalu
duduk sambil Ken menunggu urutan no 53 dan saat itu no 51 lalu Ken membayar 90000 rupiah dan Ryu berkata“Ken, ada sesuatu yang harus kita sepakati dan ini tidak bisa diabaikan, kalaukita harus berpencar apakah kita bisa menempuh Jakarta yang belum tentu aman?” Ken menjawab “Ada apa tidak ada angin tidak ada hujan lu ngomong begitu?” Ryu menjawab “Jakarta memang tidak sedamai Jepang atau kota Miyazaki, dan disini banyak kekerasan yang kita lewati” Ken dengan
Enteng membalas “Santai aja mate, kita disini sudah berbekal kemampuan dari guru kita Ryu, apapun masalahnya kita sudah siap” Ryu langsung diam seribu Bahasa, lalu Ryu dan Ken keluar dari restoran tersebut dan jalan dengan mobil Ken.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience