CHAPTER 2: JANGAN SAKITI HATINYA

Romance Completed 8454

Lalu semuanya memang berubah. Hari-hari Janna memang tak pernah tersisa lagi untukku. Aku lebih banyak berdiam diri, dan berusaha keras untuk tidak bertegur sapa. Hanya sesekali aku meliriknya jika kebetulan melewati meja Janna. Janna pun demikian. Tampaknya ia tahu akan sikapku. Ia terus menghindariku. Tak pernah lagi mengajakku ke kantin, ke perpustakaan. Aku pun maklum karena Bian selalu ada di sampingnya. Hampir enam bulan hal itu terjadi. Sampai suatu saat aku melihat mendung menggayut di wajah Janna. Dan hal itu membuat hati kecilku tidak tega melihatnya.

"Kamu punya maslah, Kristal?" Usai pelajaran fisika, aku menghampiri meja Janna. Mata Janna sejenak berbinar menatapku. Sesaat kemudian mendung kembali menggelayut.

"Re, kita ke kantin, ya?" Bibir sensual itu tersenyum ragu. Ini adalah senyum pertama yang diberikan Janna setelah sekian bulan kami tak bertegur sapa.

"Kamu mau traktir aku, Kristal?" tanyaku sembari membantu memasukkan buku-buku pelajaran yang berceceran di meja belajarnya.

"Ada yang ingin kubicarakan," jawab Janna. Jari lentiknya menyalin rumus terakhir Teori Einstein dari papan tulis.

"Punya problem, Kristal?" tanyaku lagi. Meraih tas sekolahnya dan memasukkan ke dalam laci meja.

Janna mengangguk.

"Problem apa?" Kutatap wajah manis Janna. Ada kerinduan meledak di relung hatiku. Mata itu, Tuhan! Betapa aku sangat merindukan itu! Tapi kenapa mata kristal itu berubah kelabu?!

"Kita bicara di kantin saja ya, Re?" rujuk Janna. "Terlalu privacy?"

Janna mengangguk lagi.

"Kantin pasti ramai. Bagaimana kalau kita ke cafe Pelangi?"

"Oke, Re. Kita ke cafe," jawab Janna seraya menggandeng tanganku keluar dari kelas

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience