Pintu ditutup setelah Eve berjalan masuk kedalam ruangan.
Pelayan di luar ruangan mungkin menutupnya, tetapi pintu ditutup dengan keras dari yang aku harapkan, dan suara keras bergema di ruangan itu, membuat keheningan sesaat.
"Apa ada masalah? Cepat kesinih"
Eve berdiri di dekat pintu yang tertutup.
Gadis yang terlihat seperti anak SD menjawab.
"Umm, aku …"
Dia hanya berdiri diam dengan tangan terlipat di dadanya. Dia tampak seperti akan menangis dengan suara gemetaran.
"Berapa lama kamu akan berdiri di sana? Sudah kubilang cepat kesinih."
Untuk memberi tahu siapa bosnya disinih, aku melepaskan kekuatan sihirku padanya.
Kekuatan sihir murni sebelum diubah menjadi sihir tidak lebih dari energi, itu tidak akan melukai seseorang.
Tapi tetap saja, kepadatan kekuatan sihir akan menunjukkan sejauh mana kekuatan sihir seseorang.
"Eeeek!"
Seolah-olah dia menerima ledakan, Eve meringkukan tubuhnya. Dia mungkin menjadi takut pada perbedaan kekuatan sihirku.
"Siapa yang menyuruhmu meringkuk? Aku tidak akan mengulanginya lagi, cepat ke sinih!"
Setelah melepaskan satu ledakan lagi, Eve akhirnya berjalan mendekat dengan langkah goyah.
Suara tangisnya terdengar, dan air mata terus mengalir dari mata hijaunya yang besar.
"Diam disituh!"
Aku turun dari tempat tidur dan berdiri di depan Eve.
"Aku tidak menyuruhmu untuk mundur."
Aku meraih tangan Eve untuk mencegahnya melarikan diri dan dengan lembut menariknya lebih dekat.
Suara jeritan bergema di ruangan itu.
"Kamu adalah budakku. Kamu tahu apa yang akan kita lakukan, bukan?"
Dia tidak memberikan tanggapan.
Apakah dia tidak mau mengakui bahwa dia adalah seorang budak, atau dia tidak benar-benar mengerti, aku tidak bisa membaca dari ekspresinya.
Di bawah bulan, mata hijau berair dan kulit putih pucatnya sangat indah.
Menyadari bahwa aku masih memegang pergelangan tangannya, aku bisa melihat jari-jarinya yang ramping gemetar.
Sebelum aku menyadarinya, aku sudah memeluk Eve.
"Ti, Tidaaaak!"
Suara kecil yang dia keluarkan dibungkam oleh intimidasi dari pelepasan kekuatan sihirku yang kuat.
Tingginya hampir tidak berbeda denganku.
Aku bisa mencium aroma bunga yang lembut dari rambutnya yang berwarna pirang madu yang menjulur ke pinggangnya.
Sensasi lembut payudaranya yang tumbuh dengan baik ditekan ke dadaku membuat daerah bawahku begitu bersemangat hingga hampir ngecrot.
Aku menggerakkan lenganku di punggungnya yang ramping dan halus yang terlihat rapuh, dan memeluknya dengan seluruh kekuatanku.
"Ini sangat sakit……!"
Pikiranku langsung tenang setelah mendengar suara sedih Eve, dan kemudian aku mengendurkan cengkeramanku di tangannya.
Seolah merasa lega karena rasa sakitnya hilang, dia pun menghela napas lega.
Bibirnya yang mengeluarkan napas manis — berwarna agak merah muda — tampak sangat menggoda.
Kalau begitu, biarkan aku mencicipinya.
Seperti seorang pria keren yang muncul di manga, aku mengangkat dagunya dengan jari-jariku.
Aku memegang erat pinggangnya dengan satu tangan untuk tidak membiarkannya lepas.
Karena Eve masih tampak seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, perlahan-lahan aku mendekati wajahnya.
"… Tidak! "
Sudah kuduga, dia membalikkan tubuhnya untuk menghindariku.
"Mmmngu! Nnmnnmn! "
Aku dengan kuat memegang bagian belakang kepalanya dan memeluk tubuhnya untuk mencegahnya melarikan diri, dan kemudian dengan kuat menghisap bibirnya yang tertutup rapat.
Aku bisa merasakan kelembutan bibirnya, membuatku semakin bersemangat.
"Mnmuhh! mhhnnm!"
Aku melepaskan bibirnya dengan suara ciuman yang disengaja. Aku menggendong Eve dan membalikkan tubuhnya, lalu mendorongnya ke tempat tidur.
"Berhenti…..! Tolong hentikan! Tidak! Tidaaaak!"
Aku meletakkan tanganku di bahu Eve ketika dia berbaring di tempat tidur, dan menambah berat badanku untuk mencegahnya bangun.
Hanya kakinya yang meronta-ronta, pada akhirnya, dia hanya seorang gadis jadi tidak banyak yang bisa dia lakukan.
"kenapa kamu tidak diam, dan hentikan perlawananmu yang sia-sia?"
Mengatakan kalimat jahat seperti itu membuatku merasa lebih terangsang.
Apa yang terjadi dengan tujuan awalku? Aku merasa satu-satunya hal yang akan aku pelajari adalah bagaimana memperkosa seorang wanita.
"Tidaaaak! Tidaaaak!"
Sementara dia melawan, bahkan kakinya sekarang diletakan di atas tempat tidur.
Aku cepat-cepat menaiki Eve, yang menghadap ke atas, dan meletakan pantatku di perutnya. Posisi kami seperti Cowgirl.
Gaun babydollnya terbuka lebar karena perlawananya yang tanpa henti, hampir memperlihatkan payudaranya yang besar.
Sosok Eve dengan rambut acak-acakan di tempat tidur tampak sangat erotis.
Aku mendekatkan wajahku untuk menciumnya.
"Tidak!"
Dia menutup bibirnya dengan kuat, menunjukkan ekspresi putus asa.
Awalnya aku menahan diri, tapi lama kelamaan jadi menyebalkan.
"Aku perlu mengajar budak yang tidak patuh ini."
Aku berhenti menungganginya dan membiarkannya pergi. Eve tampak seperti merasa lega, tetapi tidak mungkin dia bisa melarikan diri.
Aku mengisi daya sihirku dan mengaktifkan lambang budak Eve.
"Aaaahrrg ?! Aaaahhh !!"
Saat itu diaktifkan, Eve memegangi dadanya dengan erat, lalu mengeluarkan suara yang sangat kesakitan. Wajahnya menjadi pucat dan terengah-engah — tidak, dia tampak seperti tidak bisa bernapas lagi.
"Sepertinya aku memasukan terlalu banyak kekuatan sihir."
Bahkan setelah aku berhenti memasukkan kekuatan sihirku ke lambang budak, Eve tidak langsung pulih.
Butuh beberapa menit baginya untuk menenangkan napasnya.
Lambang budak adalah segel yang membawa rasa sakit luar biasa tanpa menimbulkan cedera.
Sebuah segel yang diukir oleh sihir dan tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi itu akan bereaksi terhadap kekuatan sihir tuannya ketika mengaktifkannya.
Untuk mengukir segel memerluakan biaya mahal dan membutuhkan metode yang menimbulkan rasa sakit, dan kemudian aktivasi melalui kekuatan sihir. Karena persyaratannya, itu tidak banyak digunakan.
Alasan mengapa lambang budak diterapkan padanya adalah karena aku tidak ingin melukai kulit putihnya yang indah ketika aku menghukumnya.
"Bagaimana itu? Apakah kamu memahami posisimu sekarang?"
"Eeeek!"
"Jika kamu masih tidak mengerti, maka aku akan membuat kamu merasakan rasa sakit seperti itu sekali lagi."
Aku mengarahkan jari telunjukku ke atas dan mencoba melepaskan kekuatan sihir.
Eve menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan seolah dia memahami ancamanku.
"Aku selalu bisa membuatmu merasakan rasa sakit seperti itu. jadi, camkan itu. "
Eve langsung mengangguk. Aku memeluknya lebih erat, dan kemudian mencium bibirnya.
Bahunya dan punggungnya sedikit gemetaran, tapi dia tidak lagi melawan.
Selanjutnya Chapter 06-Menikmati santapan Budak Elf (Part 2)
Share this novel