Mendengar jawaban ayah, mataku langsung meneteskan air mata. Aku langsung lari ke kamar dan mengunci pintunya.

"Hiks hiks ayah tega hiks hiks ma-masa aku dijodohkan sama hiks kakek kakek hiks gitu hiks."

Aku benar benar sedih, aku merasa kehidupanku telah berakhir. Aku merasa bahwa aku sekarang sedang terombang ambing di lautan.

Namun tiba tiba ada sebuah ide di kepalaku, ide yang menyuruhku untuk kabur dari rumah. Hati kecilku berkata "Ya memang lebih baik aku kabur dari rumah dari pada harus menikahi kakek kakek." Aku langsung memasukan beberapa bajuku ke dalam tas dan bergegas kabur lewat jendela.

Aku berlari dan terus berlari, aku berlari sambil menagis. Aku mengenang kenangan saat masih ada ibu, Saat itu keluarga kami amat bahagia. Namun setelah ibu pergi keluarga kami hampir hancur, ayah bahkan pernah hampir bunuh diri. Aku terus menyemangati ayah, hingga akhirnya keluarga kami menjadi baik baik saja.

Tapi, hari ini keluargaku akan hancur kembali, aku tak menyangka ayah bisa setega itu padaku.

Aku masih berlari dan terus berlari. Namun saat itu juga aku mendengar suara klakson mobil yang amat sangat keras.
TIIIINNNN!!!

BRUAKK!!!

Aku merasa terpental ke udara, setelah itu semua gelap.