Rate

BAB 4

Drama Completed 441

Diamnya aku kala mendengar jawabanmu mungkin sebagai tanda bahwa aku kalah berdebat denganmu. Namun lebih dari itu, satu pemahamanku muncul, aku harus mengenal Tuhanku dan bersandar padanya. Aku juga selalu berdoa semoga Tuhan selalu menjadikan kamu sandaran setelah penciptaku.

Namun itu sangat singkat sejak aku berdoa. Tuhan menjawab doaku. Seharusnya aku senang bila jawaban itu adalah sebuah jawaban yang menggembirakan, namun jawaban itu adalah jawaban yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Tuhan seakan berkata ‘Selamat Datang’ padamu. Tuhan ajak dirimu melangkah terlebih dahulu pada cita-cita yang selalu kau ucapkan.

Bahkan masih kuingat pada setiap rembesan darah di kemeja putih itu. Seharusnya kau kesakitan kerana aku yakin luka itu bukan luka gores silet. Itu adalah luka yang cukup panjang hingga sanggup membuatmu memuntahkan darah berkali-kali. Namun, kau tersenyum. Mengusap pipiku dengan sangat lembut meski berlumuran darah. Membisikkan kata-kata cinta yang seharusnya aku ucapkan padamu. Namun aku tahu, lidahku sudah teramat kelu untuk berkata.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience