Petunjukkan bungu api yang diadakan di festival itu habis tepat jam 12.30 malam. Erika yang berniat menghabiskan malamnya bersama Shani sahabatnya meminta izin kepada ibupabanya untuk menginap dirumah Shani.
Kebetulan Erika terserempak bersama keluarganya di festival tadi jadi tanpa berlengah Erika meminta izin untuk menginap dirumah Shani.
Bukan apa Erika terlampau risau akan keadaan sahabat sehidup sematinya itu rumah yang Shani tempat sudahlah berada dihujung desa agak jauh dari rumah penduduk-penduduk yang lain.
Ditambah lagi jalan menuju ke arah rumah Shani harus melalui jalan yang sangat gelap dan sepi risau dan takut akan keselamatan Shani jadilah Erika menawarkan diri untuk menginap.
Sedangakan si tuan rumah hanya mengiyakan tawaran yang Erika berikan sudah terlebih biasa dengan perangai Erika yang 'super overprotector' sejak dari dulu hitung-hitung menemaninya selama dirumah kebetulan dirinya memang memerlukan seseorang untuk melupakan kejadian pelik yang dialami tempoh hari.
Kalau dirinya berseorangan sudah pasti otaknya akan terus mengingati makhluk berbulu besar dan mempunyai mata keemasan yang indah itu sepanjang malam dan berakhir dirinya tidak akan dapat melelapkan mata.
Sedang Shani berjalan sambil mendengar Erika yang tidak henti-henti membebel entah perasaan Shani atau apa dirinya sendiri tidak tahu tapi dirinya seakan akan merasa ada yang memerhatikan dirinnya bersama Erika disebalik kegelapan.
Terdiam sambil melihat-lihat sekeliling untuk memastikan bahawa apa yang dirinya rasakan hanyalah mainan fikirnya.
"Oii Shani kenapa..?? Kau jangan buat aku takut. "
Erika yang pelik sekali curiga kerana Shani tiba-tiba menghentikan langkah mereka dan hanya memandang disebalik kegelapan hutan yang berada disamping mereka.
"Tak ada apalah dah jom." kata Shani menarik tangan Erika pergi menjauh.
Saat ini Shani dan Erika masing-masing sedang baring bersebelahan sambil bercerita tentang apa sahaja yang terjadi di festival yang mereka hadiri tadi.
Bermula dari mereka yang melihat hampir semua stan makanan disitu sampailah mereka menemui Miya and Linda musuh kebuyut mereka itu sejak kecil sesekali Erika memasang riak kesal juga bias berubah menjadi gelak di wajahnya sepanjang mereka bercerita.
Atau lebih tepatnya mendengar Erika yang membebel sedangkan Shani hanya terdiam memikirkan apa yang dirasakannya tadi. Dalam kepala Shani terus berfikir apakah makhluk berbulu yang dirinya temui beberapa hari lepas yang memerhatikannya tadi.
Sibuk berfikir tiba-tiba Erika menepuk bahagian bahu Shani membuatkan mahu tidak mahu fikiran Shani yang penuh akan kejadian tadi bubar begitu sahaja. Dan Shani terus memfokuskan dirinya kearah sahabatnya itu.
"Wei Shani aku dengar anak ketua desa kita yang bekerja di kota akan kembali.. Si Miya dengan Linda pasti heboh kalau dapat tahu kan...? " ujar Erika sambil memandang sahabatnya sekilas.
"Anak ketua desa?? Si Andy William tu?? " kata Shani meminta kepastian.
Erika memusingkan tubuhnya kali ini betul betul menghadapi kearah sahabatnya. "Iya la si perasan bagus tulah yang nak balik ke desa kita ni. "
"Jap bukan ke itu bermakna si Lian Wisky pun akan balik diorang berdua kerja satu tempat kan mestilah Lian juga balik kan... habis la kau kalau Lian balik.. " Erika yang mendengar apa yang dikatakan Shani menampilkan wajah datar sedatar tembuk.
Satu desa sudah tahu akan ke tertarik kan yang Lian dan Andy tunjukkan kepada Erika dan Shani. Buktinya sejak dari dulu Lian selalu berusaha untuk mengganggu Erika sedangkan Andy seringkali mengganggu Shani.
Dan hal itu juga menjadi salah satu sebab kenapa Miya dan Linda selalu memusuhi mereka berdua sejak dari dulu kerana mereka terlalu cemburu target mereka malah mengejar musuh mereka.
Pagi itu Shani bangun terlebih dahulu untuk mempersiapkan sarapan untuk dirinya dan Erika. Seperti biasa jika sahabatnya menginap dirumahnya Erika akan mengambil kesempatan untuk Bermalas-malasan.
Jika dirumahnya sudah dapat dipastikan kalau Erika pasti akan diomeli oleh ibunya jika dirinya bangun melebihi pukul 8 pagi tetapi bila dirumahnya Erika seperti terbebas dari aturan ibunya.
Setelah selesai menyiapkan sarapan ala kadar untuk dirinya dan Erika, Shani mengambil keputusan untuk memetik sedikit buah-buahan yang dulu ayah dan ibunya tanam dibahagian belakang rumahnya.
Entah kenapa semejak dua mejak ini tanaman itu selalu menghasilkan banyak buah-buahan yang segar dan manis. Separuh dari hasilnya Shani menjualkan kepada pedang buah yang selalu mengambil stock buah-buahan darinya manakala separuhnya lagi Shani mengagihkan kepada rumah anak-anak yatim yang berada di desanya.
Persis seperti apa yang selalu ibu dan ayahnya lakukan. Sungguh sebuah keluarga yang sangat pemurah walaupun kehidupan mereka tidaklah sekaya mana malah jenis buah-buahan yang ada dibelakang rumahnya tidaklah terlalu banyak jenisnya.
Tetapi mereka sekeluarga selalu bermurah hati untuk berbagi. Shani malah sangat amat bersyukur terlahir didalam kelaurga seperti itu. Tapi sayang ibu ayahnya lebih dicintai oleh sang maha pencipta.
Shani ikhlas akan ketentuan takdir dirinya kerana dirinya yakin bahawasanya ibu serta ayahnya sedang berbahagia di atas sana sambil mendoakannya disini.
Memetik buah apple dengan tenang Shani sama sekali tidak menyadari bahawa Erika telah berada dibelakang dirinya berniat untuk membuat Shani terkejut. "Bwaaaaa!!! "
"Ehhhhh!! Yahhh!!! Erika apa kau buat ni nasib baik buah-buah ni tak jatuh. Kau ni pun pepagi lagi dah nak menyakat orang tak ada kerja lain dah..?! " terkejut Shani buktinya tangannya masih sibuk mengelus dadanya sakit kuat infek yang Erika berikan.
"Wkwkwkw sorry dah kau tu serius noh sampai aku datang pun tak perasan. " kata Erika setelah tawanya sedikit mereda.
Menggelengkan kepalanya perlahan apabila melihat kelakuan sahabatnya itu. " Tengah petik buahkan mestilah kena fokus kalau tak fokus ada yang aku petik yang muda. Boleh jual ke kalau dah muda?? "
"Mestilah tak yang muda masih belum manis lagi. " balas Erika sambil mencomot salah satu apple didalam keranjang yang Shani pegang lalu mengelap di bajunya sedikit dan terus menyantap buah apple tersebut.
"Dah tu kau ni karang aku sumbat apple ni dalam mulut kau baru tahu. " ujar Shani hanya dibalas dengan senyuman tidak berdosa dari Erika.
"Haishh kau dah tolong aku bawakan bakul dekat sana tu... Pasti kita breakfast aku dah siapkan dah tadi. "
"You are the best friends forever and ever in the world love you so so so so much muah muah muah!! " kata Erika terlajak over.
Sedangkan Shani memasang muka mual dengan apa yang Erika katakan siap bersertakan gayanya lagi untuk menambah kesan 'realistic' nya itu. "Dah la kau sebelum aku muntah pelangi tujuh tempayan lebih baik kau diam and jalankan jek apa yang aku suruh tadi. Cepat!! "
"baik Captain Shani pelayanmu ini akan melakukan tugasannya dengan segera. " Erika yang diperintahkan membuat gaya hormat kepada Shani sebelum akhirnya mereka tertawa lepas bersama-sama.
Sungguh pagi yang indah buat kedua sahabat itu.
Thanksyou for you guys SUPPORTS..
Share this novel