Rate

1

Fanfiction Series 463

Aku menatap poster di hapadanku.

Betapa tampannya member BTS. Aku tidak bisa menyampaikan rasa kagumku dengan kata-kata atau puisi sekali pun. Intinya, aku adalah fans mereka. Aku adalah ARMY.

"Sunny, sebentar lagi kau akan berangkat 'kan?"

Suara itu membuyarkan lamunanku. Aku pun langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Iya, Ma. Sebentar lagi aku berangkat!"

Setelah menjawab, ibuku berjalan pergi dari pintu kamarku.

Karena ketampanan mereka, aku sampai lupa kalau sebentar lagi aku akan pergi ke bandara.

"Sampai jumpa di sana!!" seruku sambil menyentuh poster BTS favoritku, yang mungkin ini adalah kali terakhirnya aku menyentuh poster itu untuk beberapa tahun ke depan.

Aku berjalan keluar kamar dan turun menghampiri ayah dan ibuku. "Ma, Pa. Saat aku tidak ada di sini, jaga diri kalian baik-baik ya? Secepatnya aku akan menyelesaikan kuliahku dan kembali ke sini," kataku kepada orang tuaku.

"Tidak usah terburu-buru untuk pulang. Nikmati saja waktumu di sana," ucap ibuku. Aku mengangguk sambil tersenyum girang.

"Hati-hati di sana. Jika terjadi sesuatu, langsung saja hubungi Papa," ujar ayahku. Aku mengangguk mengerti.

"Ya sudah, aku berangkat!" pamitku. Aku berjalan keluar rumah sambil melambaikan tanganku, tanda perpisahan. Tapi, aku sendiri tidak mengerti apa fungsinya.

Aku langsung menuju mobil. Aku pergi diantar oleh sopirku.

•°•°•°•

#Author's POV

*note : Saat ini sampai seterusnya, mereka selalu memakai bahasa Korea.

Gadis itu menatap jam tangan kirinya lalu menghela napas panjang. Gadis berkulit khas mongoloid itu, sedang berada di teras Bandara Incheon, Korea Selatan. Sudah satu jam lamanya ia menunggu orang yang 'katanya' akan menjemputnya.

Saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 p.m., ia tidak tahu harus berbuat apa.

Dengan terpaksa ia berjalan masuk ke dalam, mencari sesuatu yang bisa diminum atau dimakan untuk menghilangkan rasa bosannya.

Sampai ia melihat sebuah kafe. Kafe yang sama seperti di Indonesia. Sunbucks Caffe¹, dengan logo berwarna hijau.

Dengan langkah biasa ia berjalan masuk ke dalam kafe itu. Entah kenapa ia merasa biasa saja dengan suasana baru ini. Saat ia melihat kasir yang sedang kosong, ia pun mempercepat langkahnya.

"Asian Dolce Latte."

Sunny yang baru saja menyebutkan pesanannya, terkejut karena orang di sebelahnya juga menyebutkan pesanan yang sama dan di antrian yang sama.

Siapa yang lebih dulu sampai? Aku atau dia?, batin Sunny bertanya-tanya dalam hatinya.

Ia takut jika pria yang di sebelahnya itu adalah orang yang pemarah dan tidak sabaran. Dilihat dari penampilannya, sepertinya pria itu sangat tertutup karena ia memakai masker dan topi berwarna hitam, serta baju kaus hitam polos.

"Ini pesanannya," ucap pelayan di depannya.

Dan hening. Sunny tidak mengambil pesanan itu, begitu juga dengan pria di sebelahnya.

"Itu milikmu," suara berat pria itu memenuhi indra pendengaran Sunny. Suara yang sangat familiar.

Tanpa babibu, Sunny langsung mengambil pesanan itu dan membayarnya. Ia pun berbalik lalu berjalan ke luar kafe. Tetapi, saat ia berbalik, ia merasakan sesuatu yang aneh. Seperti ada yang tersangkut atau sejenisnya.

Kringg Kringg

Suara itu berasal dari smartphonenya. Ia langsung merogoh saku celananya dan mendapati sebuah nomor tak dikenal di layar smartphonenya.

"Yeobosaeyo?" suara khas pria tua mengawali percakapan mereka di telepon.

"Maaf, ini dengan siapa?" tanya Sunny.

"Saya orang yang akan menjemputmu. Maaf, sudah membuatmu menunggu lama. Ada sedikit insiden terjadi. Lalu, di mana Anda sekarang?" ujar pria itu panjang lebar.

"Ah, tidak apa-apa. Sebentar lagi saya sampai di luar," jawab Sunny. Ia langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

•°•°•°•

"Sudah sampai di apartemen Anda." Pria itu menatap Sunny sambil tersenyum ramah. Sunny hanya bisa tersenyum kembali dengan kikuk.

"Hmm, tidak usah terlalu formal. Panggil saja Sunny. Aku sedikit merasa tidak nyaman," ujar Sunny. Pria itu mengangguk mengerti.

"Panggil saja, Park Ahjussi."

Sunny pun mengucapkan terimakasih lalu turun dari mobil dan langsung bergegas mengambil barang-barangnya.

Setelah semua sudah berada di tangannya, ia pun segera masuk dan menuju ke resepsionis.

"Hmm, permisi," ucap Sunny.

"Ah, iya? Ada apa?" respon wanita di hadapannya dengan ramah.

"Eoh, Anda Lee Sun Hee?" tanya resepsionis itu. Sunny mengangguk. Wanita resepsionis itu pun memberikan sebuah kunci kepada Sunny.

"Satu apartemen convertible², telah dibayar lunas," lanjut wanita itu sambil tersenyum.

"Terimakasih," ucap Sunny lalu berjalan pergi menuju lift apartemen, setelah melihat di mana dan lantai berapa letak apartemennya.

Untung saja, semua yang aku butuhkan telah dipersiapkan oleh Papaku sebelumnya, kata Sunny dalam hati.

Saat ia telah sampai di depan pintu apartemennya, ia menghela napas panjang. Merasa gugup tentunya, karena ini adalah pertama kalinya ia tinggal sendirian.

Ia pun langsung membuka pintu dan mendapati ruang apartemennya yang telah tersusun rapi. Sunny masuk dan menyusuri setiap sudut ruangan, setelah menemukan kamarnya, ia langsung meletakkan barang-barang yang ia bawa di sebelah kasur berukuran king size itu.

"Haahh! Ternyata perjalanan ini cukup melelahkan," dengus Sunny sambil merebahkan setengah badannya di kasur putih itu, dan kakinya ia biarkan menggantung.

"Ah, iya. Aku lupa menghubungi Papaku," gumam Sunny yang langsung mengambil smartphonenya di saku celananya. Ia langsung mencari kontak orang tuanya dan meneleponnya.

Setelah ia memberi kabar bahwa ia telah sampai di Seoul kepada orang tuanya, ia langsung mengambil remote dan menghidupkan televisi di depannya.

"Bultaoreune. Fire... Fire... Fire... Fire..."

"Persiapkan diri kalian untuk menghadiri acara comeback BTS, minggu depan! Untuk albumnya, anda bisa membeli di toko terdekat!"

Sunny yang melihat iklan itu, membuka mulutnya lebar-lebar. Terkejut, karena ia sendiri melupakan agenda sang idolanya sendiri.

"Astaga, bagaimana aku bisa melupakan acara penting seperti ini!!" geram Sunny menyalahkan dirinya sendiri.

Setelah itu, ia langsung mengambil tas sandang yang menemaninya selama di perjalanan tadi. Ia bahkan hampir lupa untuk meminum obatnya sendiri.

Intinya, besok aku harus membeli semua perlengkapan. Mulai dari lightstick, album, dan poster. Aku tidak boleh meninggalkan kesempatan besar ini, ucap Sunny dalam hati.

•°•°•°•

Sunny terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia mengambil smartphonenya, dan mendapati angka '07.38 a.m' di layarnya.

Sudah pagi, ternyata, pikirnya.

Dengan langkah lunglai ia berjalan menuju kamar mandi. Ia pun membersihkan badannya dengan keadaan masih setengah mengantuk.

Setelah selesai, ia pun langsung turun dari apartemennya untuk mencari makanan, dan tak lupa membawa tas sandang kesayangannya.

Saat sampai di salah satu restoran yang cukup besar dengan berjalan kaki sebentar, ia pun masuk ke dalam dengan langkah pelan. Restoran ini cukup ramai karena banyak mobil yang terparkir di depan restoran ini.

Pasti ini restoran terkenal, gumam Sunny.

Ia pun mencari tempat duduk yang kosong. Tapi hanya ada satu yang tersisa, di bagian pojok.

Dengan langkah yang ia cepatkan, Sunny menuju meja itu. Saat telah sampai, ia langsung meletakkan tasnya di atas meja itu. Dan tak disangka-sangka, di saat yang sama seseorang duduk di kursi itu. Padahal hanya meja ini yang kosong. Hancurlah harapan Sunny untuk sarapan di tempat ini.

Laki-laki itu menatap Sunny lekat. Sunny yang masih berdiri, hanya bisa tersenyum canggung.

"Eoh, kau juga ingin duduk di sini? Duduk saja, tidak ada orang di situ."

Tbc...

A/N :

¹ (Sunbucks Caffe) : Ini cuma nama kafe terkenal yang diplesetkan:v U know lah.. Sun diganti Star, jadi apa? :')

² (Apartemen convertible) : Apartemen convertible biasanya memiliki ruang cukup besar di mana ruang tidur, ruang makan atau ruang tengah dipisahkan dengan sekat berupa dinding. Dinding tersebut berfungsi juga sebagai tempat menyimpan barang.

————

Hai.. Salam kenal! Panggil saja, aku Nina!

Jangan lupa untuk memberi cinta kepada cerita ini, dengan cara masukin ke perpus (biar dapet notifnya) dan berikan bintang dan komen yang menyemangati,/terlalu berharap. :v

Salam kenal!

27-4-2018
Jumat.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience