Rate

Satu

Drama Series 6069

Hembusan angin laut serta hantaman ombak yang menyapu di setiap sudut bibir pantai dengan ganasnya, tak henti menghentikan nyali seorang Jessica Evelina. Seorang gadis berumur 22 tahun yang hamil di luar nikah, bahkan ia sendiri saja tidak tahu kenapa dia bisa hamil tanpa di setubuhi, membuatnya frustasi dengan kehidupannya dan membuatnya berfikir untuk mengakhiri kehidupannya sendiri.

Dengan langkah gontai di iringi isakan tangis membuatnya semakin tak gentar untuk mengakhiri semua ini.

Bulan dan bintang lah yang merupakan saksi bisu atas kepergiannya nanti.

Tap...

Tap...

Tap...

Byurrrr...

Tubuh Jessica yang begitu ringan dengan mudahnya terseret ombak laut dan menggulungnya bagaikan tikar yang tergulung.

Deg...deg...

Deg...deg...

Deg...deg...

Dengan perlahan air masuk ke paru-paru Jessica dan kini mencoba untuk memberhentikan jantungnya.

' Selamat tinggal semuanya. '
Batin Jessica berbicara.

*
*
*

Byurrr...

Tampak seorang pria melompat dari tingginya sebuah kapal pesiar menghantam dinginnya air laut yang seakan akan dapat membekukan makhluk apapun yang ada di dalam sana. Pria itu dengan seksama menerawang gelapnya air laut yang semakin lama semakin mendingin itu, tampak seperti tidak ada apapun di dalam sana namun ia tetap menyakini apa yang ia lihat beberapa menit yang lalu semasih ia di atas kapal.

-5 menit sebelumnya.

Alunan musik yang berdegup kencang serta tarian dimana mana menandakan betapa semaraknya pesta di atas kapal pesiar tersebut. Para pria berpakaian santai serta para wanita berpakaian seksi itu menari nari sembari sebagian di antara mereka memegang gelas kaca di tangan masing-masing. Aroma alkohol pun tak luput menempel di sudut bibir mereka serta asap dari panggangan BBQ pun ikut bergabung menempel di tubuh mereka.

Pesta yang begitu sempurna yang hanya di hadiri tak lebih dari 30 orang tersebut terkesan hanya menghamburkan uang saja hanya untuk menyewa sebuah kapal pesiar dan berpesta di atasnya yang hanya berlayar 3 hari 3 malam itu. Namun bukanlah seorang Daniel Jhonson Benedict jika tidak bisa menyewa sebuah kapal seharga fantastik ini hanya untuk kesenangan nya semata.

Dengan penuh berwibawa dan terkesan menawan dengan style formalnya Daniel menatap lautan dihadapannya. Laut yang sedikit bergelombang dan cahaya rembulan yang membuatnya begitu indah tampa sengaja menampakan sesosok tubuh yang terombang ambing di dalam permukaan gelombang. Dengan penuh keyakinan Daniel menajamkan kembali penglihatan matanya agar yang ia lihat itu betulan sesosok manusia dan bukan sebongkah kayu besar yang terombang ambing. Dan benar saja itu adalah sesosok manusia yang sudah tak berdaya.

Dengan cepat Daniel melepaskan bajunya yang membuat penumpang lain terheran heran dan menjerit khawatir ketika tubuh Danie dengan spontan melompat kedalam air dan menghilang begitu saja di telan ombak.

Kepanikan dan kekhawatiran terlihat jelas di raut wajah mereka, tak ada satupun yang berani untuk ikut terjun menyelamatkan sang pemilik pesta ke dalam air sebagian dari mereka menangis dan sebagian lagi mencoba mencari pertolongan yang aman untuk menyelamatkannya. Sedangkan Daniel sendiri masih mencari cari keberadaan tubuh manusia tersebut di dalam air. Dan betul saja hanya berselang beberapa meter darinya Daniel menemukan sesosok gadis yang semakin lama semakin tenggelam itu.

Dengan kekuatan seadanya Daniel berusaha menarik gadis tersebut dan berenang kepermukaan lagi. Gadis itu sama sekali tak bergerak bahkan seperti sudah kaku ketika Daniel merangkulnya.

*
* *

"Satu..." satu kali hentakan.

"Dua..." hentakan yang di berikan semakin cepat.

"Tiga..." hentakan semakin cepat dan cepat.

Cup... (Menghembuskan oksigen melalui mulut.)

"Sadar lah." hentakan itu kembali di lakukannya.

Cup... (Menghembuskan oksigen melalui mulut.)

"Uhukkk... Uhukkk..." spontan gadis itu terbatuk dan mengeluarkan air yang menggenang di paru-parunya melalui rongga mulut dan hidung. Dan membuatnya kini kembali di alam manusia lagi.

Sorakan tepukan yang meriah di lontarkan oleh para penumpang kapal kepada sang penyelamat. Dan si korban yang tertolong itu kini kembali memasuki alam mimpi bawah sadarnya dengan hembusan nafas yang telah normal.

Daniel kini kembali mengangkat tubuh gadis itu menuju ke dalam kapal yang dekorasi mewah serta memiliki barang barang antik di dalamnya.

Di letakkannya perlahan tubuh gadis itu di atas kasur King Size di salah satu kamar VIP di kapal pesiar ini.

*
* *

Wangi aroma sub ayam, Jessica terbangun kepalanya sangat pening. Ia mencoba untuk mengingat-ingat kejadian semalam.

Oh astaga. Dia teringat ketika itu dia sedang mencoba untuk bunuh diri di laut lepas dengan membiarkan tubuhnya terseret ombak.

Jessica menajamkan matanya melihat disekitar. Dan astaga, ia tertidur semalaman di atas kasur king size berdenominasi warna putih itu. Dan dekorasi di setiap sudut kamar ini mendominasi warna putih dan coklat. Barang-barangnya pun terbilang barang-barang mewah dengan harga yang fantastis.

'Ehemm...'

Suara deheman seseorang membuat Jessica menyorotkan matanya ke sekeliling arah. Terlihat seorang pria berpostur tinggi semampai bermata biru bak lautan serta wajah bak seorang pangeran dari negeri dongen. Berdiri sembari bersandar di ambang pintu dengan style lan jas formal.
Jessica terbangun untuk duduk. Tetapi rasa nyeri dan pedih masih terasa di kepalanya.

"Kau ingin merangsang ku?" seutas kalimat keluar dari bibirnya. Begitu membingungkan Jessica yang baru saja melewati masa-masa kematiannya.

Jessica tampak tak menyadari seketika ia melihat selimut yang sekarang hanya membalut setengah tubuhnya.

Dia tidak mengenakan apapun!

Dengan segera Jessica menarik kembali selimutnya dan meringkuk waspada kearah pria tampan nan brengsek itu.

"Apa yang kau lakukan... Siapa kau..." Jessica dengan ambisius sembari menjaga jarak dengan pria itu yang telah duduk di pinggir kasur.

"Aku tidak melakukan apapun. Dan tentang bajumu, para pelayan wanita lah yang telah membukanya." Jessica kembali waspada karena pria itu mulai mendekat.

Pria itu terkekeh. "Jujur lah kepadaku dan jangan mengalihkan topik..." Jessica kembali meringkuk memeluk lututnya serta melontarkan tatapan tajam kearahnya.

"Kau ingin merangsang ku?"

Blusss...

Semburan merah merajalela di kedua pipi Jessica. Malu dan kesal menjadi satu.

Pria itu kembali terkekeh. "Sangat polos." Katanya lalu beranjak pergi.

"Dan... Oh ya, aku telah membelikanmu sebuah baju yang menurutku itu pas di tubuhmu." Jessica menerawang sesekitar tempat tidur dan benar sebuah kotak terletak di sudut tepi kasur. Pria itu pun pergi tanpa sepatah katapun.

Jessica dengan segara berlari menuju toilet dan segera mandi.

*
* *

Dengan balutan gaun indah berwarna pink soft itu Jessica keluar dari kamarnya. Wajah cantik bak seorang dewi yunani membuatnya di kagumi para pria maupun wanita yang ia lewati.
Cantik sangat cantik ketika angin sore dari atas atap kapal pesiar menerpa wajahnya. Rambut panjang yang tergerai meninggalkan kesan seolah bidadari sedang turun ke bumi untuk menggoda iman para lelaki.

Jessica yang begitu menikmati sunset di sore hari tidak menyadari akan kehadiran sesosok pria di belakangnya. Ia sangat menikmati aksinya. Sesosok pria tampan bermata biru dengan rambut hitamnya menatap lekat pemandangan di depannya. Seorang bidadari yang begitu cantik dan polos.

"Daniel Jhonson Benedict" Daniel sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Jessica, Jessica Evelina." Jessica menerima jabatan tangan mereka.

"Bagaimana menurutmu? Pemandangan yang bagus bukan?" Daniel sembari menatap lekat pemandangan laut di hadapannya.

"Hemm..."

Hembusan angin yang menerpa mereka menambah kesan romantis disana.

Tetapi apakah itu bisa terjadi kembali?

Flashback On.

Daniel meletakkan Jessica secara perlahan di atas tempat tidur. Perempuan itu sangat keletihan di tambah lagi ia baru saja melewati masa kritis.

Jessica tergeletak dengan tenangnya di atas sana. Daniel yang sempat mengambil handuk dari dalam lemari kini beranjak mendekati Jessica yang masih terlelap dengan mimpinya.

Daniel dengan perlahan mengelap pergelangan tangan Jessica bak boneka kaca yang takut retak dan pecah seketika.

Di kecupnya punggung tangan Jessika dalam-dalam. Dan lanjut ke tangan satunya. Jessica begitu menikmati mimpi-mimpi indahnya sampai-sampai sentuhan yang Daniel lakukan tidak terasa.

Tangan Daniel kini menelusuri ke pipi Jassica, rahang dan berakhir di bibirnya. Seutas senyuman iblis terpancar di kedua sudut bibir Daniel. Lalu di didekatkannya wajah tampanya ke wajah Jessica. Di kecupnya dengan perlahan bibir itu dengan nikmat tanpa sang empunya terbangun dan menggagalkan aksinya.

Lalu dia membuka satu persatu kancing kemeja Jessica yang telah basah. Sampai pakaiannya terlepas.

Daniel mengerang menatap seluruh lika liku tubuh Jassica yang polos tanpa sehelai kain pun. Iblis yang bergejolak di hatinya seakan mempermainkan dirinya.

Ditutupnya kembali tubuh Jassica dari ujung kaki sampai batas leher dengan selimut. Dan di malam itu mereka berdua tidur di satu ranjang yang sama. Daniel yang memeluk Jessica degan posesifnya seakan ia takut jikalau wanita itu akan menghilang meninggalkannya.

Flashback off

*
* *

Sementara itu sesosok pria berkulit putih, berparas bak dewa yunani serta tubuh yang profesional dan tinggi yang semampai baru saja di nobatkan sebagai alih waris dengan kekayaan yang tiada taranya.

Aland Jhonson Benedict kembali tersenyum ramah kepada seluruh awak media dan tanpa babibu langsung masuk kedalam mobil mewahnya.

"Kita pulang tuan?" tanya sang supir ketika Aland telah duduk dengan tenangnya di bangku penumpang.

"Hemm..." terkesan singkat namun dapat di pahami. Mobil mewah itu pun melaju sedang di jalan raya. Menuju sebuah mansion yang terletak jauh dari ibu kota dan harus melewati hutan belantara serta sebuah jembatan yang cukup terkesan menyeramkan.

Mobil itu secara perlahan memasuki pekarangan rumah dan berhenti tepat di depan garasi. Aland dengan tenangnya keluar dari mobil dan berjalan memasuki mansionnya dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku celana. Meninggalkan kesan seorang bad boy.

Nampak terlihat beberapa pelayan yang di lewati Aland menunduk diam tanda mereka memberi hormat kepada tuan rumah.

Aland berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai tiga dengan langkah besar dan menutup pintu kamarnya dengan kasar.

Brukk...

Para pelayan yang mendengar suara bantingan pintu dari kamar tuannya kini mulai bergosip dengan hal-hal yang menyangkut pautkan dengan sang adik tirinya yang sedang pergi berlibur.

"Ada apa dengannya?"

"Entahlah, mungkin tuan muda kita sedang di landa mood yang buruk."

"Kau tahu? Tuan muda kita yang satu lagi katanya menghabiskan uang miliaran hanya untuk menyewa sebuah kapal pesiar selama tiga hari tiga malam." kata seorang pelayan wanita yang kebetulan menguping ketiga pelayan yang sedang bergosip itu.

"Benarkah?"

"Ya, aku diberi tahu oleh temanku yang bekerja di perusaahan tuan besar tadi."

"Woahhh... Tuan muda kita memang ingin mencari masalah."

"Sudahlah, jangan di pikirkan, sebaiknya kita berkerja kembali. Jika tuan besar melihat kita bergosip. Nasib kita akan di ujung tanduk. Aku tidak mau di pecat dari sini." kata salah satu dari mereka yang menjadi penengah.

Bersambung...

like dan komen jika kalian menyukai cerita ini

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience