Rate

Tiga

Romance Completed 608

Syelamat membaca!

[ Rein POV ]

Hari ini langit tampak mendung dan tidak seceria seperti pagi kemarin. Rasanya aku ingin meneruskan tidurku di kasur yang nyaman ini.

Lagi-lagi perkataan Ibu yang mengharuskanku untuk pergi ke Sekolah. Ya bagaimana pun juga aku harus menuruti perintahnya. Aku bergegas untuk pergi kesekolah walaupun saat ini cuaca sedang tidak mengenakan.

??????

"Mam, adek berangkat ya" ujarku tampak kelihatan malas. Ibu menghampiriku sambil membawa jaket.

"Pake dulu jaketnya dek, dingin" perintahnya.

"Gak akan sarapan dulu? ya udah bawa bekel aja biar nanti makannya disekolah," Heem Aku mengangkat tangan Ibu

"Aku berangkat, assallamu'alaikum!" pamitku.

??????

Sampailah di Sekolah. Aku langsung menuju ke kelas. Terlihat Alleta, Nada dan Ata yang sedang mengerjakan sesuatu aku pun menghampiri mereka.

"Assalamualaikum temen-temen. Kalian lagi ngerjain apa?"

"Walaikumsalam Rein, ini nih kita lagi mau nerusin makalah Seni budaya buat besok Rein, tapi gue kurang materi," ucap Ata bingung menggaruk kepala.

"Oh gitu, yaudah aku juga mau ke perpus biar sekalian aja cari materi SB" ujarnya membantu.

"Biarin lo sendiri ke perpustakaan?" Tanya Nada

Rein mengangguk

"Gapapalah biar sekalian, oke aku ke perpus ya"

??????

Tampaknya hari ini cerah kembali. Aku berjalan dari perpustakaan menuju kelas.

Tiba-tiba, aku di kagetkan oleh sebuah bola yang melayang seperti akan menghampiri ke arah ku. Oh shit!! Entah apa yang harus aku lakukan. Aku pun memejamkan mata dan teriak.

"Aww," bola itu mengenai kepala ku. Sungguh, Rasanya sakit sekali Dan terasa sedikit pusing.
Mana gak da yang nolongin lagi..
Tubuhku terpangpang lemas dan tidak berdaya, Kurasa ada seorang lelaki yang mengangkat ku dan membawaku ke suatu tempat. Entah siapa itu.

??????

Allata, Nada dan Ata yang sedang di dalam kelas pun merasa bingung mengapa semua orang bergegas keluar kelasnya.

"Ada apaan sih????"

"Iya nih orang-orang kok pada keleluar,"

"Katanya ada yang jatuh di lapangan basket!" Seru teriakan Ichan.

Alleta yang sedang membaca buku langsung panik mendengar hal itu."Waduhh,siapa yang jatuh chan?"

"Gua kagak tau let, pokoknya berdarah gitu dikepalanya"

Ujar seorang wanita panik dari kejauhan mengahampiri Alleta

"Bukan jatuh tapi pingsan, dan orang itu ternyata Reina. Cepet let, Sekarang Dia udah di bawa ke UKS," jelas Uci

Mereka pun cepat-cepat bergegas ke UKS melihat keadaan Rein.

Reina terlihat tidak sadarkan diri dan dikeningnya di balut oleh perban.

"Reina..bangun Rein..ini gue"

"Ya ampun Rein, lo kok bisa kayak gini"

" Siapa sih orang yang udah buat lo kaya gini. Gue pasti ngasih pelajaran tuh anak"

Tiba-tiba ada seorang lelaki membukakan gordeng kamar uks.

"Maaf sebelumnya, Se..se..sbenarnya, Reina kayak gini itu karena Gua. Tapi Beneran Sumpah Gua gak sengaja ngelakuin itu," Arka dengan cepat memegang salah satu telinganya mencoba menghukum diri sendiri.

Cowok itu Arka. Dia anak basket paling terkenal di sekolah ini. Dan dia orang yang paling bikin masalah, bahkan selalu keluar masuk BP.

"Hah?emang apa yang lo lakuin sama temen Gue" tanya Ata kesal

"Tadi pas Gua lagi main bola Rein lewat dan gak sengaja bola itu kena kepalanya" jawabnya merasa bersalah.

Nada melotot,

"Gimana sih lo? Pokoknya kalo Reina udah sadar lo harus minta maaf," mengecam lelaki itu dengan tatapan geram.

Arka merasa menyesal. Karena kejadian itu, Ia harus menghadapi wanita- wanita cerewet seperti mereka. Sebenarnya mereka seperti itu karena salah satu sahabatnya terkena masalah. Jadi mereka ikut merasakannya.

"Iye iye, Gua pasti minta maaf. Oh ya tadi yang nganterin Reina kesini tuh bukan Gua,"

"Bukan lo, terus siapa?" Tanya Aletta bingung.

"Gua juga kagak tau, soalnya pas kejadian tadi itu Gua langsung kabur. Eh katanya udah ada yang bawa ke UKS." Ucap Arka sambil nyengir gajelas.

"Anjritt maksud lo apa Arka? Gimana sih lo jadi cowo gak tanggung jawab banget, terus siapa yang bawa Rein kesini?"

"Gua kan udah bilang, Gua gak tau cowo itu, Ta"

"Awas ya, kita bakal kasih pelajaran buat lo," ketus Ata sambil menarik kerah baju Arka.

??????

Beberapa lama kemudian Reina sudah terlihat sadarkan diri. Dia membuka perlahan matanya.

"Ak..aku dimana sih kok rasanya pusing banget," ujarnya tampak lemas

Mendengar Reina sudah sadarkan diri, Mereka langsung menghampirinya yang sedang berbaring lemas di kasur.

"Akhirnya lo sadar juga, Rein."
"Lo kagak apa-apa kan?"tanya Nada

Masih terlihat lemas.
"I..iya aku gak apa-apa Nad. Tapi kok aku bisa ada disini? seinget aku, tadi aku dibawa sama cowok, dan entah siapa itu," Ucap Reina sambil mengingat kejadian tadi.

"Tadi, lo ketendang bola sama si Arka, dan dia sama sekali gak tanggung jawab, ishh dasar ya tu anak emang gak tau malu." Ucap Aletta kesal.

"Eh Bentar-bentar btw siapa cowo itu?" Ketus Nada agak kebingungan.

"Yaelah, paling juga yang nolongin lo Pa Satpam atau orang disekitar situ,"

Rein menggeleng kepala "Enggak kok, seinget aku, postur tubuhnya tinggi dan kayaknya aku gak pernah liat."

"Ngapain juga sih di cari tau, lebay banget--"

"Bukannya gitu Let, aku cuman ingin bilang makasih ke cowok itu," ucap Reina keliatan sedih.

"Iya iya nanti kita cari tau deh, yang penting sekarang lo sembuh dulu kali," cibir Ata

Aku ingin tau siapa sebenarnya cowok yang udah nolongin aku tadi...
Tapi, dari wangi bajunya  sepertinya aku kenal.
Tapi siapa ya?? Gumamku dalam hati.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience