Rate

Pertama ??

Romance Series 1329

Kampret moment*  ??

"Silakan perkenalkan nama kamu didepan !" Ucap bu Diana ramah.

Cowok berjambul itu menghela nafasnya dan maju dua langkah ke depan. Kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas, tak lupa dengan wajah datar miliknya.

"Na-

"Permisi bu."

Belum sempat dia memperkenalkan diri ada yang mengetuk pintu kelas. Dan kini seluruh pandangan penjuru kelas beralih ke pintu.

"Tata ? Apa-apaan kamu ini ? Kenapa rok dan sepatu kamu basah sebelah seperti itu !" Tanya Bu Diana terkejut.

"Abis dapet musibah dari Tuhan" jawab Tata acuh.

Begitu juga dengan cowok berjambul itu, namun ia segera mengubah wajahnya sedatar mungkin didepan cewek aneh yang tadi dia temui di koridor.

"Duduk di bangku kamu." Suruh bu Diana.

Gadis itu mengangguk dan tanpa pikir panjang ia berjalan tertatih menuju kebangku pojok belakang miliknya.

??????

Tata berusaha mengangkat kakinya yang terjun bebas ke dalam got. Malu sekali rasanya, apalagi cowok yang sudah tau keadaannya membutuhkan bantuan malah pergi begitu saja.

Umpatan terus saja terdengar dari mulut mungilnya, ia meringis kesakitan saat kakinya berhasil terangkat. Syukurlah keadaan diluar kelas sepi, tidak ada yang tau kejadian memalukan ini kecuali Tuhan dan cowok aneh itu.

Tata berjalan tertatih. "Emang dasar gue ketiban sial mulu, malu hayati bang." Gerutunya.

Saat sampai didepan pintu kelas yang terbuka, Tata segera mengetuknya. Dan betapa terkejutnya dia saat tau didepan papan tulis berdiri cowok yang dia kutuk beberapa menit yang lalu.

Dengan malas Tata menjawab pertanyaan guru sekenanya, sampai bu Diana menyuruhnya untuk duduk dibangkunya.

Ia tertatih dan berusaha untuk sampai dan dapat duduk anteng di bangku miliknya.

"Baik, sekarang kamu perkenalkan diri kamu !" Suruh bu Diana.

Tata memutar bola matanya malas, tanpa ingin mendengarkan nama seseorang di depan papan tulis itu.

"Radista Putra Manggala."

Tata berdecak, sambil memutar bola matanya jengah.

"Baiklah Radista kamu duduk di," ucap bu Diana sambil melihat sekeliling kelas mencari bangku yang kosong.

"Disana dengan Tata !"

What the....

Demi apa ? Tata di sandingkan dengan cowok yang tidak punya hati macam batu kek gitu.

Tata dengan berat mengangkat tangan. "Saya tidak mau duduk dengan dia bu" Tata tidak terima.

"Tidak ada bangku yang kosong lagi selain disitu Tata."

"Disana masih ada bu ." Elak Tata sambil menunjuk bangku yang tak berpenghuni.

"Itu tempat duduk Zildan dan Erwin." Jelas Bu Diana.

"Tapi mereka gak masuk, biar dia duduk disitu saja bu."

Bu Diana mulai kehilangan kesabaran, "Saya tidak suka dibantah !" Bentak Bu Diana.

Tata akhirnya mengalah, dan memilih untuk menidurkan kepalanya di atas meja.

??????

Kelas begitu ramai seperti pasar, bagaimana tidak seluruh cewek di kelas sedang histeris ingin berkenalan dengan cowok baru di dalam kelas tersebut.

"Hay Radista kenalin nama gue Keyza." Ucap Keyza mengulurkan  tangan halus miliknya.

Namun tidak juga dijabat kembali oleh Radis. Radis memutar bola matanya malas, dia tidak berniat menanggapi semua siswi di kelas ini yang sudah mirip dengan tawon yang bertemu dengan sari bunga.

"Berisikkkk !" Teriak seseorang di sebelahnya.

Siapa lagi kalau bukan cewek aneh yang ia temui dikoridor tadi, sepertinya cewek tersebut sudah kebakaran janggut, bukan jenggot karena dia gak punya :v

"Apaan sih lo Ta sirik aja." Celetuk Keyza.

"Siapa suruh pada teriak-teriak gak jelas didepan bangku gue. Sono pergi !" Suruh Tata.

"Yeee kita cuma mau kenalan sama Radis bukan sama cewek jadi-jadian kayak lo." Tambah dayang-dayang si Keyza.

Tata sudah mulai terpancing emosi, apalagi kakinya yang semakin berdenyut hebat.

"Dia juga gak nanggepin lo ! Jadi suara lo yang kek kaleng bikin telinga sakit. Woy ketua kelas nih urusin orang gila." Teriak Tata memanggil Joni.

Joni hanya mengangguk lalu segera membereskan masalah tersebut, sebelum mereka cakar cakaran.

Dista menghela nafasnya lega, karena cewek aneh tersebut membantunya mengusir cabe jadi-jadian itu.

Tata kembali menidurkan kepalanya, dan tidak lupa menyumpal telinganya dengan earphone.

??????

"Ta kantin ta ? Bangunnn !" Teriak Rosa tepat ditelinga Tata.

Tata gelagapan sendiri. "Kebakaran woy kebakaran !" Histeris Tata sambil melempar buku ke arah Rosa.

"Kurang ajar banget lo Ta." Umpat Rosa.

Tiwi dan Felli terkekeh geli. Melihat Tata yang masih setengah sadar seperti ini.

"Aelah ganggu tidur gue aja lo betiga" Gerutu Tata mengucek matanya.

"Sisir dong ? Rambut gue udah berubah nih gara-gara mimpi buruk." Celetuk Tata.

"Ha? Mimpi buruk apa ?" Tanya Felli polos.

"Mimpi buruk ketemu lo !" Jawab Tata.

"Njirr." Felli mengerucutkan bibirnya.

Empat sekawan itu akhirnya sampai dikantin yang penuh sesak. Diantara ratusan siswa disana, hanya Tata yang paling mencolok karena rambut merah yang ia punya.

Dia menerobos kerumunan bersama sahabatnya tak lupa kejahilan sesekali hinggap dalam pikirannya.

Seperti sekarang ini, ia sedang mengendap-endap di bangku kantin yang ada empat pasang kaki manusia.

Tata mengikat tali sepatu mereka secara acak, menggabungkan dari si A ke B dan seterusnya.

Sadar aksinya tidak diketahui Tata bergegas keluar dari dalam bangku dan pergi menyusul sahabatnya.

"Darimana lo Ta ? Senyam-senyum gak jelas ? Kek yang lagi bahagia aja." Tanya Tiwi yang melihat Tata terlihat bahagia.

"Tugas negara." Jawab Tata enteng. Kemudian menyantap mie ayam yang tadi dia pesan.

??????

Gue didepan kelas XI-IPS 2, lgsg ke sini aja.

-keynan

Radista biasa dipanggil Dista menghela nafasnya berat karena ia harus berganti haluan menjemput sahabatnya yang ada di jurusan IPS. Dengan malas ia melangkah meninggalkan kelas barunya.

Tak lupa dengan sepasang earphone yang terpasang sempurna di kedua telinga miliknya.

Dista tidak menghiraukan tatapan-tatapan dan jeritan aneh dari kaum hawa yang ia lewati saat ini. Ia hanya fokus dalam satu hal, bertemu Keynan.

Sudah lama ia tidak bertemu dengannya dan teman-temannya yang lain. Karena kejadian beberapa tahun lalu yang membuatnya memutuskan untuk pergi dari Indonesia tercinta.

"Awass minggirr !" Jerit seseorang, Dista membalikan tubuhnya karena penasaran. Ingat hanya karena penasaran.

Namun, sepersekian detik kemudian tubuh seseorang menabraknya saat Dista belum siap. Membuatnya terhuyung kebelakang dan terjatuh dengan gaya yang sangat-sangat memalukan ditambah lagi dengan wajah seseorang yang saat ini berada tepat beberapa senti dari wajahnya sendiri.

Dista merasakan desiran aneh di dalam darahnya, mata mereka saling terkunci. Namun sekian detik Dista menyadarinya dan dengan refleks mendorong tubuh mungil didepannya itu.

????

Vote dari kalian sangat berarti bagi saya ??

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience