Rate

Kedua ??

Romance Series 1329

Amnesia  ??

   Bruk...

Pandangan seluruh kantin tertuju pada empat gadis yang mencoba melepaskan jeratan tali sepatu mereka.

Tawa semua siswa mengiringi penderitaan mereka, semuanya tertawa. Begitu juga dengan Tata yang tertawa puas sambil menggebrak meja kantin.

Keempat gadis itu akhirnya bisa terlepas dari jeratan tali-tali sepatu mereka masing-masing. Dan menatap Tata yang juga belum meredakan tawanya.

Mereka sangat curiga dengan gerak-gerik Tata, apalagi Tata memang suka jail kepada siapa pun.

Mereka melirik satu sama lain secara bergantian dan..

"TATA !!" Jerik mereka serempak karena geram.

Tata berhenti tertawa. Wajahnya seakan berubah tegang.

"Kaburrrr !" Ucapnya sendiri.

Tata terus berlari menghindari para cewek cabe yang terus saja mengejarnya di belakang. Tidak perduli dengan bahunya yang terbentur bahu siswa lain. Yang penting dirinya selamat dari cakaran-cakaran.

"Woy Tata berhenti lo !" Teriak mereka nyaring, yang memekakkan telinga.

"Mati gue, salah cari mangsa gue." Umpat Tata.

Tata sudah sampai di koridor jurusan IPS, ia sudah lelah berlari gerakannnya pun mulai melemah.

Namun untuk berhenti sepertinya susah, ia tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.

"Awass minggirr !" Teriaknya saat melihat seorang cowok berjalan santai didepannya.

Bukannya minggir cowok tersebut malah berbalik badan saat tubuh mungil Tata mulai mendekat.

Bruk.

Cowok tersebut jatuh ngejengkang dengan Tata yang jatuh tepat ke dalam pelukan cowok tersebut.

Pandangan mereka saling bertemu dan terkunci untuk beberapa saat, Tata ingin cepat berdiri namun tubuhnya terasa berat untuk dia ajak gerak.

Sampai tangan kekar itu mendorongnya hingga pantat cantik milik Tata bertubrukkan dengan lantai.

"Auw" ringisnya.

"Lo ?" Cowok itu tampak terkejut.

Begitu pun dengan Tata yang tak kalah terkejutnya melihat cowok didepannya itu.

"Dusta."

Jederr..

Tata salah mengucap namanya, dengan spontan ia membekap mulut mungilnya.

Cowok didepannya itu tidak lain dan tidak bukan adalah Dista. Cowok yang tidak menolongnya tadi pagi.

Terlihat sekali wajah Dista merah padam menahan amarahnya yang sebentar lagi akan meledak karena cewek aneh didepannya ini.

??????

"So..sorry gue gak sengaja ! Beneran deh, gak bohong." Ucap Tata terbata, tidak berani melihat cowok didepannya itu.

Tangan Dista sudah terkepal sempurna, ingin rasanya ia meninju orang didepannya itu. Namun ia tahan, karena mana mungkin Dista berhadapan dengan cewek macam orang didepannya itu.

Dista tidak menjawab ucapan dari Tata. Ia hanya memandangnya dengan sorot mata tajam dan lengkap bersama wajah datar miliknya.

Tata masih belum berani mendongak, jantungnya seakan ingin copot ke bawah perut. Ia merasakan keadaan yang mencekam, seakan jika dia bergerak sedikit saja. Harimau yang mengintai didepannya akan memakannya hidup-hidup.

Dista berjalan meninggalkan Tata yang masih menunduk, seakan lantai lebih tampan dibanding muka datar miliknya.

Ia berdecak pelan, dan kembali fokus pada kelas yang akan dia tuju. Tanpa memedulikan fans fanatik yang sudah menjerit kala Dista berjalan melewatinya.

Setelah beberapa detik kemudian, tibalah Dista dikelas Keynan. Sahabat karibnya sejak ia duduk di bangku sekolah menengah, sebenarnya Dista masih punya dua curut (sahabat). Tapi mereka sedang membolos ria hari ini, jadilah Dista dikelas sendirian.

"Mau cari siapa ?" Tanya Keynan.

Dista menaikkan satu alisnya bingung, "Nyari lo lah !" Ucapnya datar.

"Kayak kenal sama lo, tapi bentar gue lupa." Keynan berfikir keras.

"Hmm." Dista memutar bola matanya malas.

"Radista ?" Ucap Keynan histeris, sambil memeluk tubuh Dista.

Dista melotot tidak suka dengan apa yang dilakukan sahabatnya itu. Kemudian dengan kasar mendorong bahu Keynan.

"Eh santai Adis." Ucap Keynan terkekeh.

Dista menatap Keynan dengan pandangan tidak sudi. Bagaimana tidak, ia tidak suka dipanggil Adis karena itu adalah nama kecil Dista.

"Hahaha.. gue becanda doang !" Keynan tersenyum, menunjukkan deretan gigi yang putih terawat.

Dista hanya mengangguk paham.

??????

Tata memainkan pulpen ditangannya sambil mengunyah dengan giat permen karet yang ada di mulutnya.

Ia melihat kursi disampingnya masih kosong. Bodo amat, bukan urusan gue juga. Pikirnya.

"Ta ?" Panggil seseorang.

Tata menoleh, mendapati Felli sedang nyengir didepannya.

"Apaan ?" Tanya Tata tak berminat.

"Bagi hotspot dong !" Ucap Felli sambil mengeluarkan ponsel dari saku sragamnya.

Tata memutar bola matanya malas, sambil mencoret-coret buku yang ada di atas mejanya.

"Noh di tas ! Lo ambil aja sendiri." Suruh Tata.

"Thanks Tata sayang, lo emang sahabat gue yang paling baik." Felli histeris, tangannya terulur untuk memeluk tubuh mungil Tata.

Namun dengan sigap Tata menghindar. "Udah puas-puasin lo streaming drakor !" Tata berdiri dari bangku miliknya.

"Nah ? Lo mau kemana ?" Tanya Felli.

"Buang permen, mau ngikut juga lo ?" Tanya Tata.

Felli hanya menggeleng dan membiarkan Tata keluar kelas.

Saat Tata sudah berada di ambang pintu, ide gila muncul begitu saja di dalam otaknya. Tata menjentikkan jarinya, seraya tersenyum miring sambil melepeh permen karet dari mulutnya.

"Target selanjutnya nih !" Tata terkekeh sendiri.

Ia menaruh permen karet itu di tengah-tengah pintu berharap ada yang akan menginjaknya dan membuatnya dihukum mengepel lantai kelas.

Sehingga tidak akan ada guru yang mengajar untuk mata pelajaran berikutnya.

Tata memandang jari tangannya yang terasa lengket dan membuatnya tidak nyaman. Kemudian, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci tangan miliknya.

??????

Setelah urusannya dengan Keynan selesai, Dista memutuskan untuk kembali ke kelasnya yang berada lumayan jauh dari kelas Keynan saat ini.

Beruntung hari ini kelasnya sedang jam kosong, jadi dia bisa lebih berlama-lama berbicara bersama Keynan.

Dista melangkahkan kaki panjangnya menyusuri lorong-lorong kelas.

Saat Dista sudah berada di ambang pintu kelas dan ingin melanjutkan langkahnya. Tiba-tiba saja sepatunya terasa lengket dan berat.

Ia susah payah menarik sepatunya kembali. Namun beberapa detik kemudian berhasil, ia melihat bagian bawah sepatu miliknya yang terlihat lengket karena sebuah permen karet.

Dista geram, ada saja kesialan yang menimpa dirinya satu hari sekolah disini. Lalu, apa lagi yang akan terjadi nantinya.

Saat Dista membalikkan tubuhnya hendak ke toilet untuk membersihkan sepatunya. Dista tidak sengaja melihat gadis aneh sedang berdiri kaku sambil menggaruk tengkuknya yang ia yakini tidak gatal sama sekali.

"Lo !"

Dengan satu gertakan membuat gadis itu terlonjak kaget, dia--Tata tersenyum kikuk dihadapan Dista.

"BERSIHIN SEPATU GUE ! SEKARANG !"

????

Satu vote dari kalian sangat berarti

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience