“Apa kau begitu membenciku? Apa yang membuatku begitu marah.” tanya si makhluk pluto itu sesaat setelah duduk di hadapanku sembari meletakkan piring makanannya di atas meja yang ku tempati makan saat ini. Aku meraih gelasku dan meminumnya. Setelah merasa semua makanan di mulutku enyah, aku mulai membuka mulut untuk menjawab pertanyaannya. “Kerana kau seorang laki-laki!” jawabku dengan ketus lalu kemudian bangkit dari kursiku dan berjalan meninggalkan kantin.
Sejak saat itu ia tak pernah lagi berada di sampingku atau pun mengekor di belakangku. Ketika kami bertemu pandang, baik itu di rumah, di sekolah atau pun di kelas, kami saling tidak peduli. Makhluk pluto itu juga tidak pernah lagi menampakkan senyumnya padaku. Baguslah, itu sebuah anugerah bagiku. “Kalian ini kenapa sih, diem-dieman gitu. Biasanya kan selalu sama-sama. Kayak kuning telur sama putih telur.” oceh nenek saat kami sekeluarga tengah asyik memandangi layar televisi. Tak ada satu pun yang menanggapi omongan nenek itu. Hh, males deh ah.
“Minggir, ini kursiku.” usirku dengan dinginnya saat ku lihat makhluk pluto itu duduk di atas kursiku dan berada satu bangku dengan Caca, teman sebangkuku. Ia tidak mengindahkan perkataanku dan tetap diam.
“Apa kau tuli? Minggat sekarang juga dari kursiku!” kataku dengan suara yang pelan tapi memaksa.
“Mm, Tar, kamu duduk di sebelah Amer aja.” Kata Caca dengan sedikit ragu.
“Kenapa aku harus duduk di sana? Ini bangku aku Ca.”
“Hari ini kita ulangan harian Matematika.” akhirnya makhluk pluto itu membuka mulut juga.
“Tadi Bu Lesti datang dan mengatur tempat duduk, terus pergi lagi. Dia memberikan kita waktu sepuluh menit untuk mempersiapkan diri.” lanjutnya dengan nada datar dan dingin.
Aku masih saja berdiri di samping bangkuku, menatapnya dengan dingin. “Makanya datang cepat.” sahutnya lagi. “Ketua kelas kok datang terlambat.” sembari menoleh ke arahku, nada suaranya terdengar ketus.
Aku mendengus kesal dan duduk di sebelah Amer. Sungguh tidak nyaman. Satu menit kemudian, Bu Lesti datang dan menuliskan soal untuk kami. Aku yang pertama kali maju ke depan kelas dan mengumpulkan kertas ulanganku. Setelah itu aku langsung menghilang dari kelas. Memikirkan sudah berapa lama si makhluk pluto itu menginjakkan kaki di rumahku, sekarang aku sudah menginjakkan kaki di kelas XII. Sekarang kami semua tengah sibuk mempersiapkan diri untuk ujian nasional, sampai-sampai tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain.
Share this novel