Rate

BAB 2

Mystery & Detective Completed 278

Marlina menekan satu tuts hingga berkali-kali, mencoba menunjukkan pada Dee sebuah bunyi yang ia dengar setiap malam.

“Kenapa dengan…”

“Nada ini.” Ucap Marlina . “Nada ini terdengar sumbang.”

“Lalu?”

“Itu berarti…” ucap Marlina . “Bunyi piano yang setiap malam kudengar memang berasal dari tempat ini, Dee. Kau tidak…”

“Tidak mungkin!” bantah Dee. “Kau tidak lihat jaraknya? Tempat ini terletak cukup jauh dari asrama kita. Bagaimana mungkin…”

“Lalu kau boleh menjelaskan bunyi piano yang kudengar setiap malam itu?”

Dee bungkam. Memang terdengar aneh, namun ia tidak dapat menjelaskan kenapa Marlina dapat mendengar bunyi piano yang jaraknya cukup jauh dari bilik.

Perbincangan kedua gadis remaja itu harus terhenti saat seorang pria tua dalam balutan overall berwarna hijau memasuki ruangan. Marlina dan Dee tahu bahwa pria itu adalah salah satu penjaga sekolah.

“Nona-nona, tempat ini berbahaya. Kalian tidak seharusnya ada disini.”

“Kami tahu.” Balas Dee. “Maaf! Kami akan segera pergi dari tempat ini.”

Dee menarik lengan Marlina dengan paksa, meskipun sebenarnya Marlina masih ingin menyelidiki piano tua itu. Mereka kemudian bergerak cepat menuju kelas mereka ketika bel terdengar.

“Kau masih memikirkannya?” tanya Dee lirih di tengah-tengah pelajaran yang sedang berlangsung.

“Ya.” Jawab Marlina . “Bunyi itu memberikanku mimpi buruk.”

“Aku punya rencana.” Ucap Dee.
“Bagaimana jika malam nanti, saat kau mendengar bunyi nya lagi, kau bangunkan aku dan kita akan menyelidikinya bersama, oke?”

Marlina tidak punya ide yang lebih bagus. Rencana Dee itu, akhirnya ia setujui dengan satu anggukan kepala.

Malam yang ditunggu pun tiba. Setelah Marlina dan Daee menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugas mereka, mereka memutuskan untuk pergi tidur. Jarum jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Apakah bunyi misterius dari piano itu akan terdengar kembali?
Marlina bergelung di bawah selimutnya dengan perasaan was-was. Ia belum boleh tidur, kerana ia masih menantikan kedatangan bunyi misterius itu. Meskipun ia mencoba untuk memejamkan mata, tetapi tubuhnya menolak untuk tidur. Jam telah lewat tengah malam, tapi bunyi piano itu sama sekali tak terdengar.

Marlina mengangkat tubuhnya ke posisi duduk. Ia bersandar pada dinding bilik sambil memejamkan kedua matanya. Ia ingin mendengarnya. Bunyi piano itu, ya. Dan kemudian…

Marlina serentak membuka kedua matanya saat dengan perlahan ia mendengar bunyi mengalun pelan itu. Ya. Bunyi piano, yang kali ini memainkan sebuah karya dari Bach, berjudul Air. Permainannya terdengar sempurna, meski masih ada satu nada sumbang itu.

“Dee!” panggil Marlina sambil berbisik. Tiba-tiba saja temannya itu bangkit ke posisi duduk, lalu mengangguk-angguk.

“Ya. Aku mendengarnya.” Ucap Marlina .
“Ternyata kau tidak bohong.”

“Untuk apa aku berbohong?”

“Bagaimana sekarang?” tanya Dee. “Asal bunyi itu…, tidak jelas. Kita tidak tahu kemana harus mencari.”

Marlina bangkit dari tempat tidurnya, menyalakan lampu seraya meraih jaketnya yang tergantung di balik pintu. Ia berencana untuk keluar malam itu bersama dengan Dee. Meskipun sedikit takut, tapi Marlina ingin mengetahui kebenaran dari bunyi piano misterius itu. Akan tetapi…

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience