Rate

BAB 1

Mystery & Detective Completed 278

Sudah dua malam terakhir ini Marlina tidak dapat tidur tenang di bilik asrama kampus barunya itu. Bukan kerana teman sebiliknya yang sering mengigau atau suasana baru kampus. Tapi kerana sebuah bunyi yang selalu mengganggunya ketika malam tiba.

Sebuah bunyi piano terdengar selalu mengalun setiap malam, memainkan musik-musik klasik, kadang juga musik yang begitu emosional dan terdengar menyedihkan. Marlina sudah dua kali mendengarnya. Dan kejadiannya selalu setiap malam, ketika ia tidak boleh tidur saat jarum jam sudah melewati tengah malam. Siapa yang mau main piano di tengah malam buta seperti itu?

Marlina telah menceritakan perihal ini pada teman sebiliknya, Dee, disaat mereka makan siang di kantin. Tapi Dee sepertinya tidak begitu menggurbis ceritanya itu. Dee malah mengatakan bahwa mungkin Marlina hanya sedang bermimpi.

“Tidak. Aku mendengarnya.” Ucap Marlina kukuh pada ceritanya. Ia tatap dalam-dalam kedua mata Dee.

“Satu-satunya piano yang ada di kampus ini terletak di ruang seni.” Ucap Dee.
“Mustahil kau boleh mendengarnya dari bilik asrama, Marlina . Lagi pula, siapa yang gila main piano malam-malam?”

Ya. Jika difikir-fikir, lokasi asrama dengan ruang seni jaraknya hampir seratus meter. Tidak mungkin, meskipun memang ada yang main piano malam-malam, akan terdengar sampai bilik asrama. Mendengar kenyataan ini, Marlina menjadi semakin ingin tahu akan bunyi yang didengarnya itu.

Ketika malam tiba, Marlina mencoba untuk tidak memikirkan lagi bunyi piano itu. Jarum jam bergerak pada angka dua belas ketika ia mulai masuk ke tempat tidurnya. Untuk sesaat, keadaan hening.
Namun beberapa menit kemudian, dentingan bunyi piano klasik itu kembali terdengar. Lagu-lagu yang dimainkan pun selalu sama setiap harinya. Siapa yang memainkan piano itu? Dan darimana asalnya?

Marlina melompat keluar dari tempat tidurnya dan bergerak ke arah jendela.
Ia coba perhatikan, dan coba ia terka darimana asal bunyi piano itu. Tapi…, tidak. Ia tidak dapat menebakanya. Bunyi piano itu seolah berasal dari banyak tempat. Memantul pada dinding, dan tidak mungkin bagi Marlina untuk dapat memastikan darimana asal bunyi itu.

Ruang kesenian yang dimaksud oleh Dee siang tadi terlihat dari bilik yang Marlina tempati. Gedung beratap rendah yang terletak di seberang halaman kampus itu masih dalam keadaan gelap, dan tidak ada tanda-tanda bahwa ada orang di dalamnya. Tapi…, bunyi piano itu masih terus mengalun.

Marlina kembali ke tempat tidurnya dan berlindung di bawah selimut hangatnya. Entah kenapa, tubuhnya terasa begitu dingin setelah mendengar bunyi piano menyedihkan itu. Satu hal dari bunyi piano itu yang menganggu fikiran Marlina , adalah kerana adanya satu not di nada-nada piano itu yang terdengar sedikit sumbang. Marlina memang memiliki bakat dalam musik. Dan ia tahu bahwa permainan piano yang indah itu sedikit terkotori oleh adanya nada sumbang.

“Kau semakin gila, Marlina .” Ucap Dee keesokan harinya sambil tertawa mengejek. “Ya. Kau emmang pintar dalam musik, dan kau menyadari ada not yang salah dalam bunyi piano yang kau dengar itu. Oh! Mungkin memang bunyi piano itu berasal dari dalam kepalamu sendiri.”

“Tidak lucu, Dee!” balas Marlina sambil bersungut-sungut. Kenapa teman terbaiknya itu kini tidak mau mendengarkannya?

“Aku masih terus penasaran.” Ucap Marlina bersikukuh dengan ceritanya itu. “Aku akan mencari kebenarannya.”

“Kau mau jadi detektif, Nona?” balas Dee sambil tersenyum. Ia kemudian mendecakkan lidah dan berkata,

“Oke.” Ucapnya. “Aku akan memeprcayaimu kali ini. Bagaimana jika kita kunjungi ruang seni itu?”

Kedua gadis belia itu mampir ke dalam ruang seni sebelum memulai pelajaran mereka. Ruang seni itu sebenarnya sedang dalam renovasi. Sebagian besar alat musik sudah dipindahkan ke tempat lain, kecuali sebuah piano besar yang ada di tengah ruangan. Marlina yang merasa penasaran langsung menghampiri piano itu. Ia mainkan tuts-nya satu persatu dari arah kiri, hingga akhirnya…

“Ini!” teriak Marlina dengan wajah tegang dan penuh keterkejutan. “Kau dengar ini?”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience