BAB 3

Drama Completed 357

“Apa salah Kak Lin Bu, Pak? Teganya Ibu dan Bapak mengurung Kak Lin hanya gara-gara sebuah penyakit yang Ibu dan Bapak belum tau itu menular atau tidak. Lihatlah paras wajah yang terbaring itu Bu, Pak. Begitu cantik dan indahnya wajah itu dipandang hingga Ibu dan Bapak setega ini mengurung Kak Lin selama 14 tahun. Ibu jahaat.. Bapak jahaat !“

Nudia pergi meninggalkan kamarku. Adik-adik yang lain menyusul Nudia ke halaman depan. Hingga tersisa Ibu dan Bapak yang masih meneteskan air mata penyesalan. Aku ingin sekali memeluk mereka berdua dan mengusap air mata mereka.

“Apa yang kau lakukan sudah benar Bu, kau tak ingin keluarga ini tersakiti hanya gara-gara diriku. Kau rela menahan cemooh dari warga desa dan yang tak kuduga, kau masih rela merawatku walau dengan cara terpaksa. Aku berterima kasih Bu!“ Airmataku ikut tertumpah.

Tak kusangka pada jasadku air mata itu nyata dan kini menetes mengikuti airmataku yang tumpah di alam fana ini. Ibu dan Bapak mulai berteriak memanggil Adik-adikku. Mereka semua memelukku. Yah! Pelukan yang tak pernah kudapatkan selama 14 tahun ragaku dan jasadku bersatu. Aku menangis tersedu-sedu hingga airmata itu kembali deras mengalir pada jasadku. Mereka telah lupa akan seharusnya setiap apa yang terjadi pada diriku agar memberi tahu Dokter.

Kini tanganku perlahan-lahan mendekap satu persatu keluargaku yang masih menyisakan isak tangis di hadapanku. Mereka merasakan dingin yang begitu dingin kerana pelukanku. Anehnya mereka tak takut akan apa yang mereka rasakan. Mereka bahkan memelukku kembali lebih erat.

“Buk, Kak Lin masih hidup! Dia ada di samping Ibu menangis“ ujar Hajid adikku yang bungsu.

Tangis ibu kembali pecah mendengar tuturan Hajid. Dia bisa melihat bayanganku. Aku akan pergunakan kesempatan ini.

“Hajid, kasih tau Ibu dan Bapak sama Kakak-kakak yang lain. Kalau Kak Lin sayaaang banget sama mereka“ ujarku membisikkan di telinga Hajid.

Pesan itu langsung disampaikan oleh Hajid. Mereka ternyata membalas dengan mengatakan.

“Kami semua menyayangimu nak, kembalilah agar engkau bisa merasakan semua yang tidak pernah kau rasakan! Naak“ Balas Ibu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience