BAB 2

Drama Completed 357

Hingga hari ke-5 jasadku tak kunjung membuka mata. Namun desisan nafas masih terdengar hingga detak jantungku masih normal. Kabel-kabel yang tak kutahu fungsinya untuk apa sudah terpasang sejak empat hari yang lalu. Seluruh tubuhku dililit oleh kabel-kabel ganas dari Rumah Sakit.

Tak sengaja kumelihat Adikku yang nomer 2 memasuki kamarku sambil berlari dan membawa buku tebal. Mungkin dari sekolahnya, kerana seragam yang ia kenakan sangat rapi dan kulihat juga ia memakai sepatu dan tas. Ia berdiri sambil mengamati selang-selang dan kabel-kabel yang ada di samping jasadku. Dan sesekali melirik buku yang terbuka di tangannya. Ternyata ia mencocokkan materi yang ia dapat dengan apa yang terjadi di kenyataan. Namun nama penyakitku masih ia pertanyakan rupanya pada raut wajahnya yang membingungkan.

“Kak Liin.. ini Adikmu Nudia. Maafkan kami kerana tak pernah melihatmu dan menjengukmu di kamar ini. Ternyata parasmu begitu indah seperti bidadari syurga yang kubaca pada novel.“

Nudia minit ikkan air mata dan membuka tasnya. Mengeluarkan sesuatu yang kulihat ternyata sebuah kain berwarna hijau muda yang manis. Dia membentuknya menjadi segitiga. Dan membalut kepalaku hingga tampak hanya wajahku yang terlihat.

“Kak Liiiin .. hiks hiks.“ Dia menangis melihat kerudung itu menempel. Dia memelukku erat dengan isak tangis yang semakin menjadi-jadi.

“Aku tak perduli penyakitmu menular, yang terpenting Aku bisa bersamamu dalam suka maupun duka Kak.” Lirihnya.

Aku meneteskan air mata haru. Aku tidak menyalahkan Ibu yang melarangku bertemu kalian, Ibu yang mengurungku di kamar. Namun Aku ternyata juga menyadari bahwa ini demi kebaikan kalian semua. Takku sadari tanganku mendorong Adikku hingga tersungkur.

“Oh tidak..! Dik, maafkan Kakak. “

Tak menyangka Dia akan berteriak sekencang-kencangnya memanggil seluruh isi rumah. Hingga semua sudah berkumpul kembali.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience