Bab 1 - Cowok Sunkist

Romance Completed 20308

Bab 1
Cowok Sunkist

At the 365 Days Supermarket...

"FACIAL foam, hair nourishier, tooth paste, handwash .... Hm ... apa lagi, ya?" gumam Kimmy sambil meneliti daftar belanjanya. Ia berjalan perlahan, sementara, tangannya mendorong trolley berisi ber bagai macam keperluan.

"Oh, ya!" tiba-tiba Kimmy teringat sesuatu. "Jus melon. Ya ... melon, melon, di mana melon?" sambungnya sambil memutar trolley ke bagian makanan dingin dan buah-buahan. Kimmy emang rajin belanja buah-buahan. Ia percaya banget tips bikin hidup fresh and healthy, salah satunya adalah one glass juice everyday!.

Begitu menemukan buah warna hijau kesukaannya itu, Kimmy mulai mengamatinya satu demi satu. Yang matang, manis, dan yang nggak terlalu besar, itu yang ia cari.

"Kayaknya yang ini nggak manis, deh," ucap Kimmy nggak jelas ke siapa.

Bad habit-nya yang satu ini emang nggak bisa diobati lagi. Sebenarnya bukan satu, tapi banyak

banget. Selain suka ngomong sendiri, Kimmy juga r kelas berat, alias tukang mimpi dan pengkhayal. Ditambah lagi sifat slebornya yang nggak ketulung-an. lengkap sudah ciri Kimberly Andrea yang punya wajah manis dan imut mirip Katie Holmes ini. Jadi, jangan kaget, kalau ke mana-mana, Kimmy bawaannya suka lupa, suka kejeduk pintu, suka kepleset, suka mecahin gelas, suka jatuhin barang, suka ....

"Awww ...!" teriak Kimmy keras. Kaki kirinya kejatuhan melon ukuran sedang. "Aduuuh ... ini melon jahat bener, sih. Mau dibeli bukannya seneng, malah nimpa kaki gue. Aduuuh ...!" Kimmy meringis kesakitan. Ia berjongkok dan mencoba memijit-mijit jari kakinya yang memerah.

"Permisi," tiba-tiba terdengar suara cowok tak jauh dari Kimmy.

Masih sambil mengurut kakinya, Kimmy mengangkat kepalanya sedikit. Ia melihat kaki panjang cowok itu dibalut jins hitam gelap. Sedikit terkejut dan penasaran membuat Kimmy menarik matanya ke atas.

Kimmy cuma bisa melihat dari samping, cowok itu tak menoleh ke arahnya. Ia sibuk memasukkan beberapa buah sunkist yang ditata bersebelahan dengan rak buah melon ke dalam sebuah plastik.

"Bukannya nolongin gue, hehhh," gerutu Kimmy pelan takut kedengaran. "Nggak ada ramahramahnya dikit ...."

"Permisi," ucap cowok itu lagi. Sepertinya, ia hendak ngambil beberapa buah sunkist lagi yang letaknya agak di sebelah kanan rak. Ia agak kesusahan karena Kimmv belum juga bergeser dari tempatnya. "Permisi," ulangnya untuk kesekian kali, masih tanpa memalingkan mukanya.

Kimmy terpaksa menggeser tubuhnya agak ke samping. Saking kesalnya, tanpa sadar ia

berteriak, "NGGAK BISA APA, NGAMBILNYA DARI SANA?!"

"Apa?!" tanya cowok itu setengah terkejut.

Seketika itu juga ia menoleh ke arah Kimmy.

"Elo nggak liat apa, kalo gue la ...." Kalimat Kimmy tiba-tiba terhenti begitu melihat wajah cowok itu. Oh no! Oh my God! Oh my God! Who is this man? pekik Kimmy dalam hati. Wajah putih bersih, alis hitam subur, mata khas Brad Pitt, hidung tinggi, bibir .... Wow! Bener-bener the best combination in the world!

Mata Kimmy terbelalak. Mulutnya menganga lebar. Lebaaarrr banget! Saking lebarnya, bukan cuma lalat yang bisa masuk, burung juga bisa! Kimmy nggak sadar, tampangnya mirip orang yang lagi nonton atraksi sulap David Cooperfield.

Cowok ini keturunan apa, sih? Datengnya dari planet mana, sih? Kok ada, manusia benerbener keren kayak gini? Ckckck ...

superhandsome and extra sweet! Oh ... humh, he also smells good! What a perfect man! batin Kimmy ketika hidungnya mencium aroma parfum yang maskulin keluar dari tubuh cowok itu.

Wajah cowok itu kelihatan bingung dengan ekspresi Kimmy. Ia menatap Kimmy sebentar, lalu memalingkan mukanya dan kembali sibuk dengan sunkist- nya.

Ingat sama tampangnya yang memalukan,Kimmy mengatupkan bibirnya, lalu bangkit berdiri. "Heran sakit di kaki gue, kok, mendadak ilang?

Ajaib banget," gumamnya. Walaupun pelan, cowok tadi ternyata mendengar suara Kimmy yang seperti orang berbisik.

Cowok itu menoleh kebingungan ke arah Kimmy.

Kimmy langsung tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Halo...," sapanya salah tingkah.

Cowok itu tak menyahut. Ia malah berlalu meninggalkan Kimmy yang mesam-mesem sendiri. Kimmy menggigit jari-nya. Cool! That's

the kind of man just what I've been looking for!

Eit, ke mana dia, ya?

Kimmy meninggalkan trolley-nya begitu aja. Ia berjalan sambil matanya berputar ke sana-sini mencari cowok buruan-nya. Kimmy pergi ke bagian makanan kaleng, tapi cowok itu nggak ada di sana. Kimmy membelok ke bagian shampoo dan bodywash. Nggak ada juga. Kimmy melewati rak-rak yang penuh dengan biskuit dan sereal, tapi cowok itu raib.

Heh, hilang deh, harapan gue, batin Kimmy kecewa setelah beberapa kali memutari seluruh bagian di supermarket, ia kembali ke tempat ia meletakkan trolley-nya, mengambilnya, lalu mendorongnya ke bagian kasir. "Cash atau creditcard, Mbak?" tanya seorang kasir wanita dengan ramah.

"Cash," jawab Kimmy. Ia nggak lagi memperhatikan bagaimana tangan si kasir dengan cekatan memasukkan barang-barang belanjaannya ke kantong plastik. Pikiran Kimmy

sibuk memikirkan cowok yang baru ditemuinya tadi. Si cowok sunkist! "Seratus tujuh puluh lima ribu dua ratus rupiah," ucap si kasir.

Kimmy baru mau mengeluarkan dompetnya ketika matanya menangkap sosok cowok yang dari tadi dicarinya ke luar me-lewati pintu depan supermarket. "Hei, tunggu!" seru Kimmy tiba-tiba. Ia buru-buru berlari meninggalkan meja kasir dan belanjaannya.

Si kasir cuma bisa melongo. Beberapa orang di sekitar sana juga ikut kebingungan menyaksikan tingkah laku Kimmy.

Sampai di luar, Kimmy menoleh ke kanan dan ke kiri. Nggak ada! Cowok itu sudah nggak kelihatan lagi. "Cepet banget perginya!" gerutu Kimmy sambil mencoba mengatur napasnya yang tersengal-sengal. "How stupid of me! Bego amat sih, gue! Bego, bego, bego! Bego tiga kali lipat! Kapan lagi gue bisa nemuin cowok secakep dia. Aaah sesal Kimmy.

Setelah puas menggerutu dan menyesali diri, baru Kimmy masuk kembali untuk mengurus belanjaannya yang ditinggal-kan di kasir.

Sleepy Erlynn ...

KIMMY meletakkan tiga plastik belanjaannya begitu aja di lantai dapur. Biasanya, ada Bi Umi yang membantu Kimmy menyusun makanan

kaleng ke

lemari dan memasukkan buah-buahan ke dalam kulkas. Tapi sepertinya, kali ini Bi Umi keburu tidur. Bi Umi emang lebih cepat masuk ke kamar kalau di teve nggak ada lagi sinetron kesukaannya.

Kimmy mengambil cangkir melamine dari lemari, lalu menuangkan air dingin ke dalamnya. Rasa kering di kerong-kongannya segera lenyap setelah ia meneguk habis minum-annya. "Uh, capeknya!" keluh Kimmy sambil menarik napas. "Gara-gara cowok tadi, gue sampe harus muterin supermarket tiga kali. Giliran udah ketemu, mau dikejar, eeeh ... dia ngilang lagi.

Uuuh ...!"

Sehabis minum segelas air putih lagi, Kimmy beranjak ke kamarnya. Kamar Kimmy tampak agak gelap. Kelihatannya Erlynn teman yang tinggal bareng Kimmy telah memati-kan lampu. Mata Kimmy menyapu ke sekeliling kamarnya. Dua tempat tidur, satu dresser mirror, nakas, lemari pakaian, rak susun yang berisi penuh boneka kecil, semuanya seperti sengaja ditata teratur supaya nggak menyita banyak tempat.

Kayaknya, Erlynn abis beres-beres kamar! pikir Kimmy. Ia lega melihat kamar yang furniturenya dominan warna maple ini kelihatan rapi. Kimmy melirik Erlynn, teman sekamarnya yang pulas di tempat tidurnya. Tumben, nih anak udah tidur? Baru jam sembilan lebih, kan?

"Lynn ...! Lynn!" panggil Kimmy sambil mencolek-colek lengan Erlynn. "Hei, elo udah tidur beneran, apa pura-pura, sih? Hei, bangun, dong!"

Bukannya bangun, Erlynn malah merapatkan selimut. "Lynn, dengerin gue bentar, dong kata Kimmy lagi. Kali ini sambil duduk di pinggiran tempat tidur Erlynn. "Lynn ayolah ... bangun sebentar."

"Heeeh apaan, sih?" tanya Erlynn sambil menggeliat tanpa membuka mata. "Elo buka mata, dong! Gue punya cerita seru, nih!" paksa Kimmy lagi. "I met someone with a great great charm! Elo pasti nyesel kalo nggak mau bangun! Ayo banguuun!" "Aduuuh ... nggak bisa besok, apa? Gue ngantuk banget."

"Lynn, ayolah! Elo tuh payah, tau nggak? Masa sahabat elo mau cerita, elo nggak mau dengerin. Elo nggak setia kawan, nggak punya

rasa empati, nggak pedulian ama orang lain, nggak

"Ya-ya-ya ... gue bangun, deh," ucap Erlynn akhirnya. Ia menarik tubuhnya malas-malasan, lalu duduk. "Ya udah, elu langsung cerita aja." "Mata elo dibuka, dong! Masa udah bangun, matanya masih aja merem kayak gitu?" "Iye-iye," sahut Erlynn sambil membuka matanya yang terasa berat. "Lynn! Elo tau nggak, gue udah ketemu jodoh gue!"

"HAAAH?!"

"Beneran! Gue tadi ketemu ama cowok yang bakalan jadi pacar gue." "Siapa?" "Hm ... gue nggak tau namanya. Tapi yang pasti,

dia itu ..."

"Di mana elo ketemunya?" potong Erlynn.

"Di supermarket. Tadi waktu gue belanja, dia kebetul

"Elo diajak kenalan sama dia?"

"Belom, sih. Tapi, kayaknya bakal mengarah ke sana. Soal-nya, tadi aja, dia

"Elo udah pernah liat dia sebelumnya?"

"Eh nggak. Ini baru pertama kali gue liat dia. Aduuuhhh, elo nggak tau, Lynn. Tuh cowoknya, mukanya gant...."

"TERUS?!" bentak Erlynn menganggetkan. "Elo itu udah gila atau apa sih, berani-berani bilang, tuh cowok bakalan jadi pacar elo? Kenal aja nggak. Tau namanya juga nggak. Liat aja baru satu kali. Heh ... ngabisin waktu gue aja, elo!" omel Erlynn sambil bersiap tidur lagi. "Eh dengerin gue dulu dong, Lynn," ujar Kimmy sambil menahan Erlynn merebahkan tubuhnya lagi ke tempat tidur. "Elo motong gue melulu,

sih. Jadinya, gue nggak bisa cerita selengkaplengkapnya."

Erlynn menegakkan badannya lagi. "Cerita lengkap apaan? Ayo, coba!"

"Gini tadi itu, gue mau belanja untuk keperluan gue. Jadi, gue pergi ke supermarket di seberang sono. Terus, ya udah, gue ambil semua barang yang gue perlukan. Nah, setelah itu, gue inget, gue mau beli mel ...." "Nih cerita, sampe seri berapa?"

"Hah?!"

"Elo tuh, mau cerita apa ngedongeng, sih?

Disuruh cerita cepet, elo bilang nggak lengkap. Disuruh cerita lengkap, elo lelet banget. Aaah mendingan gue tidur. Besok aja cerita-nya!" ujar Erlynn sambil menarik selimutnya sampai ke kepala.

"Uuuh payah!" gerutu Kimmy sambil memonyongkan mulutnya. "Baru cerita

depannya aja, udah nggak sabaran. Gimana mau dengerin ampe abis? Payah!" sambungnya sambil berpindah ke tempat tidurnya.

Kimmy melirik sekali lagi ke Erlynn. Melihat anak itu benar-benar telah mendengkur, barulah Kimmy ikut meletakkan kepalanya di bantal. Matanya tak langsung terpejam. Bayangan cowok di supermarket tadi, lagi-lagi mengusik pikirannya. Cowok sunkist ... cowok sunkist gue yakin, satu saat nanti, gue pasti ketemu lagi ama elo. Pasti! batin Kimmy ber-angan-angan.

Malam itu badannya emang terasa capek, tapi pikirannya masih terang, seterang bulan di luar sana yang ikut menyak-sikan pertemuan Kimmy yang pertama kali dengan cowok impiannya.

Kimmy's Diary...

DURIAN runtuh atau apa kek namanya, I don't care! Yang jelas, gue beruntung banget hari ini. Cewek mana sih, yang nyangka bakalan ketemu ama cowok hebat waktu lagi belanja melon di supermarket? Tapi, itu terjadi ama gue. Luar biasa, kan?

Cowok itu bener-bener, deh. Aduuuh, gimana ya, ngomongnya?

Dia itu cocok banget pake baju kuning (atau orange ?). Gue yakin, setiap mata yang ngeliat dia, bakalan terpesona di tempat! Langsung! Saat itu juga! Abisnya, dia kelihatan seger banget. Fresh banget. Bener-bener sunkist abis!

Gue nggak mungkin bosen liat tampang dia. Wajahnya menyenangkan banget. Tampang orang yang bisa bikin hidup jadi lebih bergairah, jadi penuh warna, jadi indah.

Sayangnya, tadi waktu gue sempiiit banget. Boleh dibilang, gue cuma liat sekilas tampang keren cowok itu. Emang dari deket, sih. Deket banget malah. Tapi cuma beberapa menit (betul yang banyak orang bilang, saat-saat berharga itu terjadinya cuma sekejap). Gue mesti ngecek nih, kamera di mata gue udah ngerekam semua detail wajah dia apa belom.

T-shirt kuning (agak orange sebenernya, mirip ... sunkist!). Black jins, tinggi, dada bidang. Kulit muka putih. No acne seen. Sama sekali! Hidung tinggi. Rambut cokelat bercahaya. Mata unik

mirip punya Brad Pitt. Lembut. Menenangkan.

Serius!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience