Rate

BAB 3

Drama Completed 470

Beberapa minggu kemudian
Sekolahan lagi dihebohkan oleh rumor hubungan ku dengan kak Bima. Entah dari mana rumor itu berasal, apalagi foto kami berdua terpajang di mading lorong sekolah menambah heboh sekolahan. Terlebih lagi kak Bima yang notabennya adalah kapten basket yang banyak sekali penggemarnya.
“kamu pacaran sama kak Bima?” tanya Ratu.
“aku?”
“iya… Aku harap enggak.” jawaban Ratu yang membuatku mengurungkan niat untuk cerita yang sebenarnya.
“Eh.. Guys.. Kak Bima mau mengklarifikasi tentang rumor ini di tengah lapangan.” teriak teman satu kelasku yang menurutku dia adalah salah satu pengemar kak Bima.
“Nada, kamu dengar kan?. Ayo kita ke bawa!” ajak Ratu.
“kamu duluan deh.” jawabku.

Semua siswi kelas X – XII kumpul di lapangan. Guru guru pada rapat, jadi semua kelas jam kosong, dan kondisi ini dimanfaatkan kak Bima untuk membersihkan nama baiknya, mungkin nama baikku juga.
“Tenang Nada, gak akan terjadi apa apa. Ya…” ucapku dalam hati, menangkan diriku sendiri. Sebelum akhirnya ku memutuskan untuk turun ke lapangan.

Tepi lapangan dipenuhi oleh siswi yang mengagumi sosok kapen basket sekolah kita.
Pada saat yang bersamaan kak Bima sedang menunjukkan kemampuannya dalam bermain basket di tengah lapangan.
Aksinya berhenti saat ia melihat kehadiranku, dia pun sempat tersenyum ke arahku. Sebelum akhirnya dia berjalan ke arahku, dan menarikku ke tengah lapangan

“ini cewek, yang lagi kalian incar kan?, heh… Aku heran sama kalian. Kalian pacaran aja gak seheboh ini, tapi kenapa setiap kali aku deket sama cewek pasti heboh?” tanya kak Bima masih menggandeng tanganku.
“kerana kami gak suka kakak deket sama cewek lain.” teriak salah satu cewek di antara segerombolan siswi itu.
“Ratu…” ucapku pelan, saat menyadari kalau yang menjawab tadi adalah Ratu teman satu bangkuku.
“gak suka?, terus apa masalahnya sama kalian?. Oke. Terserah kalian, suka gak suka, kalian harus nerima kenyataan kalau wanita yang ada di sebelah aku adalah wanita yang…” ucapnya sambil menoleh ke arahku, aku hanya bisa menggelengkan kepalaku untuk mencegahnya. “Sangat aku cintai” ucap kak Bima yang berhasil membuat air mata ini jatuh.

Satu bulan kemudian
Hubunganku berjalan dengan lancar, walaupun kejadian waktu itu, enggak sepenuhnya menyelesaikan masalah. Ratu kini sangat membenciku, dia selalu menghindar bila bertemu denganku, bahkan dia memutuskan pindah tempat duduk untuk menjauhiku.
Tetapi, itu tak membuat hubunganku dengan kak Bima menjadi renggang, kami tetap baik baik saja, bahkan kami semakin hari semakin harmonis. Hingga… suatu masalah besar menerpa hubungan kami. Masalah yang membuat kami harus merelakan hubungan kami kandas di tengah jalan..

“jadi… Dia calon suami mama?” tanyaku ke mama.
“iya, dia om Ray yang sering mama ceritakan.” jawab mamaku bahagia, senyumnya yang selama ini tak pernah menghiasi wajah cantiknya, kini terpancar jelas di wajahnya.
“dan dia?” tanyaku sambil menunjuk ke arah laki laki yang sangat aku kenal.
“Dia Bima. Anaknya om Ray.” jawab mamaku yang berhasil membuat seluruh badanku lemas. “ada apa sih sayang?” tanya mamaku, senyumnya pun mulai memudar
“Anak?, mama tau gak?, laki laki yang selama ini bisa buat aku tersenyum setelah kepergian papa.” “itu dia ma… Kak Bima, dia orangnya ma.” jelasku dengan berderai air mata.
“Hah?” ucap mama dan Om Ray (calon papa tiriku) yang tak kalah terkejut.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience