Rate

2

Romance Series 3063

Rabu pagi, hari pertama Lia masuk ke sekolah barunya di kelas 11. Walaupun hari ini adalah hari pertama, Sekolah tetap lab sekolah, tempat yang sangat membosankan.

Lia mengucek matanya dan merapikan rambutnya yang berantakan, khas bangun tidur. setelah rambutnya sudah diikat, walaupun berantakan yang penting tidak kena air saat mandi. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan menjalani rutinitas paginya, yaitu mandi.

selama 25 menit, Lia sudah siap dengan seragam sekolah barunya. Ia berjalan menuju cermin dan mengambil sisirnya, ia menyisir rambutnya agar rambutnya terlihat lebih rapi. ia membiarkan rambutnya tergerai.

ia mengambil tas putihnya dan menyandangnya lalu ia menenteng sepatu putih miliknya turun ke bawah dan sarapan bersama Resti dan Angga.

"pagi Mi, Pi" sapanya dan mencium pipi kedua orang tuany. Ia duduk di sebelah Angga dan mengambil sehelai roti dan mengoles selai coklat.

"Lia berangkat sama papi kan?" tanya Lia disela-sela kunyahannya.
Angga mengangguk"mana berani papi biarkan kami pergi kesekolah baru sendiri, apalagi kamu orang baru jadi gak tahu jalankan"
Lia mengangguk.

Setelah ia menyelesaikan sarapan paginya ia melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
"ayo Pi, entar lagi Lia masuk" ujarnya dan memasang sepatu putihnya.

Angga langsung menyesap kopinya dengan cepat lalu mencium kening istrinya. "kami berangkat yah" ujar Angga dan melesat pergi keluar menuju mobil nya yang terparkir di halaman rumah.

****

"Hati-hati yah" ucap Angga saat Lia mencium punggung tangannya. Lia mengangguk sambil tersenyum, ia hanya sering tersenyum pada kedua orang tuanya.

ia membalikkan badannya menghadap bangunan yang sangat besar, SMA High School VG. SMA terbesar si kota ini, entah kenapa Angga dan Resti mencari sekolah untuk Lia harus yang terkenal.

Lia melangkahkan kakinya masuk kedalam SMA itu dan banyak murid yang berlalu lalang memandangnya dengan tatapan bingung, bukan mengangumkan soal tampang, Lia termaksud sebagai biasa saja, tidak terlalu cantik.

"anak baru yah?" tanya seorang anak cowok yang berseragam sama dengan dirinya.
Lia mengangguk.

"mau gue antarin ke ruang TU gak?" tanya nya lagi. Lia mengangguk lagi, ia juga tidak tahu dimana ruang TU untung ada orang yang bantu dia. kalau gak ada yang bantu dia, bisa diyakini ia akan berkeliling sekolah jadinya.

mereka berjalan beriringan, Lia harus mendongakkan kepalanya menatap cowok tersebut. Lia berpikir seperti pernah melihat cowok ini sebelumnya tapi dimana?

"kenapa liat gue kayak gitu?" Lia tersentak kaget saat ia ketahuan memperhatikan cowok disamping nya ini.

"mm__ itu, gue kayak pernah lihat lo sebelumnya. jadi gue coba ingat-ingat" ujarnya. Kan memang kenyataan, ia melihat cowok tersebut dengan intesn karena berpikir pernah bertemu.

"owh itu. kita belum pernah ketemu kok". ujar cowok itu "ok kita udah sampai" ucapnya lagi. Lia melihat pintu putih yang bertuliskan "TU" disana.

"makasih yah" ucap Lia, saat ia mau membuka pintu ruang itu, Lengannya ditahan. " Kenapa?" tanya Lia sambil mengerutkan keningnya.

cowok tersebut mengulurkan tangannya. " nama gue Zen, salam kenal. semoga kita lebih dekat yah" kata cowok tersebut sambil tersenyum. Lia membalas juluran tangan tersebut. "Adellia, Lia" balas Lia tanpa senyum.

Lia melepaskan juluran tangan Zen dan masuk kedalam ruang TU dan menghilang saat pintu ditutup.

'dingin banget tuh cewek" batin Zen.

****

Kelas XIIPS1...

Suasana kelas tersebut sangat-sangat ribut, penuh dengan kegaduhan. Terkadang guru harus mengelus dada kalau sudah masuk kedalam kelas ini yang terkenal akan mada nya. sebenarnya, hanya empat orang yang paling mada di kelas itu, karena kegaduhan yang diperbuat mereka, semuanya jadi ikutan.
sekarang satu antara empat orang tersebut sedang melamunkan sesuatu. Jadi dia hanya diam saja ditempat duduknya, tidak ribut seperti biasanya.
ketiga temannya memandang nya bingung.

"yo, lo kenapa?" tanya Dirga.
Lio tersentak saat ada tepukan mendadak di punggung nya

"jangan termenung yo, nanti kesambet Vero Lho" Ujar Dito sambil terkekeh.

"kok gue sih?" tanya Vero sambil menunjuk dirinya sendiri. "emang gue setan?".

"Iya..." jawab Dirga dan Dito bersamaan.

"njirrrrr..."umpat Vero dan menjitak kepala Dirga dan Dito bergantian. Mereka tertawa termaksud Lio yang melihat tingkah mereka.

seketika semuanya diam dan memandang Lio dengan serius." lo kanapa yo, tadi menung?" tanya Dirga sekali lagi.

Lio terdiam, ia berencana merahasiakan ini dari Teman-teman nya. kalaupun dikasih tahu palingan mereka akan bilang 'owhh, gitu...' yang bikin orang sakit hati.

"gak ada, gue ngantuk aja" alasannya yang cukup mujarab karena Teman-temannya mengangguk mengerti dan kembali melakukan permainan mereka. Vero yang menganggu seorang cewek yang sedang diam. Dirga yang menggangu anak cewek yang lagi merumpi dan Dito yang sedang mojok dengan ceweknya. biasanya Lio akan mengikuti Dirga, menganggu anak cewek merumpi yang beritanya terkenal akan kebenarannya.

seketika ruang kelas yang tadi ribut menjadi diam saat guru BK mereka masuk dengan seorang anak cewek. Lio membelalakkan matanya, ia sungguh senang sekali bisa bertemu lagi dengan cewek tersebut.

"perkenalkan diri kamu nak" suruh Melati, guru BK.

"perkenalkan nama gue Adellia Restiana Angga, panggil aja Lia. salam kenal" ucap Lia tanpa senyum.
semua orang diam dan langsung menatap ke arah Lio dengan pandangan bertanya-tanya.

"kalian berdua kembar?" tanya Dirga yang duduk disebelah Lio. Lio menggeleng "nama gue Adelio Tristan Angga, bukan Adelio Restiana Angga. ok" ujarnya agar semua Teman-teman nya mengerti kalau dirinya bian kembar dengan Lia. Walaupun nama mereka miris sama, cuma membedakan 'O' dan 'Tristan' nya dan sepertinya nama Adellia double L, pengucapan Lia dalam mengatakan L nya.

"buk, Lia duduk disebelah saya yah buk?" tawar Lio pada Melati. Melati menatap curiga Lio.

"demi apa kami mau ngasih Lia tempat duduk disebelah kamu?" Tanya Melati dengan curiga.

"deni cinta saya kepadanya buk" Ujarnya.

"assekhh" sorak ketiga temannya.

"mana ada orang yang mau sama kamu" protes Melati, tidak mau kalah.

"kenapa tidak mau buk, saya ganteng, paling jago dalam bidang olahraga, baik, nakal nya dikit, pintar_"

"pintarnya tolong diralat yah, pintar dalam melawan guru, pintar mengangguk guru, menganggu temanmu dan__"

"ibuk ihh, jahat. masa aib saya dibuka sih sama anak baru. nanti saya gak berhasil dapat hati dia. ibuk gak kasihan sama saya udah jomblo dua bulan lho buk"

"dasar playboy" gumam Lia pelan tapi bisa di dengar oleh Melati.

"tuh,Lia sendiri bilang kamu playboy. berarti dia gak mau sama kamu walaupun kamu gantengnya sejagat raya" ujar Melati. Lia langsung memperhatikan ekspresi Lio yang dikatakan seperti itu.

"biarin kalau gue playboy, nanti lo juga jatuh hati kok sama gue karena gue nih gantengnya yah ampun" ujar Lio sambil tersenyum dan mengedipkan matanya genit pada Lia. Lia bergidik jijik dan membuang muka nya, ia memutar bola matanya keseluruh tempat duduk dan ternyata terdapat satu tempat duduk yang kosong yang terletak tepat di depan Lio. Lia mendengus kesal dan terpaksa permisi pada Buk Melati untuk duduk dibangku yang kosong tersebut. "terima kasih yah buk, saya mau duduk dulu" ujar Lia.

Lia duduk di samping dinding dan disebelahnya ada seorang anak cewek yang akan menjadi teman sebangku Lia.

"hai Lia, nama gue Bina" ujar Bina sambil tersenyum.

"pembina upacara" ejek Lio.

pletak...

"awhh sakit" keluh Lio mengelus pipinya yang di hantam oleh telapak tangan Bina.

"mampus.." kesal Bina garang.

"lo mantan gue yang paling aneh bin ajaib" ujar Lio.

"kacian anak mami" ejek Dirga dan di tertawai oleh ketiga temannya saat ia terkena tampar oleh Bina.

Lia tidak memperdulikan keributan yang dibuat Lio dan Teman-teman nya. Lia lebih memilih mendengarkan lagu, untung saat ini guru sedang rapat sampai jam 10. Jadi semua anak berada di kelasnya tanpa guru tidak boleh keluar daru kelas.

Lio memandang Lia dengan tampang seperti berpikir. mungkin ia berencana modus pada Lia. Type cowok seperti inilah yang Lia tidak suka.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience