1. Aku Reno Rehardian

Romance Series 274

Malam ini, 21 mei 2019, di kamar sederhana. Aku duduk di tempat tidur. Menatap jendela yang tertutup krei warna biru muda.

Aku beranjak dari tempat tidur. Melangkahkan kaki menuju jendela. Krei warna biru muda kugeser perlahan. Bulan purnama menjadi pemandangan pertama yang kulihat. Teduh sekali rasanya melihat bulan purnama. Jemariku menarik kunci jendela. Aku dorong perlahan hingga terbuka sepenuhnya. Wajahku langsung disergap dinginnya udara malam.

Aku menarik napas dalam-dalam menikmati aroma malam. Aromanya menyatu dengan kerinduan. Dia seorang gadis kecil yang istimewah dalam hidupku. Dia adalah Wulanku. Nama lengkapnya adalah Wulan Triasih. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Karena dia ... Aku mampu melihat dunia yang sebelumnya tak pernah aku jamah. Dunia wewangian penuh cinta dan perjuangan.

Aku membalikkan wajah. Menatap laptop yang tergeletak di tempat tidur. Hatiku tergerak untuk membuka dan mulai menyalakannya. Mulai hari ini, aku berniat untuk membuat sebuah cerita panjang pertamaku. Dengan dukungan dari beberapa teman dekat, membuat semangatku bertambah.

Mungkin aku tidak bisa menulis dengan rangkaian kata-kata indah. Hanya sebaris paragraf yang berisi tulisan sederhana. Bahkan bisa jadi terkesan klasik. Tapi, aku berharap, kesederhanaan tulisanku tidak menghilangkan kesan-kesan indahnya.

Oo iya. Perkenalkan, namaku, Reno Rehardian. Anak nomor tiga dari lima bersaudara. Kakakku yang pertama bernama, Syam. Dia sudah memiliki istri dan satu anak laki-laki. Kakakku yang kedua bernama, Lina. Dia cantik bertubuh mungil, diantara keempat saudaranya yang berpostur tinggi. Dia sudah punya suami dan dua anak laki-laki yang lucu-lucu. Adikku pertama namanya, Novi. Dia gadis yang cantik, baru lulus tiga tahun lalu. Sedang si bungsu namanya, Arief. Dia berstatus sebagai pelajar sekolah menengah kejuruan.

Aku adalah anak dari, Ibu penjual kerupuk. Ayahku adalah guru di SMA jakarta. Namun, empat tahun lalu, Ayah meninggal. Membuat roda kehidupan di keluarga berputar 360°. Sekarang, aku dan Ibu adalah tulang punggung keluarga. Kedua kakakku sudah memiliki tanggung jawab di keluarganya masing-masing. Meskipun, mereka tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang anak. Berbakti pada orang tua.

Aku biarkan jendela kamar tetap terbuka. Membiarkan udara dingin malam membelaiku. Pikirku menembus dimensi ruang masa lalu. Di mana pertama kalinya aku bertemu dengan, Wulan. Dari sinilah, kisah ini akan kumulai. Seorang pria dewasa sepertiku berkenalan dengan seorang gadis yang baru beranjak remaja.

___bersambung___

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience