Bab 2

Romance Series 55

===£••£===
Gabriel menyeret dua koper besar dan sebuah ransel penuh sesak di punggungnya. ia baru saja diusir dari apartemen nya, kini tanpa arah, tanpa tujuan. setiap langkah yang diambil terasa berat, bukan hanya karena beban barang bawaannya, tetapi juga karena beban masa depan yang tak pasti. ia berjalan menyusuri trotoar yang ramai, berusaha untuk menyatu dengan keramaian, namun tetap merasa terasing. ia memutuskan untuk menuju ke sebuah kantor, berharap bisa menumpang sebentar di sana, setidaknya sampai ia menemukan solusi.

saat melewati sebuah gang sempit yang agak sepi, di dekat area perkantoran elit, telinganya menangkap suara jeritan lirih. Gabriel berhenti, jantung nya berdegup, ia bukanlah tipe orang yang suka mencari masalah, tapi nalurinya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. mengintip dari balik tiang listrik, ia melihat dua pria berbadan besar tengah mengelilingi seorang wanita paruh baya.

rambutnya disanggul rapi, meskipun kini sedikit berantakan. wajahnya yang terlihat elegan kini pucat pasi, dan ia terus memohon agar tas tangannya yang terlihat mahal itu agar tidak diambil.

"jangan! tolong, jangan ambil!" suaranya bergetar. Gabriel merasakan darahnya mendidih, meskipun kini ia sendiri sedang dalam keadaan yang terpuruk, tapi ia tidak bisa hanya tinggal diam melihat ketidakadilan yang terjadi di depan matanya. dengan koper yang masih di tangan, Gabriel melangkah maju.

"hey! apa yang kalian lakukan?!" suaranya terdengar lebih berani dari yang ia duga, meski sedikit bergetar. kedua preman itu menoleh, menatap Gabriel dengan tatapan yang meremehkan.

"bukan urusanmu, bocah!" salah satu dari mereka menggeram, melangkah mendekat. Gabe merasa takut, kakinya gemetar. namun, saat ia melihat mata wanita itu yang penuh harap, Gabe jadi menguatkan diri. ia tidak punya senjata, tidak punya kekuatan fisik yang sebanding, tapi ia punya keberanian.

ia mengangkat koper yang ada di tangannya, seolah siap menjadikan nya sebagai perisai. "lepaskan dia! atau aku akan teriak dan panggil polisi!"

para preman-preman itu tertawa meremehkan. "teriak saja, siapa yang peduli?" mereka melangkah maju, mengancam. Gabriel bersiap untuk yang terburuk. namun, tiba-tiba dari arah kejauhan sana terdengar suara sirine mobil polisi. entah itu kebetulan atau memang ada yang menelpon nya, suara itu cukup membuat kedua preman itu panik. mereka saling pandang, lalu dengan cepat melepaskan tas wanita itu dan kabur terbirit-birit masuk ke dalam gang yang lebih gelap.

wanita itu terhuyung, Gabriel segera menopangnya. "anda tidak apa-apa?" tanya nya lembut, suaranya masih sedikit terengah. wanita itu mengangguk, masih gemetar. ia memegangi tasnya erat-erat.

"terima kasih, nak. terima kasih banyak. anda sudah menyelamatkan saya." ia menatap Gabe dengan mata yang berkaca-kaca, penuh akan rasa syukur. "siapa namamu, nak?"

"Gabriel, nyonya." jawabnya. "anda tidak terluka?"

"tidak, tidak. hanya sedikit terkejut." wanita itu menghela napas lega, ia mengeluarkan sebuah kartu nama dari dalam tas nya. "ini, nak. jika anda butuh bantuan apa pun, hubungi saya. saya berhutang budi padamu."

Gabe menerima kartu nama itu, ia melihat nama yang tertera; Diana Grace Davies. di bagian bawah nya, ada sebuah logo perusahaan besar yang sangat ia kenal; Brynhild Corp. Gabe terkejut, ini adalah perusahaan raksasa yang namanya menjadi legenda. Brynhild Corp, perusahaan yang didirikan oleh Aisling Brynhild Davies, seorang wanita yang mengubah aturan main dan menantang batasan. ia menatap nyonya Diana dengan pandangan baru, menyadari bahwa wanita yang baru saja ia selamatkan bukanlah orang sembarangan.

"t... terima kasih, nyonya." kata Gabe, kikuk.

nyonya Diana tersenyum hangat. "tidak, Gabriel. saya yang harusnya berterima kasih. anda sangat berani." ia melihat koper-koper Gabriel. "anda sedang dalam perjalanan?"

Gabe mengangguk pelan. "iya, nyonya. saya... baru saja diusir dari apartemen."

raut wajah nyonya Diana seketika berubah prihatin. "oh, begitu. kalau begitu, anda harus menghubungi saya. saya akan memastikan pekerjaan di perusahaan saya. ini adalah cara saya membalas budi."

Gabriel terkejut, sebuah tawaran pekerjaan? dari ibu-ibu yang baru saja ia selamatkan, yang ternyata punya koneksi dengan Brynhild Corp? ini terasa seperti keajaiban.

"terima kasih banyak, nyonya." ucap Gabriel, suaranya tercekat. nyonya Diana tersenyum lagi.

"sama-sama, nak. sekarang, saya harus pergi. ada sopir saya yang menunggu." ia menunjuk kepada sebuah mobil hitam mewah yang baru saja berhenti di ujung gang.

"ingat, hubungi saya." nyonya Diana pun pergi, meninggalkan Gabe sendirian di gang sempit itu, di antara koper-koper dan sisa-sisa ketegangan. Gabe memandangi kartu nama di tangannya, Brynhild Corp. sebuah nama yang membuat jantung nya berdegup kencang. hatinya dipenuhi rasa syukur dan harapan, pengusiran itu, insiden dengan preman itu, semuanya terasa seperti serangkaian kejadian yang menuntun nya pada momen ini.

ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetap Gabe tahu satu hal; hidup nya baru saja berbelok, dan nyonya Diana, entah bagaimana, adalah perantara nya.
===£••£===

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience