Bab4

Romance Series 1302

"Baik minggu depan kumpulkan tugas kalian nanti" ucap Guru sejarah.

"Baik pak." jawab murid serempak.

Kini sudah banyak murid yang sudah meninggalkan kelas mereka karena ini sudah jam pulang,Alice yang memang di kenakan jadwal piket terpaksa harus telat untuk pulang.

"Kau sedang apa?" Tanya Marcell yang melihat Alice sedang menyapu lantai.

"Kau tak liat aku sedang piket" balasnya.

"piket itu apa? di sekolah kita yang lama da ada tu yang nama ya piket?" tanya Marcell dengan tampang polosnya.

mendengar itu degan malas, Alice menatap ke arah Marcell. "Marcell tolong ya bedakan sekolah di sini! sama sekolah lama mu! jelas saja lah beda, kan sekolah lama mu ada tukang kebersihan ya" ketus Alice yang kembali meyapu lantai.

mendengar itu Marcell hanya mengangguk mengerti " mau aku bantu?" tawar Marcell Alice langsung menggelengkan kepalanya.

"Kamu pulang ajh sana" usir Alice, Marcell langsung cemberut, saat Alice ingin mengusirnya.

"Aku gak mau pulang, kalo kamu belum pulang, nanti aku gak bisa peluk kamu" ucap Marcell yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Alice, Alice langsung melirik ke arah temannya yang sedang piket, terlihat bahwa wajah temanya terlihat terkejut saat mendengar Marcell berkata seperti itu.

"Marcell" tegur Alice malu.

"Hahaha kau malu kan Honey, ya sudah aku tunggu kamu di parkiran ya" ucap Marcell mengelus pipi Alice dengan sayang.

"Astaga itu orang" ucap Alice tak habis pikir melihat tingkah Marcell yang jail itu.

Setelah selesai piket, teman di kelas Alice pun keluar untuk pulang, Alice terpaksa masih di kelas karena tadi semua temannya tidak ada yang mau membuang sampah, karena Alice suka kebersihan jadi Alice lah yang membuah sampah kelasnya.

Alice berjalan menyusuri lorong sekolah dengan dua kantong plastik besar di kedua tangannya,  Alice berjalan ke arah pagar sekolah untuk membuang sampah kelasnya, belum sempat Alice sampai di depan sekolah tiba-tiba saja ada sebuah motor ninja yang dengan sengaja menyegol bahu Alice, alhasil sampah yang di pengang Alice pun jatuh berhamburan.

"Astaga!" pekik Alice kesal, kini pekerjaan ya, menjadi bertambah karena sampah ya berhamburan.

Saat Alice sedah sibuk memugut sampah-sampah ya, sebuah mobil sport berwarna biru berhenti tepat di depan wajah Alice, Alice langsung melirik siapa orang yang telah berhenti di depannya teryata itu Marcell.

"Kamu piket di halaman sekolah juga?" kesal Marcell saat melihat Alice mengut sampah di halaman sekolah.

"Sampah ku jatuh" jawab Alice malas.

Marcell menghembuskan nafas ya, dia benar-benar bingung dengan sikap Alice saat ini, dia bingung kenapa bisa Alice mempunyai sikap yang sangat berbeda dari terakhir mereka bertemu.

Dengan malas Marcell langsung jongkok kan badannya membantu Alice memungut sampah ya, agar pekerjaan ya cepat selesai.

"Di mana tempat sampah ya?" tanya Marcell, dengan malas.

"Depan sekolah tu.." tunjuk Alice. Marcell langsung berjalan ke luar sekolah dan membuang sampah itu ke tempat ya dengan cara di lempar.

Marcell kembali ke halaman sekolahnya, dan mendatangi Alice di sana "masuk ke mobil, kita pulang sekarang" putus Marcell Alice langsung menurut.

Di perjalan. Alice sibuk membongkar isi mobil Marcell entah apa yang saat ini Alice cari, melihat Alice yang saat ini sedang sibuk membongkar isi mobilnya Marcell hanya geleng-geleng sendiri, Alice sempat terseyum saat dia mendapatkan foto mereka berdua yang ada di salah satu kantung mobil Marcell, Alice mengambil ya dan dia tersenyum saat melihat foto itu.

"Jagan di liat terus, nanti foto ya hidup lo" tegur Marcell, Alice langsung menatap Marcell horor.

"Haha sudah jangan liat aku kaya gitu, mending kita makan dulu kan, yuk turun" ajak Marcell, Alice pun turun dari mobil.

Marcell menuntut Alice masuk ke salah satu mall yang berada di pusat kota Australia, selama berkeliling di dalam mall, Alice selalu saja Memengang tangan Marcell begitu juga dengan Marcell yang dengan erat memengang tangan Alice, setelah lama ya berkeliling akhirnya Marcell pun membawa Alice masuk ke salah satu restoran yang ada di mall.

"Aku mau es kirim" pita Alice.

"Iya mau yang rasa apa?" tanya Marcell.

"Belikan yang rasa coklat vanila ajh ya" pita Alice, Marcell pun langsung berjalan ke arah kasir untuk memsan es kirim.

Selama menunggu antrian yang panjang Marcell mencoba untuk membuka akun sosmed ya, dia tertawa saat mendapatkan foto Teman-teman ya di New York yang sedang merayakan ulang tahun, salah satu sahabat mereka, Marcell berkomentar di foto itu dia mengucapkan selamat ulang tahun ke pada temannya, dan permohonan maaf karena tak bisa hadir.

"Marcell!" tegur seseorang gadis, Marcell langsung menoleh saat melihat gadis itu, dia bingung siapa gadis ini kenapa dia bisa tau namanya.

"Kau tak kenal aku? Aku Lisa tetangga kelas mu" ucap Lisa memperkenalkan diri ya.

Marcell sempat berpikir tapi dia benar-benar bingung siapa gadis di depannya ini. "Tak apa jika kau tak ingat, mungkin di sekolah nanti kau akan ingat aku. Owh iya dengan siapa kau  ke sini?" tanya Lisa basa basi.

"Dengan Alice tu dia sedang duduk di sana" tunjuk Marcell, wajah Lisa langsung menjadi kesal saat tau Marcell jalan dengan Alice.

"Apa kalian dekat?" tanya Lisa penasaran.

Marcell hanya mengangguk tak lama pelayan memanggil Marcell mengatakan bahwa pesanannya telah siap. "Owh iya Lisa aku deluan ya, senang bisa berkenalan dengan mu" ucap Marcell dan langsung melangkah pergi dari harapan Lisa.

Di kejauhan Lisa bisa melihat betapa romantis nya Marcell dengan Alice jujur saja Lisa itu sangat cemburu apa lagi Marcell itu sangat tampan bahkan ketampanan ya itu sangat jauh dengan Kevin sangat-sangat jauh.

"Apa bagus ya sih Alice itu? Liat saja ya tak lama aku pasti akan merubut Marcell dari mu! Ingat itu!" ancam Lisa, yang langsung beranjak pergi, keluar restoran.

??????????

"Marcell ihh jagan ambil terus dong, kamu kan punya sendiri" kesal Alice yang dari tadi melihat Marcell mencoba mencomot es kirim ya.

"Punya mu enak Honey" kekeh Marcell yang langsung membuat Alice cemberut.

"Kan rasa ya sama ajh Cell" rengek Alice pada Marcell.

"Biarin" balasnya santai, melihat wajah Alice yang sudah terlihat kesal dengan jail Marcell langsung menyentuh hitung Alice dengan es kirim ya.

"MARCELL" kesal Alice yang langsung mencubit perut Marcell.

"Aduh.... Sakit yang" ringis Marcell menahan cubitan Alice.

"Biarin" ketus ya.

Marcell hanya terkekeh melihat wajah Alice yang sudah bed mood, tak lama es kirim mereka pun habis Marcell memutuskan untuk membawa Alice pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah Alice, kening Marcell langsung mengerut saat melihat kondisi rumah Alice yang sangat beda jauh dengan kondisi rumahnya di New York.

"Kenapa?" tanya Alice yang sudah tau apa isi otak Marcell.

"Kenapa, rumah mu begini?" tanya Marcell bingung.

"Aku jatuh miskin" jawab ya ngasal, Marcell langsung menatap Alice tak percaya.

"Bohong! Kamu bohong kan, mana ada kamu jatuh miskin, aku liat perusahan ayahmu baik-baik saja ko" tolak Marcell, seolah-olah dia tidak terima kalo Alice benar-benar jatuh miskin.

"Kenapa kamu gak mau pacaran sama aku kalo aku jatuh miskin gitu?" tanya Alice wajah Marcell langsung terkejut saat mendengar Alice berkata seperti itu.

Dengan cepat Marcell langsung menggelengkan kepalanya dia tak mau lagi berpisah dengan Alice sungguh dia tak mau. "Aku gak mau kita pisah lagi Alice, aku senang akhirnya kita bisa bersama lagi" balasnya terseyum.

Alice menepuk pipi Marcell dengan sayang dia mengecup bibir Marcell sekilas, tak lama Alice pun turun dari mobil yang langsung di ikuti dengan Marcell di belakang.

"Kenapa Kamu tinggal di sini Honey?" tanya Marcell penasaran.

"Gak papa aku mau coba ajh, jadi orang serba kecukupan itu kaya apa rasa ya?" ungkap Alice yang langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa.

"Jadi itu alasannya kenapa sikap mu aneh saat di sekolah tadi" tebak Marcell Alice hanya mengangguk.

Marcell duduk di samping Alice, dia memeluk tubuh Alice dari sampaing. "Aku merindukan ratu es ku, apa Alice ku yang cantik dan jenius itu sedang bersembunyi saat ini?" tanya Marcell, Alice hanya tertawa.

"Marcell, berhenti lah memanggil ku ratu es" pita Alice sambil menyalakan televisi.

"Haha bukan kah itu memang julukan mu sayang, Alice si Ratu es" ungkap Marcell sambil mencium leher Alice, membuat Alice yang merasakan cumbuan Marcell menjadi terkekeh karena merasa geli.

"Setop Marcell hehe ini geli" ucap Alice di barangi dengan tawanya yang cukup keras.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience