Chapter 2

Mystery & Detective Series 1063

Keluar dari hangatnya rumah, menghirup udara segar, melihat lagit yang cerah, mendengar suara kicauan burung, dan mencium harumnya bunga itu lah yang selalu aku ingin kan mendapat kenyamanan dari setiap orang tetapi tidak itu hanyalah hayalan belaka, yang nyatanya aku adalah seorang bedebah dan menjadi bahan bullyan. Ingin rasanya aku membunuh orang-orang yang telah membuatku menderita tetapi apa daya itu semua hanyalah keinginan bukan kenyataan dan kurasa itu tidak akan menjadi kenyataan.

*****
Yah! Hari ini aku harus sekolah yang sering ku sebut dengan neraka tapi tak apa karena aku rasa sudah biasa mendatanginya. Aku pun memasuki bus sekolah yang menungguku di depan rumah.

Saat aku memasuki bus semua orang yang berada di bus tersebut menatap ku dengan sinis dan tajamnya, aku hanya bisa menunduk dan bejalan mencari tempat duduk yang kosong, ketika aku menemukan tempat duduk yang kosong salah satu tempat duduk itu sudah ada yang menempati, dia adalah teman sekelas ku yang bernama TUKI.
"Permisi apakah aku boleh duduk di samping mu? " kataku dengan nada memohon.
"TIDAK!! kau tidak boleh duduk di sampingku apa kau tidak punya malu duduk disini dasar BEDEBAH". Kata Tuki dengan menatap ku tajam
Aku hanya bisa tertunduk karena perkataannya aku pun berdiri di tengah-tengah tempat duduk karena aku tidak mendapatkan tempat duduk.

Beginilah nasibku yang malang saat aku di bus jika bus ini berhenti mendadak akupun terjatuh ke bawah dan semua orang yang ada di bus tersebut menertawaiku, mereka tidak hanya menertawaiku tetapi mendangku sampai aku berguling dan membuat baju sekolahku agak kotor.  Yahh seperti biasa kerjaan ku hanya bisa diam dan tidak melawan karena ini sudah aku anggap menjadi olahraga dalam hidupku.

Setelah ku terjatuh akupun berdiri dan membersihkan bajuku itu supaya bersih. Tiba-tiba ada seseorang menghampiriku dan akupun mengenal orang ini,  ya ini teman ku yang bernama ANYA dia merupakan orang yang sering membuatku menderita meskipun aku kadang-kadang ingin memukulnya tetapi aku tahu dia wanita makanya aku biarkan saja karena menurutku orang yang menyakiti wanita lebih buruk dari seorang pecundang.
*****
Anyapun mendekatiku dengan senyuman sinisnya
"Hey lo pecundang kasian banget sih lo jatuh, ih baju lo kotor lagi. Ni ya mumpung gua baik sini gua bersihin tu baju".
Anyapun menyemprotkan saus sambal bekas makanannya ke baju ku. Ya aku hanya diam dan mengusap baju yang aku pakai agar bisa menghilangkan bekas saus itu.

Diapun pergi sambil tertawa dengan puasnya. Kalau saja aku tidak menjadi orang payah begini mungkin riwayat temanku itu sudah habis di tanganku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience