bab 5 ( rumah david )

Romance Series 2374

Vita berdehem untuk mencairkan suasana yang tiba-tiba berubah jadi hening dan agak mencekam.

"David..."sapa vita dengan senyuman kakunya.

"Kalian lagi membicarakan apa?"ujar david tenang sambil menatap vita yang berdiri ditepi meja makan.

"Kita lagi bahas masalah asal usul villa ini aja kok..."ujar vita mencoba mencari alasan.

"Tapi aku tadi dengar kalian menyebut namaku..."ujar david sambil memicing curiga kearah vita.

"Nama kamu dan nama kakek nino itu sama...jadi gak usah geer..."ujar vita akhirnya sambil tersenyum kikuk.

Nino dan yang lainnya langsung menggeleng mendengar perkataan vita.

Tika tersenyum licik saat melihat tanda kemerahan yang berada dijakun david."Vit...itu tanda dijakun david lo yang buat?"

"Ya iya lah! Gimana? baguskan karya gue..."seru vita dengan bangga, bahkan vita tidak menyadari tatapan cengong dan tidak percaya yang diberikan teman2nya serta anak buah david.

"Vita...jangan bilang lo udah gak perawa-aaww..."perkaraan enjel terhenti dan berubah menjadi ringisan saat tiba-tiba vita langsung menjitak kepala enjel dengan kuat.

"Jangan asal nuduh! Gue ini masih suci dan masih disegel ya!"ujar vita kesal.

David tersenyum tipis mendengar perkataan vita.

"Untuk saat ini lo masih aman tapi untuk beberapa waktu kedepan kita liat aja...apa lo masih disegel atau udah dibobol..."ujar tika dengan santai dan tenang sambil menatap vita dengan senyuman liciknya.

"Dasar wanita ular!"desis vita kearah tika.

David sedikit takjub dengan keberanian dan ketenangan yang dimiliki tika, bahkan tika tidak takut sama sekali dengannya. Tika selalu bisa mengendalikan dirinya, namun david merasa tika bukanlah wanita biasa yang pada umumnya. David dapat melihat tatapan penuh kebencian  yang juga disertai oleh dendam yang selalu dipancarkan tika kepada teman-temannya.

Namun anehnya tidak ada satu pun teman2nya yang menyadari tatapan itu, bahkan teman-temannya seperti tidak dapat melihat tatapan itu dari mata tika. Bahkan mereka masih dapat tertawa dan bercanda bersama, pertemanan yang sungguh luar biasa.

David, tentu saja tahu dengan hanya melihat kilatan mata tika yang selalu memancarkan kebencian dan juga rasa dendam yang selalu diarahkannya kepada empat teman-temannya. Karna david sudah begitu banyak bertemu dengan orang-orang yang seperti tika dan bahkan lebih mengerikan dari pada tika.

"Kalian mau kemana? Kok udah pada rapi sih pagi-pagi gini..."tanya vita heran, pasalnya dirinya saja masih mengenakan piyama dan bahkan belum mandi baru siap cuci muka dan gosok gigi.

"Kita mau pulang..."jawab nino setelah meneguk teh hangat miliknya.

Mata vita membulat sempurna saat mendengar perkataan nino."apa! Kok gak ada yang bilang ke gue sih, kalo kita balik hari ini..."ujar vita sambil menggerutu kesal.

"Karna kami mau pulang tampa lo..."timpal tika santai.

"Kita datang bersama-sama dan kita pulang juga harus sama-sama!"balas vita tak terima.

"Lo pasti akan pulang dengan david, karna dia kesinikan untuk lo..."balas tika sambil menatap vita menantang.

"Sialan..."gerama vita sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Vita...kami tidak maksud meninggalin lo disini sendiri bersama david...kita tetap akan pulang bersama tapi lo semobil dengan david..."terang enjel yang berdiri disamping vita,  enjel mengusap punggung vita untuk menenagkan vita yang tengah menahan emosinya.

Setelah mendengar perkataan enjel vita pun menatap david kesal, vita tahu pasti semua ini ulah david.

"David, aku tetap mau pulang sama mereka..."ujar vita dengan wajah kesal.

"Sebaiknya kamu mandi dan bersiap..."balas david tanpa menjawab perktaan vita."semua sudah siap, kecuali kamu..."lanjut david.

Vita menatap seluruh orang yang berada diruangan tersebut memang sudah rapi dan sudah mandi. Vita merasa agak malu karna hanya dia yang belum mandi dan belum bersiap.

"David...kamu tahu kan kalo dikamar itu ada han-"

"Akan aku temani..."ujar david yang langsung memotong perkataan vita yang belum selesai.

Vita pun tersenyum mendengar perkataan david yang mengerti maksudnya, vita dan david pun pergi kekamar bersama. David duduk ditepi tempat tidur menunggu vita mandi dan bersiap, sambil menunggu david memainkan ponselnya.

"Kalian liatkan, mereka sudah mulai dekat...bahkan dileher masing2 ada tanda kissmart..."ujar tika setelah anak buah david pada bubar dan meninggalkan mereka dimeja makan.

"Gue gak nyaka kalo vita akan secepat itu melakukannya dengan david..."seru kelvin sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Udah lah, vita kan udah bilang kalo dia itu masih perawan"bela enjel.

"Gue yakin dia udah ternoda..."balas kelvin sambil memasang ekpresi wajah menyebalkan.

"Gue yakin vita gak semudah itu takluk sama david...kecuali david memaksa vita atau gak dia mencampuri minuman vita dengan obat-obatan..."ujar nino sambil berbisik.

Kelvin mengangguk setuju."gue setuju dengan lo..."

"Gue bilangin david kalian baru tahu rasam.."ancam enjel yang sudah kesal mendengar teman-temannya yang menjelekan vita.

"Dasar pengadu"desis kelvin kesal.

Setelah setengah jam lebih vita pun selesai bersiap dan berkemas, david dan vita pun menuju kedepan tempat dimana teman-teman vita dan juga anak buah david tengah menunggu didekat mobil masing-masing.

Vita hendak berjalan menuju mobil kelvin namun terhenti saat david menarik tangannya menuju mobilnya.

"Kita pulang dengan mobik ini..."ujar david sambil menyuruh vita masuk kedalam mobilnya.

Dengan terpaksa vita menurut karna kelvin dan teman-temannya sudah masuk kedalam mobil dan bersiap hendak melajukan mobilnya.

*****

Vita membuka matanya yang berat dan terasa lengket, dengan perlahan vita membuka matanya dan terkejut saat mendapati dirinya yang berada disebuah kamar.

"Ini dimana? Bukannya terakhir gue ada dimobil david..."guman vita sambil mengusap matanya, vita menatap sekeliling dan melihat hari yang sudah mulai gelap dari balik balkon yang berada dikamar ini.

Vita bangkit dari atas tempat tidur dan berjalan keluar kamar tersebut, vita melongo saat dirinya sudah keluar dari kamar asing tersebut. Vita mendapati banyak pria yang berseragam hitam tengah sibuk bolak balik, dan ada juga yang mengangkat sebuah peti besar yang isinya entah apa. Vita baru menyadari jika dirinya tengah berada di rumah david.

Vita berjalan menuju tangga dan mendengar suara ribut-ribut dari ruang keluarga, disana ada banyak anak buah david yang berkumpul sambil memegang sebuah pistol dan pisau lipat yang sudah dilumuri darah. Bahkan beberapa anak buah david tangannya berlumuran darah segar.

Vita menutup hidungnya saat mencium bau darah yang begitu amis dilantai dasar, vita berjalan mendekat kearah ruang keluarga dengan jantung berdebar.

"Kalian penghianat! Berani-benarinya kalian menjebakku!"maki david yang tengah duduk diatas tubuh seorang pria yang hampir sekarat dengan luka tusuk ditubuhnya dan juga badannya yang sudah berlumuran darah. Seakan belum cukup david dengan santai dan lihai menggores pisau lipat dan tajamnya kearah dada pria tersebut lalu menusuk jantungnya dengan kuat. Hingga badan pria yang ditusuknya mengejang dan setelahnya kaku tak berdaya.

David tersenyum puas lalu menghapus darah yang mengotori wajahnya dengan lengan kemejanya.

"Ini hukuman untuk kalian yang sudah berani menghiyanatiku!"ujar david lantang."bereskan keluarganya, dan jual anaknya untuk menjadi budak! Jangan sampai ada yang lolos satu pun! Apa kalian mengerti!"perintah david kepada anak buahnya yang langsung mengangguk mengerti.

Vita jatuh terduduk dilantai saat melihat aksi kejam david dan juga beberapa mayat yang tergeletak dengan luka tusuk dan sayatan dibadannya. Vita berinsut mundur dengan ketakutan, badan vita bergetar hebat melihat pemandangan didepannya. Sungguh ini kali pertama vita melihat mayat yang mati dengan tragis.

David menangkap kehadiran vita  dari sudud matanya, david pun menatap vita terkejut. David tidak menyangka jika vita melihat aksinya, david berjalan menghampiri vita namun vita segera menjerit ketakutan.

"Jangan dekati aku! Kau pembunuh! Kau pembunuh david!"pekik vita lantang dengan  badan bergetar dan juga air mata yang berjatuhan dipipinya.

David menghentikan langkahnya saat mendengar perkataan vita, david tahu saat ini vita pasti ketakutan dengannya.

"Jangan mendekat..."ujar vita dengan suara lemahnya lalu pandangannya pun menggelab, vita pingsan tak sadarkan diri karna syock.

David segera menghampiri vita dan mengangakat badan vita menuju kamarnya.

David membaringkan badan vita diatas tempat tidurnya, dan menyelimutinya.

"David...sebaiknya kau bersihkan dirimu dulu..."ujar teo saat melihat badan david yang penuh dengan noda darah dari musuhnya.

"Kau jaga vita sebentar..."uajr david kearah teo.

David masuk kekamar mandi dan membersihkan dirinya, dengan mandi dan berganti pakaian.

***

"Jangan mendekat..."guman vita disela tidurnya.

Saat ini david tengah mengompres vita, karna tiba-tiba badan vita panas.

David tidak meyangka jika vita akan langsung demam tinggi setelah melihat kejadian kemarin.

"Alan! Kenapa kau hanya diam saja! Cepat sembuhkan vita! Liat, badannya kembali panas!"teriak david kearah pria yang mengenakan setelan jas dokter tersebut.

Alan adalah salah satu teman david dan juga dokter kepercayaan david.

"Kamu tenang saja...panasnya sebentar lagi akan turun david..."balas alan.

"David, vita hanya demam...aku yakin besok dia akan sembuh..."ujar teo mencoba menenangkan david.

Selama bekerja dengan david baru kali ini teo melihat david yang begitu kacau hanya karna wanita.

"Jika demamnya tidak turun sampai besok pagi, maka kau akan tahu akibatnya!"ujar david kearah alan dengan wajah mengeras dan tatapan tajamnya.

Alan dan teo menghela napas berat mendengar ancama david.

***

Vita membuka matanya dengan perlahan dan disambut oleh sinar mata hari yang begitu menyilaukan.

"Nggehh..."erang vita sambil mencoba bangkit dari tidurnya.

"Sayang...kamu sudah bangun..."ujar david yang segera menghampiri vita.

Vita langsung menatap david horor."jangan mendekat david!"jerit vita.

"Tapi kenapa?"tanya david dengan wajah bingung.

"Kenapa kamu bilang? Setelah aku melihat kamu membunuh orang dengan sadis! Kamu masih pura-pura merasa tidak bersalah!"

"Membunuh? Aku membunuh siapa?"ujar david dengan kerutan bingung dikeningnya."kamu itu semalam demam tinggi sayang, dan aku yakin kamu hanya mimpi buruk..."

"Mimpi? Aku yakin semalam itu nyata david!"

"Kamu hanya mimpi sayang! Sejak kemarin kamu itu demam...percaya sama aku, itu hanya mimpi buruk..."ujar david sambil mengusap rambut vita dengan sayang.

Seorang pria yang berpakaian rapi dan juga lengkap dengan jas dokternya masuk kekamar david, yang tidak lain adalah alan.

"sepertinya demamnya sudah turun..."ujar alan."semalam kamu demam tinggi dan mengigau tidak jelas...bahkan aku sampai tidak tidur karna david yang terlalu mengkhawatirkanmu..."ujar alan dokter yang sudah merawat vita semalam.

Vita menghela napas berat."mungkin itu hanya mimpi buruk..."guman vita.

"Apa kamu merasa baikan?"tanya alan.

"Hhmm...hanya saja aku kemarin bermimpi namun terasa nyata..."ujar vita kearah alan.

"Mungkin itu hanya mimpi, terkadang kita bermimpi dan merasa itu nyata...aku juga pernah mengalaminya, namun itu hanya mimpi...dan mimpi hanyalah bunga tidur"ujar alan sambil tersenyum."mungkin kamu banyak pikiran karna itu sampai terbawa mimpi..."

"Mungkin saja..."ujar vita sambil tersenyum."hhmm...david aku mau pulang, aku takut papa khawatir karna aku tidak mengabarinya..."

"Aku akan mengantarmu pulang, setelah kamu menghabiskan sarapanmu..."ujar david sambil bernapas lega saat vita percaya jika kejadian kemarin hanya mimpi buruk saja.

*****

Siang ini setelah david mengantarnya sampai kerumah vita langsung mandi dan setelahnya duduk diruang keluarga untuk bersantai sambil menonton tv.

"Vita, kamu tiga hari ini kemana aja? Kenapa tidak pulang kerumah? Apa kamu lupa jalan pulang?"seru aldan papa vita.

Vita menatap aldan yang berdiri disampingnya dengan wajah garang dan marah.

"Maaf pa...aku kemarin pergi kevilla nino pa..."ujar vita dengan takut sambil menautkan kedua jari tangannya."papa tahukan, villa nino itu letaknya jauh dari pemukiman penduduk jadi sinyal disana agak susah..."alasan vita sambil menatap aldan dengan wajah menyesal agar aldan memaafkan dirinya.

"Kamu itu selalu saja mencari alasan! Kamu itu kapan berubahnya sih vita! Kerjaan kamu itu selalu keluyuran gak jelas, kapan kamu kerjanya?"seru aldan sambil mengusap wajahnya kasar."liat kakak kamu, diusia mudanya dia sudah bisa memimpin  perusahaan papa, sedangkan kamu hanya bisa menghambur2kan uang! Kamu liat nino, enjel, kelvin dan tika, mereka sudah pada bekerja dan memiliki usaha sendiri...sedangkan kamu apa? Kamu nganggur gak jelas, dan selalu minta uang papa! Kapan kamu mandirinya!"

Vita mendecik tak suka saat papanya selalu menbanding-bandingkan dirinya dengan kakaknya yang ambisius itu. Memang vita akui kalo kakaknya memang hebat karna diusia mudanya dia sudah menjadi pemimpin di salah satu perusahaan papanya.

"Papa tenang aja, nanti aku akan cari kerjaan kok..."ujar vita lemah.

"Mau kerja dimana kamu? Membantu kakak kamu saja kamu tidak mau..."

"Aku akan kerja, dibutik enjel, aau gak dicafe nino..."ujar vita santai.

"Kenapa harus kerja sama mereka, sedangkan kamu sendiri  bisa menjadi seorang direktor! Atau tidak kamu bisa menggantikan posisi papa!"seru aldan yang tak percaya dengan jalan pikiran vita.

"Pa...aku tu mau kerja yang santai...gajinya besar dan yang penting kerjanya sebentar dan gak melelahkan..."

"Dimana-mana kerja itu melelahkan vita..."

"Karna itu aku lebih suka seperti ini pa...bebas dan santai..."

"Dasar anak nakal..."

"Aaawww..."ringis vita saat aldan tiba-tiba menjitak kepalanya dengan kesal.

"Kalo kamu tetap tidak mau bekerja, maka papa akan segera mencarikan jodohmu..."ancam aldan.

"Kenapa harus aku?  Harusnya kakak dulu yang menikah baru aku!"balas vita tidak terima.

"Kamu ini sudah menganggur, banyak maunya! Pokoknya papa tetap akan mencarikan jodoh untuk kamu..."setelahnya aldan pun pergi meninggalkan vita yang teriak tidak terima.

*****

Maaf update lama...

Maaf jika terdapat typo...

Semoga bab ini memuaskan ya...

Thanks....

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience