Hanna bangun apabila matahari sudah terpacak diatas kepala.
Selesai membersihkan diri, dia menapak turun ke ruang makan.
" Morning Bik. " Sapa Hanna.
" Morning Non. " Balas Bik Lani.
" Bik, Ibu dan Papa dah pergi pejabat ke? " Tanya Hanna.
" Udah Non. " Balas Bik Lani.
Hanna melilau mencari kelibat Hannan. Dia bangun dari duduknya dan melangkah ke pintu dapur melihat Kelibat Hannan di kebun mini milik kembarnya di belakang rumah.
Namun hampa. Kelibat Hannan tiada disana.
" Bik. Hannan mana? " Tanya Hanna duduk semula di meja makan.
" Loo kan Non Hannan udah berangkat kerja tadi pagi Non. " Kata Bik Lani.
" Hannan shift pagi ke? " Tanya Hanna.
" Iya Non. " Balas Bik Lani.
Hanna melepaskan keluhan berat. Nak ke pejabat, dia bukan tahu apa-apa. Dia bosan dengan kehidupannya.
Masa belajar, dia sibuk bercinta. Tak seperti Hannan, dalam belajar, dia bekerja di salah sebuah Farmasi dekat dengan Universiti nya. Dan kini dia berjaya mendapat gelaran seorang jururawat.
Tak seperti dirinya, 2 tahun belajar dia gagal dalam bidang fesyen yang diminatinya.
Dia mula mengambil phone nya dan menghantar pesanan pada Hannan.
-Hannan, aku bosan kat rumah ni. Nak tak kau teman aku keluar. - Hanna.
20 minit lepas menghantar pesanan, dia tidak menerima balasan dari Hannan.
" Mesti dia sibuk. " Kata Hanna.
Ting!!
Dia melihat pesanan dari Hannan. Senyum terukir di bibirnya lalu membuka pesanan itu.
- Hannan balik jam 3 petang. Hanna okey tak? Petang kita jumpa tempat biasa. - Hannan.
Hanna membalasnya dengan cepat. Takutnya kalau Hannan sibuk dan tak sempat baca.
- Aku ok je. Aku tunggu kau tempat biasa ek. Aku nak borak dengan kau. Kalau kat rumah ni, Ibu tak benarkan aku berbual dengan kau. - Hanna.
Selang seminit dia menerima balasan.
- Okeh. Hannan faham. Jumpa tempat biasa. Bye. assalamualaikum. - Hannan.
Hanna membaca. Sambil tersenyum meleret. Bibik Lani yang melihat gelagat Hanna tahu, pesanan itu pasti dari Hannan.
" Bik. Petang ni Hanna nak jumpa Hannan. Kalau Ibu dan Papa tanya, bagitahu Hanna jumpa kawan. " Kata Hanna.
" Bisa diatur Non. " Kata Bik Lani.
" Terbaik Bik. Sayang Bik Lani. " Kata Hanna.
Hanna adalah anak kesayangan Dato Haras dan Datin Hannani. Hannan pula seperti terbuang dan tak pernah mendapatkan kasih sayang dari keduanya.
" Bik. Lepas ni Hanna pergi pejabat Papa tau. Bibik tak payah masak. Cukup untuk Bik Lani je. " Kata Hanna.
" Ok Non. Non Hanna taknak hantar makanan pada Non Hannan? " Tanya Bik Lani.
" Hannan tak bawak bekal ke Bik? " Tanya Hanna.
" Ngak Non. No Hannan bilang, dia beli aja. " Kata Bik Lani.
" Hah. Takpe biar dia beli je Bik. " Kata Hanna.
Bibik Lani hanya mampu menggelengkan kepalanya sahaja. Perangai keduanya memang jauh panggang dari api.
Selesai sarapan, Hanna melangkah naik ke bilik dan turun semula kebawah.
" Bik. Hanna gerak dulu. " Kata Hanna lalu meninggalkan Bik Lani di meja dapur sedang mengemas lepasnya makan tadi.
Di pejabat milik Dato Haras, mereka sedang berbincang bersama seorang teman satu Universiti bersamanya dulu.
" Aku tak sangka sekarang kau ada anak perempuan Ras. " Kata Tengku Afhan.
" Aku pun tak sangka kau ada anak sekacak Ayah dia. " Balas Haras melihat anak lelaki Afhan yang duduk disisinya.
" Macam-macam lah kau ni Ras. " Kata Tengku Afhan.
" Hannani mana? " Tanya Afhan lagi.
" Macam biasa perempuan dah namanya seorang pereka fesyen terkenal. Sibuk memanjang. " Kata Haras.
" Ayah, Khalif gerak dulu. Khalif kena lapor diri dekat Hospital. " Kata Aiman Khalif.
" Baiklah. Hati-hati. " Kata Afhan.
" Ayah call nanti. Khalif datang ambik bila Ayah dah selesai. " Kata Khalif.
" Takpe. Uncle akan hantar Ayah kamu nanti. " Kata Haras.
" Baiklah. Terima kasih Uncle. " Balas Khalif dan bersalaman dengan kedua lelaki itu.
" Call ayah kalau Kha ada masalah. " Kata Afhan.
" Ok Yah. " Balas Khalif dan berlaku keluar dari ruang pejabat Haras.
Tanpa disangka dia berpapasan bersama Hanna yang melangkah menuju ke ruang pejabat Papanya.
" Papa.. " Panggil Hanna ceria. Terkejut melihat ada tetamu di bilik Papanya.
" Sorry Pa. Hanna tak tahu Papa ada tetamu. " Kata Hanna.
" Takpe, come Sweet. " Kata Haras.
" Hai Uncle. " Sapa Hanna tanpa menyalami Afhan.
" Sweet Papa nak kemana ni? " Tanya Haras.
" Boring lah Pa. Kira nak shopping. Tapi takde teman. " Kata Hanna.
" Ni ke anak perempuan awak Rasa? " Tanya Afhan.
" Haah. Dia anak perempuan aku. Anak kesayangan aku. " Kata Haras.
" Kenalkan Dhia Hanna. " Kata Haras kepada Afhan.
" Cantik. Macam ibu dia ye. " Kata Afhan.
" Mana ada Uncle. Uncle jumpa dulu kembar saya. Lepas tu baru Uncle boleh lihat siapa lebih cantik. " Kata Hanna.
Berubah air muka Haras apabila Hanna menyebut kembarnya.
" Hanna ada kembar? " Tanya Afhan.
" Ada. Nama dia Dhia Hannan. " Kata Hanna.
" Kau tak bagitahu aku pun anak kau ni kembar Ras? " Tanya Afhan.
" Why Pa. Kenapa Papa lupakan Hannan? Hannan tu darah daging Papa right? " Tanya Hanna.
Dia ingin tahu kenapa Papa dan Ibunya benci sangat pada Hannan.
" Ye. Anak aku ni kembar seiras Han. Tapi masa Hannani mengandungkan mereka, ada seorang ustaz memberitahu kami, bahawa salah seorang anak dalam kandungan Hannani akan menconteng arang di wajah kami. " Kata Haras.
" Papa percaya? " Tanya Hanna.
" Ye. Kau percaya semua tu? " Tanya Afhan.
" Ye. Sebab tu aku dan Hannani taknak orang tahu yang aku ada anak kembar. " Kata Haras mengusap kepala Hanna.
" Astaghfirullah Ras. " Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Afhan.
" Jadi sebab tu lah, Papa dan Ibu tak pernah berikan kasih sayang pada Hannan? " Tanya Hanna.
" Jangan soal Papa soalan yang Hanna dah tahu jawapannya. " Kata Haras.
" Dah lah. Tak payah nak diungkit hal tu. Now, jom. Papa dan Uncle teman Hanna shopping. " Kata Haras.
" Ok. Jom. " Balas Hanna. Hilang segala pertanyaan yang ingin ditanyakan nya pada Haras.
Begitu juga dengan Afhan. Namun jauh di Lubuk hati, dia ingin sangat bertemu dengan anak gadis Haras yang bernama Hannan.
Khalif sampai di Hospital dimana dia akan bertugas mulai minggu depan. Dia melihat parking di Hospital itu penuh.
Akhirnya di memakirkan keretanya dibelakang kereta Axia berwarna hitam dan berlambang mini love dicermin belakang.
Dia mulakan langkahnya dengan bismillah dan masuk kedalam bangunan Hospital.
Beberapa orang pegawai menantinya di pintu utama Hospital.
" Selamat datang Doktor Khalif. " Kata Pegawai yang bertag nama Awal.
" Terima kasih. " Balas Khalif.
Dia dibawa masuk kesemua wad dan wad terakhir yang dia masuk adalah Wad Dahlia. Dimana Wad itu menempatkan seramai 15 orang kanak-kanak yang menghidap penyakit kanser tahap pertama hingga tahap terakhir.
Mala dan Linda yang ada di depan kaunter sedang menulis laporan terkejut dengan kedatangan dari pegawai atasan dan termasuk doktor Pakar yang akan berkhidmat disana mulai minggu depan.
" Ni Mala, dan Linda. " Kata Awal memperkenalkan mereka pada Khalif.
" Khalif. " Sapa Khalif dengan senyuman.
" Mana Hannan? " Tanya Awal.
" Kat dalam tu. " Kata Linda menunjuk Hannan yang sedang membantu budak lelaki yang muntah diatas katil.
Khalif melangkah perlahan menuju ke pintu yang menghala ke arah Hannan dan Muhammad.
" Sakit Kak. " Tangis Muhammad sambil duduk bersila diatas katil.
" Muhammad kena makan ubat. Kalau tak macam mana nak sihat. " Kata Hannan.
Hannan menggantikan pakaian Muhammad.
" Uwweeekk!!! Uuwweeekk!! " Muhammad muntah lagi namun dengan cepat Hannan menyambut dengan kedua tapak tangannya.
" Ya Allah Muhammad. " Hannan berkata.
" Muhammad jangan macam ni, kesian Kak Hannan kan. " Kata Mala mula menapak mendekati mereka sambil diperhatikan Khalif.
" Aku cuci tangan dulu. " Kata Hannan, . Elin tadi Khalif dimuka pintu tanpa melihat wajah lelaki itu.
" Akak Hannan!! " Tangis Muhammad.
Hannan terus pergi ke tandas kerana takut kanak-kanak lain akan muntah juga apabila melihat muntah Muhammad.
Share this novel