1. Back to Libur

Humor Completed 2469

---"OLGAAA!"

Teriakan nyaring si Mami membuat Olga melompat kaget dari tidurnya. Saking kagetnya, Olga sampe nempel ke langit-langit.

"Olgaaa!"

-Teriakan kedua lebih kenceng. Olga lebih kaget. Saking kagetnya, Olga sampe jatuh ke tempat tidur dan ngorok again!

"Olgaaa!"

-Asamalakata, ada apa nih si Mami pake teriak-teriak? Kali ini Olga gak mental lagi. Dia duduk di tepi ranjang barang sebentar. Sesaat, seperti biasa, ia selalu bengong dulu saban terbangun di pagi hari. Kayak orang bego. Beberapa menit kemudian, baru deh ia sadar dan langsung ngelirik 'ke wekernya. Hampir jam tujuh! Ini kan hari pertama masuk sekolah. Pantesan si Mami udah berkoko senyaring itu.

-"Olgaaaa! Kamu sekolah, nggak?" Gedoran di pintu makin kenceng.

Olga langsung mencari-cari sendalnya, lalu buru-buru bangun. Si Mami bisa senewen kalo dicuekin terlalu lama. "Iya, Miii, sebentar!" Olga berjalan terhuyung ke arah pintu. Mengintip sejenak dari lubang kunci. Wajah Mami keliatan ruwet banget kayak TIS.

"Kamu ini cewek cap apa, sih? Tiap pagi bangun siang!'" omel maminya ketika Olga ngeloyor ke luar kamar. Olga sejenak melirik Mami yang pagi-pagi gitu udah keringetan abis senam.

"Senam, Mi?"

"Iya. Kenapa?" salak Mami galak. Si Mami emang paling sewot kalo urusan diet ketatnya itu diganggu gugat. Dan Olga paling demen ngegodain kalo maminya yang gendut itu sibuk ngurusin badan.

Olga pun buru-buru masuk ke kamar mandi sambil cekikikan. Ya, daripada disambit sendal sama Mami?

Di kamar mandi, Olga mulai jerat-jerit menyanyikan lagu ciptaan terbarunya dengan irama metal:

-"Yeaah,

gi tiap pagi kita senam

-tung itung-itung biar langsing

gi tiap pagi bangun jam enam

ter muter-muter kayak gasing

oi, gak taunya bukan tambah ramping

lah malah bikin pusing."

-Mami yang lagi asyik-asyik senam, tentu sebel banget denger lagu Olga itu.

-***

-Pas nyampe kelas, kepala Olga masih pusing. Kayaknya shock banget dia harus ke sekolah sepagi itu, setelah libur panjang sebulan lebih. Ya, selama liburan itu emang Olga cuek banget. Gak pernah ngapa-ngapain. Bangun kadang jam sepuluh lebih. Itu juga karena gak enak sama Mami yang sengaja senam di depan pintu kamar Olga.

Kegiatan Olga selama libur paling cuma siaran aja. Selebihnya, ya di rumah.

Sampe-sampe di rumah bosen banget ngeliat tampang si Mami. Mau ikutan Karang Taruna di lingkungan rumahnya, acaranya rapat melulu. Mau rencana bikin ini, rapat. Mau bikin itu, rapat. Tapi ya gak pernah jadi-jadi. Akhirnya Olga milih tiduran aja di rumah. Emang salah- juga tu sekolah ngasih liburan panjang banget. Pas masuk jadinya anak-anak udah kembali bego seperti sediakala.

Olga pun kembali tertidur di bangku.

"Ol, bangun, Ol!" Wina mengguncang-guncang pundak Olga.

Olga menggeliat malas.

"Lo gimana, sih? Pagi-pagi udah ngorok-. Abis jaga malem, ya?" Wina yang duduk di bangku sebelah nampak manis dengan pita pink di rambut. Tapi Olga gak nanggepin.

Wina segera menyeret Olga ke kantin.

"Aiii, Olga, kangeeen, deh!" Gaby centil berlari kecil ke arah Olga, dan langsung memeluk Olga ditambah sun pipi kanan-kiri.

"Ogut jugaaa...!" Kodri yang dandanannya ala desainer itu ikut-ikut berlari kecil menuju Olga dan... buk! Langsung kena bogem dari Olga.

"Aduh, jahat, ih, kamu!" Kodn meringis kesakitan sambil mengelus jidatnya yang benjo1.

"Siapa suruh ikut-ikutan centil!" bentak Olga galak.

Wina cekikikan.

Dan di pagi itu yang cekikikan bukan cuma Wina. Anak-anak saling ribut jerit sana jerit sini, timpuk sana timpuk sini, sepak sana sepak sini, melampiaskan kangen. Olga ngeloyor aja ke kantin bareng Wina, ninggalin Kodri yang masih mengeluselus jidatnya. Jam pelajaran pertama emang diisi kangen-kangenan. Gak di mana, gak ke mana orang-orang pada kangen.

"Heran, gue kok gak pernah ngerasa kangen ama siapa-siapa, ya?" ujar Olga sambil melangkah menelusuri koridor.

Wina melirik. Mengamati tampang Olga yang serius banget waktu ngomong tadi.

"Tapi kalo sama gue kangen, kan?" Wina mencoba mengusik. Olga mendesis,
"Apalagi sama elo! Nggak, gue gak kangen!"

Wina jadi kuncup. Gak nyangka Olga bakal berkata seketus itu.

"Oii, Olga! Wina! Ke sini dooong!" teriakan Rudi nyaring dari ujung koridor.

Olga sama Wina menoleh. Dan di ujung koridor, dia ngeliat ada keramaian. Anakanak ngumpul ngomongin sesuatu yang kayaknya penting banget. Kedua anak manis itu pun buru-buru menghampiri. Siapa tau ada pembagian jatah oleh-oleh.

"Ada apa, Rud? Pembagian jatah oleh-oleh, ya?" sembur Olga begitu nyampe.

Wina masih ngos-ngosan.

"Yang lo pikir oleh-oleh melulu! Ayo, ikutan demonstrasi, Ol. Jangan sibuk di radio melulu, dong," ajak Rudi semangat.

-"Demonstrasi? Demonstrasi apaan?"

"Minta turun SPP, ya?" tanya Wina.

"Bukan. Gini, lho, anak-anak ceritanya mau pada protes karena liburan kemaren kelamaan-" jelas Rudi.

"Kelamaan? Kok protes?" Wina bertanya bego.

"Iya, dong. Bayangin aja, liburan satu bulan lebih! Apa gak kelamaan tuh namanya? Kalo mau ngasih libur, kira-kira, dong. Gue udah bosen kemping, ee sampe di rumah masih bengang-bengong aja. Gak ada kerjaan. Emangnya dikira kita seneng apa dibiarin cengok di rumah melulu? Mau berlibur ke luar negeri, gak punya duit. Apalagi si Ibrohim yang bawaannya gak punya duit melulu. Gimana cara dia ngisi liburan selama itu? Sebagian anak-anak malah ada yang sengaja bikin-bikin keributan di jalanan biar ada kerjaan. Kan bengong selama satu bulan lebih gak enak lho!"

Wina dan Olga mengangguk-angguk.

Wina ngangguk-ngangguk ngerti, sedang Olga ngangguk karena ngantuk.

"Udah gitu, pas masuk semua pelajaran yang udah kita terima dulu, jadi lupa semua. Gawat, kan? Makanya kalo ngasih libur tuh gak usah panjang-panjang. Pendek aja, tapi sering. Misalnya, tiap dua hari sekali, atau tiap Sabtu Minggu kita diliburin. Kan lebih enak, daripada dirapel selama satu bulan penuh!"

"Ya, ya, betul juga!" ujar Wina.

"Emang betul. Makanya kalian berdua ikutan gabung, dong! Kita ceritanya mau protes sama Kepsek, minta kebijaksanaan!" ujar Rudi makin semangat.

"Gimana, Ol?" Wina minta pendapat Olga.

Dan ternyata anak itu udah ketiduran di pojok koridor.

-***

-"Mau ngapain sih kita?" bisik Olga di tengah gerombolan anak-anak yang berduyun-duyun sambil mengacung-acungkan poster protes di lapangan sekolah.

Wina yang memaksa Olga ikutan demonstrasi itu jelas sebel banget. "Gimana sih lo, Ol? Kita mau demonstrasi nih!"

"Gue ngantuk, Win."

"Cuci muka, gih!"

"Cuciin, dong!"

Sementara anak-anak mulai teriak-teriak memanggil Kepsek.

"Wahai, Bapak Kepalanya Sekolah," teriak Rudi lantang. "Kami protes berat atas panjangnya liburan yang diberikan kepada kami."

"Ya, Bapak Kepala Sekolah! Gara-gara terlalu panjangnya liburan itu, sebagian dari kami tambah bego!" jerit Kodri yang congornya pas di kuping Olga. Olga jadi sebel.

"Iyaaaa, Bapak Kepala Sekolaaaah!!!" balas Olga menjerit pas di kuping Kodri.

"Ol, kamu teriaknya jangan di sini, dong!" Kodri kupingnya merasa pekak.

"Kamu juga jangan teriak-teriak di kuping saya! Mana belum sikat gigi, lagi!" hardik Olga lebih galak.

Wina yang mulai larut dalam aksi protes itu gak gitu merhatiin sobatnya yang tengah bersitegang.

"Bapak Kepala Sekolah...," Wina mulai ikut-ikut teriak, "liburnya jangan panjangpanjang, dong! Pendek-pendek aja! Eh, Ol, lo gak ikutan teriak?"

Olga yang ditanya diem aja.

"Ol, lo gak ikutan teriak?" tanya Wina lagi.

"Saya bukannya gak mau ikutan. Percuma, Kepseknya belon keluar."

"Kita latihan dulu, Ol."

"Ogah. Saya kan udah sering teriak-teriak di kamar mandi."

Ya, walau anak-anak pada teriak mengumbar macam-macam keluhan, Kepsek belum juga muncul.

"Bapak Kepala Sekolaaaah, keluar, dong! Dengarkan keluhan kami!" teriak anakanak serempak. "Kita kan capek teriak-teriak dari tadi!"

"Ah, ga seru kalo teriak-teriak Kepseknya gak ada," ujar Olga pelan.

"Iyaaa, gak seru Kepseknya gak adaaaa!" sambut anak-anak.

"Gak asyik kalo protesnya ga ditanggepi-," kata Olga lagi.

"Gak asyiiik kalo protesnya gak ditanggepiiin!" teriak anak-anak.

"Sama juga bo'ong," timpal Olga.

"Sama juga bo'ooooong!" lanjut anak-anak.

Tapi Bapak Kepsek masih belon keluar juga. Sementara anak-anak sudah keabisan kata-kata untuk dilontarkan dalam aksi protes liburan panjang ini. Olga juga.

"Ayo, dong, Ol. Ngomong lagi. Apaan aja, deh. Ntar anak-anak pasti ngikutin. Gak seru kalo protes gak sambil teriak-teriak," mohon Rudi yang sejak pertama teriak emang gak ganti-ganti. Kata-katanya itu melulu.

-"Saya udah keabisan perbendaharaan kata buat protes," tukas Olga.

"Duh, gimana, dong!"

Wina sendiri asyik ngebuka Kamus Besar Bahasa Indonesia guna mencari-cari kata baru.

Setelah anak-anak hampir putus asa, Kepsek tiba-tiba keluar.

"Horeeee, hidup Kepsek!" sambut anak-anak.

"Ah, akhirnya keluar juga," tukas Rudi mulai semangat lagi. "Ayo, Anak-anak, kita teriak lagi!"

"Eh, Rud, gue gak ada kata-kata lagi, nih," kata Wina yang ternyata gak sukses nyari kosa kata di kamus.

"Gak apa-apa. Yang tadi-tadi aja!"

"Bapak Kepala Sekolah, kami mau protes, karena liburan kemaren terlalu panjang. Sehingga kami bingung mau ngapain. Mau jalan-jalan kalo sebulan kelamaan. Di rumah aja, suntuk. Mau baca-baca, kok, liburan baca-baca, sih? Nah, apalagi pas masuk, kami udah lupa sama pelajaran yang pernah diajarin. Belon lagi tementemen yang hobi nongkrong di pinggir jalan, lebih gila lagi..."

"Wina..." Rudi memotong.

"Dan selama liburan itu kami lebih sering diomelin sama orangtua, karena mereka empet banget ngeliat kita yang kerjanya tidur atau makan melulu. Nah, kami mohon kebijaksinian, eh, kebijaksanaan Bapak untuk jangan ngasih libur kelamaan!"

"Wina..."

"Andai liburan itu terus-terusan panjang, kami gak tau gimana nasib kami dalam mengisinya nanti..."

"Wina... "

"Pokoknya kami ingin liburan itu diperpendek, tapi dipersering!"

"Wina... "

"Apaan, sih?!"

"Teriaknya gantian, dong. Yang lain kan belon kebagian teriak!"

"0, sori, deh. Napsu, sih!"

"Oke, sekarang giliran gue yang teriak," kata Kodri selanjutnya. "Bapak Kepala Sek..."

"Tenang! Tenang! Apa sih maunya kalian?" Kepsek naik ke atas podium.
Menenangkan massa dengan gayanya yang khas. Biasa, sok wibawa.

"Begini, Pak! Kami mau protes karena liburan kepanjangan! Kami jadi bego, lupa sama pelajaran-pelajaran yang pernah kami terima. Kami mohon kebijaksanaan ngasih liburan itu ditinjau kembali!" teriakan Rudi kedengeran paling kenceng.

-"Aduh, aduh! Kayaknya masalah ini tidak bisa dibicarakan sekarang. Kalau itu yang kalian inginkan, nanti akan Bapak rapatkan dengan dewan guru. Tapi tidak bisa sekarang, karena Bapak lagi sibuk sama urusan lapangan olahraga yang mau dibongkar. Dan untuk kelancaran pelaksanaan pemugaran tersebut, maka untuk sementara seluruh kelas diliburkan lagi selama seminggu penuh, Anak-anak!"

"Hah? Liur lagi? Horeee, kita libur lagi!" Anak-anak spontan berteriak riuh kegirangan.

"Olgaaaa, kita libur lagi!" Wina mengguncang-guncangkan pundak Olga yang ketiduran di pinggir lapangan.

Olga kaget. Sesaat, seperti biasa, bengong dulu kayak orang bego. Beberapa menit kemudian, baru deh sadar dan menatap ke arah Wina. "Apa tadi lo bilang? Libur lagi?"

"Iya, kita libur lagi!"

"Kebetulan, gue masih ngantuk."

Sementara anak-anak cowok asyik jejingkrakan.

"Horeeee...!"

"Kita kemping lagi, yuk?" teriak anak cowok.

"Eh, jangan! Kita ke Puncak aja!"

"Horeee! Horeee!"

-Dan anak-anak pun dengan riang gembira buru-buru mengambil tasnya di kelas, berhamburan pulang. Tentunya dengan sejuta rencana yang ada di otaknya!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience