Chapter 2

Romance Series 366

Pagi ini adalah PAGI TERBURUKKU.

Tiga kata .

Aku terlambat bangun.

Aku tidak bisa menyalahkan orang lain karena ini. Terlebih eomma (ibu) , karena ia sudah pergi sedari pagi untuk bekerja. Oppaku(kakakku) mungkin sudah pergi karena kuliah pagi. Sekarang sudah pukul 9 lebih dan aku masih belum melakukan apapun.

Dengan terburu buru aku masuk kekamar mandi. Seakan itu semua belumlah cukup ,dengan sialnya, aku jatuh terpeleset didepan pintu yang lebih sialnya lagi masih terkunci. Akibatnya sekarang dahiku merah-terbentur pintu- dan pantatku rasanya berdenyut sakit .

"Aish...." gerutuku sambil berusaha bangun dengan meraih handle pintu.

Karena tak punya cukup waktu untuk mandi aku hanya menggosok gigi dan membasuh mukaku dengan air. Kutatap benjolan berwarna merah didahi dari cermin akibat terbentur tadi dan memijatnya dengan pelan-pelan sambil melangkah keluar dari kamar mandi.

Saat melewati pintu kamar mandi aku berusaha berjinjit dan berjalan sepelan mungkin agar tidak terjatuh lagi. Sepertinya aku mengalami trauma dengan pintu kamar mandi sekarang.

Sesegera mungkin aku segera berpakaian dengan cepat karena jarum jam sudah bergerak terlalu jauh dari tempatnya asalnya tadi.

Akupun berlari turun melewati tangga. Dan.....

"Kenapa kau tak membangunkanku hah?!!" teriaku marah pada orang didepanku. Siapa lagi. Baek Seung Hwan. Oppaku (kakak laki-lakiku)
Kalian tahu aku sampai tidak memanggilnya dengan sopan. Oke aku salah. Kami sudah terbiasa seperti ini. Dan itu tidak masalah baginya. Parahnya orang itu bahkan seperti tak menganggapku ada sekarang.

"Ah....kau baru bangun" tanyanya santai sambil berguling-guling diatas lantai. Lihatlah sekarang dia bahkan menguap lebar-lebar tanpa menutup mulutnya, membuatku hampir saja ingin menyuapinya dengan bantal yang tergeletak manis diatas sofa.

Tak bisa diharapkan. Manusia satu itu memang tak pernah perduli dengan keadaan sekitarnya. Ia bahkan tak akan bangun saat aku membakar tumpukan komik dan video game miliknya disamping tempatnya tertidur.

"kau mau berangkat?"

Entah sejak kapan dia sudah berdiri dibelakangku. Aku tak memperdulikannya dan kebetulan aku sedang sibuk memakai sepatuku.

"Mau sarapan dulu?"ucapnya sambil menguap lebar dan mengaruk-garuk rambutnya. Berantakan sekali. Lihatlah sekarang dia tampak lebih mirip seperti gembel di jalan.

"Aku akan buatkan makanan untukmu." lanjutnya kini sambil mengelus-elus perutnya yang tidak sixpac.

Ah....baik sekali kakakku yang jenius ini. Ini pujian tulus loh!

Dengan senang hati aku akan menolak memakan masakan buatannya yang lebih mirip dengan muntahan kucing itu dibandingkan makanan yang sesungguhnya. Dia tidak bisa memasak tetapi berkata ingin memasakkanku sekarang. Dia memang berniat mengirimkanku kealam baka dengan paket kilat sepertinya.

"Tidak ,terima kasih. Aku akan makan dikantin saja." jawabku menyindir. Dia hanya mangut-mangut mendengar jawabanku sambil mengucek-ucek matanya yang penuh dengan belek.

Melihat reaksinya yang terlihat biasa saja sepertinya dia tak merasa tersindir sedikitpun. Aku malahan jadi merasa sedikit tersinggung mengingat dia tak menyadari ucapanku yang ketus.

"OMO( ya ampun)!!" teriaku panik langsung berlari keluar rumah begitu melihat jam dinding menunjukkan pukul 10.30

Meninggalkannya yang kini sudah kembali -kealamnya- berbalik tiduran dilantai depan tv bak model hanya dengan kaos dan kolor pendek tak lupa ,hueks... mengaruk-garuk pantatnya dengan pose seksi.

'Aish....gara-gara menanggapinya aku jadi lupa waktu'

-----------

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience