BAB 4

Drama Completed 296

“Samuel .. apa kau pernah merasa bahagia? Senang?”
“Tentu tidak, aku bahkan tak paham apa itu artinya.”
“Lalu bagaimana kau dapat menjalani hidup? Jika kau tak dapat merasakan kebahagiaan tapi terus berusaha membuat kemajuan dalam kehidupan, apa bedanya dirimu dengan robot?”
“Aku tak menyangkal itu, mungkin aku mesin biologis, jika aku tidak berpegang pada prinsipku tentang ‘hidup yang tertata’ mungkin sudah tak ada lagi tujuanku untuk hidup, hidup tak ada artinya.”
“Bagaimana jika aku membuatmu merasa bahagia? Kau bilang aku dapat memanipulasi perasaan sama sepertimu memanipulasi fikiran, aku dapat memasukan perasaan pada kekosongan hatimu..”
“Hati itu organ pencernaan dan ekskresi, biologimu dapat berapa sih?. Kau ini, fikirkan dirimu sendiri, bagaimana menyelamatkan dirimu sendiri, kau terlalu peduli dengan orang lain.” Samuel memejamkan matanya. “Hei.. Mia..” panggilnya dengan suara lirih.
“Iya?”
“Apa kau tahu apa itu ikatan kimia?”
“Aku tidak begitu paham dengan pelajaran Kimia.”
“Di dunia ini ada atom atom yang tidak stabil, ada yang cenderung melepas electron atau muatan listriknya, ada yang cenderung menerima elektron, untuk menjadi stabil mereka harus berikatan membentuk ikatan elektron yang stabil. Ikatan itu disebut Elektrovalensi”
“Aku tetap tidak mengerti, dan kenapa kau membicarakan hal itu?”
“Aku ingin membuat persetujuan denganmu, mari membuat ikatan kimia, kita akan saling melengkapi, dengan begitu kita dapat stabil. Kau memberiku emosi, aku akan memberimu kesedaran dan rasional.” ujar Samuel .
“Bukankah itu sama dengan yang kubilang tadi? Aku dapat membuatmu merasa..”
“Dasar bodoh, itu sepihak namanya, kalau saling melengkapi berarti aku juga harus melengkapi kekurangan, kebodohan dan kekosongan kepalamu.”
“I..iya, aku setuju” Mia terenyum.
Samuel membuka matanya, detak jantungnya berubah irama lagi, tapi kali ini membuatnya merasa nyaman dan tak pernah dibayangkanya sebelumnya. “hei… hei, perasaanmu mempengaruhiku lagi, apa ini..?”
“Itu namanya rasa senang atau bahagia.”

Keesokan harinya, para Linker mempersiapkan segala keperluan demi penyeranganya, yang dewasa membekali diri mereka dengan pistol, sementara yang muda seperti Mia dan Samuel hanya sebagai pengawas, gelombang otak Mia yang mampu merasakan perasaan orang lain diandalkan untuk mendeteksi agen pemerintah yang memakai pengacau gelombang otak di leher mereka. Di depan markas telah berdiri belasan hacker dengan tatapan kosong, fikiran mereka semua dalam kendali Hendra, Linker yang mengetuai penyerangan.

Malam hari pun tiba, dari tahap penyusupan, peretasan dan penerobosan masuk tanpa di ketahui telah berhasil.
“Cepat selamatkan linker yang ada..!” perintah Hendra. Sementara Samuel dan linker lain berusaha mengontrol fikiran semua petugas di markas tersebut. Di pojok markas, Mia menahan lima orang petugas yang memakai pengacau gelombang otak di leher mereka, Mia memberikan rasa depresi buatan pada mereka sehingga mereka tak mampu melakukan apapun termasuk perlawanan.
“Awas..!” sentak Samuel melompat menerjang tubuh Mia, sebuah peluru hampir menembus kepala Mia.
“Aku tidak punya waktu untuk basa basi tentang ‘apa kau tidak apa?’ jadi bangun dan jangan ceroboh lagi” tukas Samuel setelah menyelamatkan hidup Mia, dia segera mengontrol fikiran petugas yang lolos dari pengawasan para linker dan menembakan peluru ke arah Mia beberapa saat lalu.
“Terimakasih..” jawab Mia.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience